TintaSiyasi.id -- Pada hari pertama kampanye Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar 2024 di Ci koneng, Bojong Soang, Kabupaten Bandung, calon Gubernur Jawa Barat, Ahmad Syaikhu melakukan silaturahmi dengan tokoh-tokoh. Pada kesempatan ini, beliau mengungkapkan akan berkomitmen untuk menyelesaikan persoalan dasar masyarakat, jika beliau terpilih menjadi Gubernur Jawa Barat periode 2024-2029. Beliau menyoroti rendahnya moralitas anak-anak remaja saat ini di Jawa Barat.
Banyak masukan yang positif yang diterima Ahmad Syaikhu, jika beliau memenangkan Pilgub ini, beliau berjanji akan meningkatkan pendidikan, untuk penataan sumber daya manusia. Ahmad Syaikhu mengatakan, bahwa hadirnya pemerintah dan kebersamaan masyarakat dalam upaya menjaga anak-anak, karena moralitas anak-anak semakin rendah.
Untuk mewujudkan cita-cita dan berpikir jauh ke depan, menurut Syaikhu bahwa generasi muda harus dibekali dimulai dari bangku sekolah. Dan akan menjadi konsentrasi dari pemerintah provinsi dalam menata kembali SMA, SMK dengan hal yang lebih baik lagi dan anak-anak dipersiapkan sehingga mempunyai skill agar anak-anak bisa survive.
Pemerintah memang sudah seharusnya meningkatkan kualitas pendidikan. Karena pendidikan adalah kebutuhan dasar masyarakat, akan tetapi kualitas pendidikan tidak akan tercapai apabila pemerintah hanya berkonsentrasi pada peningkatan skill peserta didik dan perbaikan moral saja. Pemerintah seharusnya menerapkan kurikulum yang shahih. Yaitu kurikulum yang benar-benar akan melahirkan generasi yang cemerlang dan unggul, bukan hanya berorientasi pada peningkatan pertumbuhan ekonomi saja, dengan standar keberhasilan berupa lulusan yang cepat kerja dan mendapatkan penghasilan memadai atau menjadi SDM terlatih dan siap kerja bagi industrialisasi kapitalisme.
Kurikulum pada saat ini tidak mampu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, cerdas dan berkepribadian Islam. Terbukti dengan banyaknya kasus kriminal yang dilakukan oleh pelajar, seperti kasus bullying, perkosaan, pembunuhan, penganiayaan, pencurian dan lain-lain. Kerusakan moral ini terjadi akibat diterapkannya sistem pendidikan sekuler, yang mengkerdilkan nilai agama. Sistem pendidikan sekuler ini telah gagal melahirkan generasi yang beriman dan bertakwa, akibatnya tindak kriminal di kalangan pelajar/remaja semakin meningkat. Abainya negara terhadap periayahan kepada rakyatnya akibatnya sangat fatal, hak pendidikan yang berkualitas untuk masyarakat terampas. Persoalan ini tidak terlepas dari paradigma pendidikan yang selama ini digunakan. Ketika pendidikan dijadikan sebagai barang ekonomi yang biasa dibisniskan, dan negara tidak berperan sebagai pelayan masyarakat.
Pengkerdilan fungsi agama dalam sistem pendidikan sekuler ini menjadikan pelajar terjauh kan dari fitrahnya dan menjadikan naluri pelajar tidak bisa dikendalikan pada saat lingkungan eksternal memberikan stimulus negatif. Penyebabnya adalah karena tidak tertanam keimanan dan ketakwaan pada diri pelajar. Alih-alih mendidik dengan benar, masyarakat bahkan diarahkan menjadi penopang kapitalisme.
Kebijakan pemerintah dalam hal pendidikan harus berorientasi pada revolusi, bukan sekadar perbaikan. Pemerintah harus memandang bahwa pendidikan adalah bagaikan mata air dalam kehidupan, yang menjadi kebutuhan dasar yang harus dipenuhi dan merupakan hak setiap warga. Pendidikan tidak boleh dipandang secara ekonomi hanya untuk menghasilkan materi saja, sehingga masyarakat hanya berorientasi pada duniawi semata.
Keberhasilan sebuah sistem dan kebijakan pendidikan yang diterapkan oleh suatu negara akan terlihat kemajuan peradabannya yang dihasilkan, yaitu peradaban yang gemilang, peradaban yang memuliakan manusia, memberi keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh manusia, juga memelihara lingkungan alam sekitarnya dan sejatinya berjalan mengikuti aturan Sang Khaliq.
Pendidikan adalah jalan menuju kemuliaan, melalui pendidikan manusia akan memahami hakekat kehidupan. Dengan pendidikan pula manusia mendapatkan ilmu untuk mengolah bumi dan akan mampu memecahkan semua permasalahan. Jadi tugas pemimpin lah yang harus menempatkan masyarakat pada peradaban yang bagus, agar melahirkan generasi yang cemerlang, cerdas, berakhlaq mulia, dan dengan keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT.
Sistem pendidikan Islam memiliki karakteristik yang didasarkan pada prinsip-prinsip ajaran Islam, tujuan utamanya membentuk kepribadian Islam, yaitu berpola pikir Islam dan berpola sikap Islam, sehingga tercermin lah kepribadian Islam, dimana setiap prilaku sesuai dengan perintah dan larangan Allah SWT.
Inilah urgensi diterapkannya sistem Islam, agar menjadikan para pemimpin menyadari akan amanah yang ditanggungnya yaitu untuk mengurusi urusan umat, dengan penuh keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT, dan rasa takut apabila amanah tersebut tidak dijalankan dengan benar.
Wallahu a'lam. []
Oleh: Enung Sopiah
Aktivis Muslimah