TintaSiyasi.id -- KPU Jawa Tengah menggelar acara Goes to Campus yang berlangsung di Auditorium Graha Widyatama Unsoed Purwokerto pada Sabtu 9 November 2024. Bukan tanpa sebab penyelenggara pemilu Provinsi Jawa Tengah menggelar kegiatan ini. Pasalnya, dalam acara ini bertujuan mengajak pemilih pemula dan pemilih muda termasuk mahasiswa untuk menggunakan hak pilihnya dalam Pilkada serentak 2024. (pikiran-rakyat.com, 9/11/2024)
Generasi Z atau Gen Z yang dikenal sebagai kelompok masyarakat yang lahir pada rentang tahun 1997 hingga 2006. Ditahun polotik ini Gen Z semakin menjadi sorotan karena jumlah mereka yang sangat besar dalam daftar pemilu 2024 yang mencapai 46.800.161 atau 22,85 persen. (Kompas.com, 25/7/2023)
Maka, menjelang Pilkada 2024 para calon kepala daerah mencoba mendulang suara gen Z dengan berbagai cara dan juga berbagai tawaran menarik dengan janji-janji yang menjadikan hidup gen Z menjadi lebih baik dalam kepemimpinan mereka. Hal ini biasa dilakukan dalam politik demokrasi. Berbagai cara akan ditempuh, halal haram akan dilakukan asal mendapatkan suara dan dukungan terbanyak. Gen Z tidak boleh lupa bahwa dalam sistem demokrasi yang diterapkan dari dahulu hingga saat ini selalu mengumbar janji-janji manis nya, gen Z sebagai bagian dari anggota masyarakat hanya dibutuhkan suaranya untuk memenangkan pilkada. Setelah itu, nasib mereka tidak akan ada perubahan sebagaimana masa-masa sebelumnya. Gen Z harus menyadari bahwa dalam negara sekuler demokrasi gen Z hanya dipandang sebagai aset ekonomi.
Sebagai generasi yang memiliki banyak potensi, gen Z harus menyadari bahwa sistem demokrasi sekularisme adalah sistem yang rusak. Kita tidak boleh terpedaya dengan cara-cara yang ditawarkan hingga kita masuk dalam perangkap kerusakan demokrasi. Jangan sampai potensi besar yang dimiliki oleh generasi negeri ini justru dibajak dan disetir oleh kerusakan demokrasi. Gen Z harus menyadari berbagai kerusakan yang tengah dirasakan masyarakat saat ini adalah sebab penerapan sistem demokrasi. Maka, siapa pun yang menjadi pemimpin didalam sistem demokrasi ini akan tetap mewariskan kerusakan yang sama kepada masyarakat bahkan lebih parah.
Gen Z harus melek politik dan mencari sistem politik yang shahih yaitu Islam. Islam adalah satu-satunya sistem shahih yang harus diterapkan dalam kehidupan masyarakat saat ini. Islam memiliki banyak perbedaan mendasar berkaitan dengan pengaturan urusan umat termasuk Gen Z dalam sistem demokrasi hari ini dengan sistem Islam. Islam tidak seperti sistem demokrasi yang mengobral janji-janji manis untuk mendapatkan kehidupan yang sejahtera. Islam akan benar-benar mewujudkan kesejahteraan sebagaimana telah terbukti penerapan dan kesejahteraan nya selama 13 abad lamanya dalam naungan khilafah Islam. Maka, jika ingin hidup sejahtera Gen Z membutuhkan tegaknya negara yang berasaskan akidah shahih yakni khilafah. Negara ini akan terwujud melalui penerapan Islam secara kaffah. Inilah yang harus dipahami oleh generasi Z dan generasi-generasi lainnya. Menjadikan Islam sebagai satu-satu nya solusi atas setiap permasalahan hidup, meyakini nya dan berani untuk memperjuangkannya. Membersihkan pemikiran generasi Z yang selama ini telah diselimuti dengan kebusukan demokrasi agar menggantinya dengan pemikiran Islam yang berasal dari Allah SWT.
Sudah saatnya Gen Z meninggalkan sistem sekuler demokrasi dan memahami sistem politik Islam agar menyadari jalan perjuangan yang harus ditapaki, dan tidak dibajak oleh demokrasi. Menjadi generasi tangguh dengan Islam. Saatnya Gen Z memutar haluan untuk ikut memperjuangkan tegaknya Islam kaffah dalam naungan khilafah.
Wallahu a’lam bishshawab. []
Oleh: Eva Susiani
Aktivis Muslimah