Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

KLBKP dan Gagal Ginjal Akut Anak: Inikah Bukti Kegagalan Sistem Sekuler Kapitalis Menjamin Keamanan Obat dan Pangan?

Minggu, 10 November 2024 | 09:39 WIB Last Updated 2024-11-10T02:39:52Z

TintaSiyasi.id -- Kejadian luar biasa keracunan pangan (KLBKP) menimpa sejumlah siswa di tujuh wilayah, yakni Lampung, Sukabumi, Wonosobo, Tangerang Selatan, Pamekasan, Bandung Barat, dan Riau. Kabarnya, ini akibat empat jenis jajanan La Tiao asal China yang terdeteksi mengandung bakteri bacillus cereus. Bakteri ini dapat memicu sejumlah keluhan akibat cemaran, yakni mual, diare, muntah, hingga sesak napas.

Lalu, masih ingatkah kita pada 2022 silam ada ratusan anak, tepatnya 324 anak menjadi korban kasus gagal ginjal akut yang diduga akibat konsumsi obat sirup dengan bahan kimia di luar ambang batas. Berdasarkan data per 6 November 2022, dari 324 anak tersebut ada 27 anak dirawat, 195 anak meninggal, dan yang sembuh 102 anak.

Kemudian sekitar tiga bulan lalu, juga ramai tersiar kabar anak-anak yang menjalani cuci darah, yang kemudian dikonfirmasi pihak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) bahwa sekitar 60 anak menjalani terapi pengganti ginjal dan sekitar 30 di antaranya melakukan terapi dialisis atau cuci darah sementara sisanya menjalani capd atau dialisis mandiri yang datang sebulan sekali ke rumah sakit. Diketahui anak-anak mengalami gejala awal kerusakan ginjal yang diakibatkan terlalu sering mengkonsumsi makanan dan minuman berpemanis.

Kita tentu tidak ingin akan muncul kejadian-kejadian serupa nantinya menimpa anak-anak lagi ke depannya. Sudah selayaknya kita menggugat lemahnya peran negara dalam memberikan jaminan keamanan obat dan pangan bagi rakyatnya.

Melihat lemahnya jaminan keamanan obat dan pangan di negeri ini, sekaligus dampak besar yang diakibatkan terhadap anak-anak, dapat diambil poin permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut: 
Pertama. Mengapa negara lemah dalam memberikan jaminan keamanan obat dan pangan bagi rakyatnya?
Kedua. Apa yang harus dilakukan orang tua untuk menjaga anak dari ketidakamanan obat dan pangan?
Ketiga. Bagaimana strategi Islam menjamin keamanan obat dan pangan?


Menggugat Lemahnya Jaminan Keamanan Obat dan Pangan dalam Sistem Sekuler Kapitalis

Buntut dari kejadian KLBK yang menimpa siswa di sejumlah wilayah tersebut dengan ditariknya Jajanan La Tiao asal China dari pasaran oleh badan pengawas obat dan makanan (BPOM) RI. Ada sekitar 73 produk yang terdaftar di BPOM RI ditarik hingga benar-benar dipastikan aman beredar. BPOM juga berjanji akan terus meningkatkan pengawasan pre dan post-market terhadap produk pangan yang beredar di masyarakat.

Selain menguji sampel produk, BPOM juga memeriksa gudang importir dan distributor produk tersebut. BPOM menemukan adanya pelanggaran cara peredaran pangan olahan yang baik (CperPOB) oleh importir dan distributor. 

Menindaklanjuti temuan tersebut, BPOM telah berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Digital untuk menghentikan penjualan La Tiao pada platform digital. Taruna mengimbau agar masyarakat memeriksa keamanan produk makanan yang akan dikonsumsi. Ia pun memberikan tips untuk memilah produk pangan dengan metode cek KLIK, yakni cek kemasan, label, izin edar, dan kadaluarsa.

Mengapa negara yang seharusnya menjadi garda terdepan memastikan keamanan pangan dan obat malah berlagak pahlawan yang selalu datang kesiangan? Alangkah baiknya negara menjalankan perannya, memastikan bahwa setiap obat dan makanan yang beredar di masyarakat benar-benar terjamin kualitas dan keamanannya. Akan tetapi mirisnya, nampak dari berulangnya kejadian yang serupa menunjukkan negara hanya bertindak ketika telah jatuh korban.

Temuan adanya pelanggaran CperPOB oleh importir dan distributor malah makin mengkonfirmasi lemahnya jaminan keamanan obat dan pangan dalam sistem sekuler kapitalis. Dalam sistem sekuler kapitalis ini negara berperan sebagai pemulus jalan korporasi. Alhasil, kebijakan yang ditetapkan kerap merugikan rakyat, kebutuhan rakyat akan keamanan pangan terabaikan.

