Tintasiyasi.ID -- Jurnalis dan Aktivis Kemanusiaan Palestina Muhammad Husein Gaza mengatakan bahwa yang terjadi di Palestina tidak semata-mata isu kemanusiaan, politik, geopolitik, namun sudah menyentuh ranah akidah umat Islam.
“Jadi kita sebagai umat Islam meyakini bahwa, yang terjadi di Palestina ini tidak semata-mata isu kemanusiaan atau isu politik atau geopolitik atau apa pun itu. Tapi ini sudah jauh sejak lama menyentuh ranah akidah kita,” katanya dalam kanal Youtube Muhammad Husein Gaza dengan tema Sudahlah, Solusi Itu Bukan pada Mereka... tapi Al-Qur'an!!! podcast MHG, Ahad (17/11/2024).
Karena apa yang terjadi di Palestina hari ini sudah Allah sebutkan dalam al-Qur'an bahwa Bani Israil itu akan melakukan dua kali kerusakan dan mereka akan sombong sesombong-sombongnya. "Dan Allah jelaskan sampai ayat ketujuh," tuturnya.
“Di sini saya ingin menyampaikan satu fakta menarik. Saya dengar dari ceramahnya Dr. Ahmad Noval, seorang mufasir kontemporer, dia berdarah Palestina yang sekarang tinggal di Yordania. Dia membahas tentang kaitan antara surah Yusuf surah ke-12 dan Al-Isra surah ke-17. Apa persamaan dari dua surat ini, dua surat ini sama-sama berjumlah 111 ayat, surah Yusuf jumlahnya 111 ayat, surah Al-Isra 111 ayat,” bebernya
Ia mengungkapkan, hal tersebut apakah sebuah kebetulan, karena ternyata di dalam dua surah ini Allah sudah menceritakan permulaan dan akhir dari Bani Israil. "Dalam surah Yusuf, Allah berfirman, Allah menceritakan tentang bagaimana permulaan munculnya Bani Israil, anak-anak Nabi Ya’kub as. ketika Yusuf bertemu dengan ayahnya curhat dengan ayahnya," kisahnya.
“Siapa ayahnya Yusuf? Ya’kub as. yang nama lainnya adalah Israil. Israil ini artinya kekasih Allah atau hamba Allah atau ada yang menerjemahkan juga yang bergelut atau bertempur dengan Allah, dan para ulama sepakat bahwa Nabi Yakub punya julukan Israil, itu bahasa Ibraninya. Jadi anak-anak Nabi Yakub namanya Bani Ya’kub atau Bani Israil, di antaranya Yusuf as.,” tetangnya.
Surat Yusuf itu berkisah tentang bagaimana beranak-pinaknya Bani Israil, kemudian perpindahan mereka dari Palestina ke Mesir. Bermula ketika Nabi Yusuf as. masih kecil curhat kepada sang ayahnya Yusuf as. Nabi Yusuf as. berkata, ”Wahai Ayahku, wahai Ayahku tercinta, aku melihat dalam mimpiku ada 11 planet, ada 11 benda langit yang bersujud kepadaku, ditambah ada juga matahari dan bulan.
“Itu bagaimana Allah membuka cerita tentang Bani Israil, kemudian Nabi Ya’kub as. mengatakan, 'Oke, anakku. Jangan ceritakan ini kepada saudara-saudaramu.' Singkat cerita kita tahu bahwa Nabi Yusuf akhirnya berusaha dihabisi oleh saudara-saudaranya, meskipun akhirnya mereka berpikir, 'Ah, enggak usah dihabisi, kita buang saja. Kita buang saja ke dalam sumur,” imbuhnya.
Ia menegaskan, bahwa hal tersebut merupakan sebuah konspirasi. Konspirasi Bani Israil terhadap salah seorang saudara mereka Yusuf as. Persis dengan kondisi hari ini bagaimana Palestina hari ini hidup di tengah-tengah konspirasi negara-negara Arab. Persis, bagaimana Gaza berjuang sendirian, berusaha dihabisi oleh para petinggi-petinggi negara-negara Arab.
“Jangan kaget. Banyak yang bertanya pada saya di forum-forum kajian saya, 'Ustaz, kenapa itu pemerintah negara-negara Arab tidak membantu Palestina, tidak membantu Gaza? Saya bilang, 'Kata siapa tidak bantu? Mereka membantu, mereka membantu Israel menghabisi Gaza,” tegasnya.
“Tapi memang ini enggak secara gamblang mereka sampaikan, tapi kita semua tahulah bahwa ada konspirasi besar yang tidak suka dengan Gaza. Ini tidak hanya negara-negara Barat, tapi juga petinggi-petinggi negara-negara Arab yang sudah teracuni otaknya dan sudah menjadi babu-babu, budak-budak, dari kekuatan Barat, teman-teman,” tandasnya.
Konspirasi
Husein mengatakan, jadi persis ada kesamaan antara surah Yusuf dengan kondisi kita hari ini. Dalam surat Yusuf, akhirnya Yusuf as. yang selama ini menjadi korban konspirasi saudara-saudaranya, kakak-kakaknya. Akhirnya Yusuf as. pada akhir cerita menjadi pihak yang bertahan, tidak hanya bertahan bahkan menjadi seorang aktor utama dalam kisah tersebut. "Yang akhirnya tampil sebagai seorang pemenang dan membuka mata dunia bahwa ketika saya sendirian, sesungguhnya saya tidak sendirian, tapi Allah bersama saya," yakinnya.
