“Tsaqafah Islam itu menjadi penghubung,
penghubung dari kekuatan ruhiah, kekuatan manusia maknawi hingga sampai
ke kekuatan fisik. Bagaimana dia mengelola kekayaannya secara fisik. Bagaimana
dia mengelola kekuatan fisiknya. Nah, ini yang membuat di dalam peradaban Islam
kekuatan militer itu tidak terpisah dari umat seperti hari ini," ujarnya
dalam Live Muslimah on Room Episode 20: Setahun Badai Al-Aqsa, Saatnya Berjuang bersama
Kekuatan Umat, Sabtu
(05/10/2024), di kanal YouTube Muslimah Media
Hub.
Menurutnya, fakta yang terjadi di kalangan umat hari ini yang
sudah terpapar oleh ideologi materialisme dan sekularisme menjadikan mereka
hanya mengukur, mendeteksi, dan mengidentifikasi kekuatan pada sesuatu yang
bersifat fisik (materi).
Lanjutnya, Ia menambahkan bahwa dalam beberapa diskusi dengan
para pakar geopolitik dan hubungan internasional. Ada istilah mengenai kekuatan
yang disebut dengan intangible power atau intangible assets.
Dr. Fika menjelaskan, “Sebenarnya kekuatan geopolitik
terbesar itu ada pada manusianya, bukan sumber daya alam, bukan teknologi,
bukan perangkat militer, bukan semata-mata letak geografis. Bahkan kadang-kadang
sumber daya alam juga bisa jadi kutukan, bukan jadi kekuatan, malah jadi
rebutan konflik. Malah kita dirampas. Jadi tidak serta-merta ketika kita
memiliki kekuatan fisik itu kita menjadi kuat, itu belum tentu,” ungkapnya.
Dr. Fika menekankan bahwa semua kekuatan itu tergantung pada manusianya, tergantung pada bagaimana pembangunan
manusia yang hal itu menjadi sesuatu yang sangat concern dalam Islam.
Adapun, singgungnya, tragedi Gaza yang terjadi saat ini sudah
banyak membukakan mata manusia di seluruh dunia. “Betapa mereka itu punya daya tahan
atau daya resiliansi yang luar biasa, daya lenting yang luar biasa, dan semua
bertanya apa faktornya?” tanyanya retorik.
Ia menilai bahwa ini adalah permasalahan iman, bahwasanya
keimanan warga Gaza telah beresonansi pada tanah mereka dan pada hal- hal yang
bersifat fisik dalam hidup mereka. Terlebih lagi apa yang mereka miliki adalah
tanah yang suci, tanah yang disucikan oleh Allah yang karena itulah mereka
mempertahankannya. Dari sisi itu dapat dilihat bagaimana seorang Muslim tidak memisahkan kekuatan fisik
dan ruh.
Ia menegaskan, manusia yang mempunyai pemahaman seperti itu hanya bisa
dibentuk oleh tsaqafah Islam.
Jihad dan Muslimah
Dalam kesempatan itu, Dr. Fika juga menegaskan hakikat
kewajiban jihad bagi kaum Muslim. ”Sebenarnya perintah untuk menegakkan jihad
itu kan kepada seluruh Muslim, terutama kepada laki-laki, sehingga tidak ada
keterpisahan antara kekuatan militer dengan Islam,” tegasnya.
Terakhir, ia juga menjelaskan bagaimana peran dan keterlibatan Muslimah dalam mendukung kekuatan
militer Islam dan menyambut seruan jihad.
“Kalangan militer atau para mujahid-mujahid ini tumbuh dari
umat, dari keluarga-keluarga Muslim, lahir dari kaum perempuan-perempuan Muslim
yang memiliki tsaqafah Islam dan tsaqafah
harbiyah, serta memiliki dan memahami apa itu ribath dan betul-
betul menghayati kewajiban jihad. Sehingga mereka menyiapkan anak-anak mereka
menjadi generasi mujahid, generasi pembebas, dan generasi murabithun,”pungkasnya.[] Selly
Amelia