Dukungan negara terhadap korporasi produsen besar nampak pada kemudahan yang diberikan dalam hal perizinan. Bagaimana bisa produk makanan yang berasal dari luar negeri dapat menembus pasaran sementara keamanan makanannya belum terjamin? Mengapa obat yang dijinkan beredar harusnya menyembuhkan anak-anak malah menyebabkan mereka kehilangan nyawa? Kenapa negara membiarkan makanan dan minuman berpemanis beredar tak terkontrol hingga merusak pola konsumsi makanan masyarakat terutama anak-anak?

Dalam sistem sekuler kapitalis ini peran negara tersandera oleh kepentingan para kapitalis. Sedangkan para kapitalis penyedia makanan dan obat hanya berpusat pada keuntungan materi semata, tanpa melihat apakah obat dan makanan yang diedarkan atau yang diproduksi tersebut halal dan thayyib. Sungguh ini menjadikan kita layak menggugat lemahnya jaminan keamanan obat dan pangan yang diberikan negara dalam sistem sekuler kapitalis.


Poin Penting yang Harus Dilakukan Orang Tua dalam Menjaga Anak dari Ketidakamanan Obat dan Pangan

Atas kejadian yang berulang yang menimpa anak-anak ini, baik keracunan makanan, gejala awal kerusakan ginjal, atau bahkan gagal ginjal akut yang berujung kematian, menjadi tantangan bagi orang tua untuk lebih ekstra hati-hati dan menjaga pola konsumsi anak. Adapun poin penting yang dapat dilakukan orang tua dalam melindungi anak dari bahaya makanan dan obat, antara lain:

Pertama, memastikan obat dan makanan yang dikonsumsi anak benar-benar terjamin. Ini dapat dilakukan dengan memilih produk yang berkualitas dan yakin berasal dari produsen yang terpercaya. Makanan dan obat yang akan dikonsumsi juga dipastikan label dan tanggal kadaluwarsanya, juga kemasannya yang tidak rusak. Pemberian obat kepada anak pun harus disesuaikan dengan resep dokter.

Kedua, memastikan obat dan makanan yang dikonsumsi anak adalah halal dan thayyib. Sebagai Muslim sudah seharusnya memastikan makanan ataupun obat yang akan dikonsumsi itu halal dan thayyib sebagaimana yang diperintahkan dalam syariat Islam, baik halal dari segi zatnya maupun proses pembuatannya, serta zat yang terkandung dalam makanan dan obat tersebut tidak membahayakan bagi tubuh.

Ketiga, menyimpan obat dan makanan dengan baik. Terkadang obat dan makanan yang sudah bagus kualitasnya dapat membahayakan tubuh hanya karena salah dalam penyimpanannya sehingga merusak zat yang ada dalam obat atau makanan tersebut akibat terkontaminasi ataupun basi.

Keempat, memberikan edukasi tentang obat dan makanan yang aman. Ini dapat dilakukan dengan memperbaiki pola konsumsi, orang tua tidak membiarkan anak jajan sembarangan, dan memberikan pengertian bahaya makan sembarangan. Dalam hal obat pun orang tua harus menambah pengetahuan akan kandungan obat yang aman ataupun yang dapat membahayakan anak. Orang tua dapat bertanya kepada dokter atau tenaga medis mengenai kandungan obat, efek samping, dosis, dan cara pemberian obat yang aman.

Kelima, membiasakan dengan makanan rumahan. Membiasakan dengan makanan buatan sendiri dapat menjamin kualitas bahan yang alami tanpa tercampur bahan kimia, serta juga terjamin kebersihannya. 

Keenam, sigap akan adanya tanda keracunan atau alergi. Orang tua harus memahami tanda-tanda keracunan ataupun adanya reaksi alergi setelah mengkonsumsi makanan atau obat.


Strategi Islam Menjamin Keamanan Obat dan Pangan

Menjamin keamanan obat dan pangan merupakan kewajiban negara. Sistem sekuler kapitalis tampak nyata telah melemahkan peran ini. Dalam hal obat dan pangan, baik dalam proses produksi maupun distribusinya, Islam menjamin keamanannya dengan prinsip halal dan thayyib. Adapun beberapa mekanisme yang dilakukan negara Islam dalam memastikan keamanan pangan dan obat, di antaranya:

Pertama, adanya qadhi hisbah. Adanya peran qadhi hisbah untuk melakukan inspeksi pasar terhadap obat dan pangan yang beredar di masyarakat akan menjaga dari zat haram maupun yang membahayakan. Qadhi hisbah akan menyelesaikan setiap permasalahan atau penyimpangan-penyimpangan secara langsung tanpa berbelit melalui proses peradilan.