“Dan Itu yang akan terjadi dengan Palestina hari ini, ketika seluruh dunia ini berkonspirasi melawan Gaza. Ketahuilah bahwa Gaza pasti akan memenangkan akhir dari pertempuran ini. Dan kalau kita umat Islam sudah memahami ke mana arah perjuangan ini, ke mana arah cerita ini, siapa yang akan menjadi pemenang. Kok bisa kita ini enggak greget untuk bisa berkontribusi ikut peran dalam kemenangan ini? ” tanyanya.
“Teman-teman, surah Yusuf 111 ayat, surat Isra 111 ayat. Surat Yusuf bicara tentang permulaan tumbuhnya lahirnya, awal kisah Bani Israil dan surat al-Isra bercerita tentang kehancuran Bani Israil. Ini semua sudah jelas tertulis dalam al-Qur'an. Jadi kita tidak perlu lagi mengandalkan Barat, mengandalkan PBB, mengandalkan Trump, mengandalkan para pememimpin dunia untuk mengakhiri konflik ini. Enggak, itu semua drama, itu semua bumbu-bumbu,” tambahnya.
Pada akhirnya, umat Islam yang akan menentukan ke mana arah peradaban ini, ke mana akhir perjuangan ini. "Kita umat Islam para pejuang-pejuang yang memiliki DNA orang-orang besar, super hero Muslim yang mengalir di darah kita. DNA Umar bin Khattab, pembebas Masjidil Aqsa, yang mengalir di darah kita, DNA Salahuddin Al-Ayyubi," ungkapnya.
Maka tidak bisa, lanjutnya, ketika kasus tersebut adalah isu akidah, lantas ingin menyelesaikannya dengan pola penyelesaian dari Barat, enggak akan ketemu. "Kita ikuti saja jalurnya, kita ikuti saja alurnya, bagaimana kita bisa mengetahui detailnya, bagaimana kita bisa menaikkan, merasakan semangatnya. Kita enggak bisa kalau kita tidak kembali ke Al-Qur'an. Itu yang ingin Allah sampaikan dalam surat Al-Isra. Kenapa dalam surat Al-Isra ini Allah menyebutkan 10 kali kalimat Al-Qur'an, kata Al-Qur'an Allah sebut 10 kali? Itu terbanyak dalam satu surat," jelasnyaa.
“Enggak pernah ada dari 114 surat dalam Al-Qur'an, enggak ada Allah menyebut kalimat Al-Qur'an itu di atas empat kali, di satu surat kecuali di Al-Isra. Bukan empat kali doang, 10 kali teman-teman. Surat yang membahas tentang kehancuran Bani Israil, surah Al-Isra yang membahas tentang kriteria generasi pembebas Baitul Maqdis. Surat Al-Isra, surat yang membahas tentang peristiwa Isra Mikraj. Surat Al-Isra surat yang membahas tentang mentalitas para pembebas Masjid Al Aqsa juga surat yang sama Allah sebutkan 10 kali kalimat Al-Qur'an,” tandasnya.
Hikmah peristiwa tersebut diatas, Husein mengatakan, jika ingin memenangkan perseteruan tersebut, kalau ingin memenangkan pertempuran panjang, kembali ke Al-Qur'an. "Anak-anak kita, anak-anak kalian, generasi kita hari ini, jangan bangga kita punya banyak penghafal Al-Qur'an, tapi mereka tidak paham Al-Qur'an.
“Kita ingin hammalatul Qur'an, mereka yang menjadi hamba-hamba Allah dengan mentalitas Al-Qur'an. Tidak hanya hafalan Qur'an tapi mereka memiliki pemahaman Al-Qur'an. Dan sekali lagi, ada usaha yang massif, sistematis, dan terstruktur dari musuh-musuh Islam yang tidak mau umat Islam ini memiliki generasi yang paham Al-Qur'an. Makanya bahasa Arab ini dinomorduakan di Indonesia ini, tidak penting,” katanya.
“Kalau mau anak kalian sukses, bahasa Inggrisnya yang bagus ya, bahasa Arabnya itu mah enggak penting nanti aja. Itu usaha mereka, karena mereka tahu kalau kita mengembalikan kurikulum Al-Quran ke dalam hidup kita. Kalau kita mengembalikan semangat generasi anak-anak kita kembali pada Al-Qur'an, maka di situlah kejayaan umat Islam akan segera tampil teman-teman,” ucapnya.
“Terlalu banyak kalau kita ingin membahas hikmah-hikmah dalam Al-Qur'an. Menurut Prof. Dr. Abdul Fattah Uwaisi, sepertiga Al-Qur'an itu isinya adalah ayat-ayat yang bicara yang berbicara tentang Baitul Maqdis. Jadi umat Islam enggak akan pernah kekurangan referensi kalau bicara Baitul Maqdis. Apa arti sepertiga Al-Qur'an artinya kalau ada 6200 sekian ayat Alqur'an, maka setidaknya 2000 diantarannya berbicara tentang Baitul Maqdis,” pungkasnya.[] Sri Nova Sagita