Semua jenis bahan dan produk-produk olahan, baik makanan dan obat, yang didistribusikan di pasar maupun supermarket, produk hasil produksi rumahan maupun industri besar, produk lokal maupun impor, tidak akan lepas dari inspeksi pasar yang dilakukan oleh qadhi hisbah.

Kedua, penerapan syariat Islam secara kaffah dengan menetapkan undang-undang terkait produksi makanan. Negara Islam dalam bentuk khilafah memberikan penjagaan terhadap jiwa manusia. Atas jaminan ini, negara memiliki kewajiban menjamin keamanan obat dan pangan bagi setiap warga negaranya. Negara melakukan upaya kuratif dan preventif dalam mewujudkannya. 

Perintah syariat untuk memakan makanan yang halal dan thayyib, akan dikontrol oleh negara dan dimonitoring oleh departemen kemaslahatan bidang kesehatan negara khilafah secara berkala atas setiap pangan dan obat yang beredar.

Negara menetapkan standar pangan dan obat yang boleh beredar di masyarakat dan harus mendapatkan izin sebelum pengedaran baik produk lokal maupun impor. Terlebih pada produk impor, negara tentu akan melakukan pengawasan yang sangat ketat hingga memastikan produk pangan dan obat yang diimpor aman dikonsumsi masyarakat.

Pada masa Khalifah Umar, beliau mengatur dan memastikan bahwa rakyatnya terhindar dari produksi dan pola konsumsi yang menyimpang. Dan pada masa Khilafah Utsmaniyah, memberlakukan qanun bursa yang mengatur standarisasi toko roti dalam memenuhi hak konsumen.

Ketiga, mengatur dan mengedukasi pola konsumsi masyarakat khususnya untuk anak-anak. Negara mengontrol dan mengedukasi masyarakat perihal makanan dan obat untuk tidak dipenuhi sesuai keinginan manusia tetapi didasarkan pada syariat Islam, yakni halal dan thayyib.

Allah SWT berfirman, "Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya." (TQS. Al-Maidah ayat 88)

Halal berarti terbebas dari segala bentuk zat yang telah diharamkan dalam Islam, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an seperti bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang disembelih tidak menyebut nama Allah, binatang yang bertaring dan memiliki cakar tajam ataupun binatang yang menjijikkan. Sedangkan, thayyib bermakna bagus, sehat, dan lezat, yang berarti makanan itu harus baik untuk kesehatan manusia dan tidak boleh merusak tubuh, kesehatan akal, dan kehidupan manusia.

Keempat, sistem pendidikan Islam. Jelaskan sistem pendidikan Islam akan memudahkan negara dalam edukasi masyarakatnya perihal makanan yang halal dan thayyib. Masyarakat akan dididik agar memiliki kepribadian Islam sehingga pola pikir dan sikapnya sesuai Islam dengan begitu mereka akan senantiasa mengkaitkan semua aktivitas mereka dengan hukum Islam.

Dengan memiliki kepribadian Islam, ketika mereka menjadi produsen atau konsumen mereka akan memastikan makanan yang diproduksi ataupun yang dikonsumsi sesuai syariah makanan, harus halal dan thayyib, tidak boleh ada zat yang berbahaya di dalamnya. Begitu pula ketika menjadi konsumen akan memastikan makanan yang dikonsumsinya sesuai dengan standar syariah, bukan sekadar mengikuti tren konsumtif. Di sinilah keberhasilan negara dalam upaya preventif.

Pada masa Khalifah Umar bin Khattab, beliau pernah menegur rakyatnya yang memiliki perut buncit, beliau memerintahkan agar dia membenahi pola makannya.

Kelima, sanksi yang tegas. Negara akan memberikan sanksi tegas kepada siapapun yang melanggar aturan syariat terkait makanan.

Inilah beberapa mekanisme yang diatur dalam Daulah Khilafah, sehingga mampu memberikan jaminan keamanan obat dan pangan bagi masyarakatnya terutama anak-anak sehingga terhindar dari bahaya seperti keracunan makanan, gagal ginjal akut yang bahkan berujung kematian. []

#LamRad
#LiveOppressedOrRiseUpAgainst


Oleh: Dewi Srimurtiningsih
Dosol Uniol 4.0 Diponorogo

Opini

×
Berita Terbaru Update