Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Kerusakan Hari Ini Terjadi Pada Kontruksi Sistem Kehidupan

Sabtu, 26 Oktober 2024 | 13:00 WIB Last Updated 2024-10-26T06:01:44Z
TintaSiyasi.id -- Direktur Siyasah Institute Ustaz Iwan Januar menilai, ada hal yang luput dari perhatian banyak orang, yaitu bahwa kerusakan negeri ini bukan hanya karena rusaknya pemimpin, namun juga rusaknya konstruksi sistem kehidupan. 

"Kerusakan hari ini sering kali orang hanya melihat pada pucuk pimpinan, sementara konstruksi sistem kehidupannya ini enggak dilihat sebagai sebuah yang rusak," ujarnya dalam  Program Lawan Arus: Usai Dilantik, Mau Dibawa Kemana Rakyat sama Kabinet Merah Putih ini? di kanal YouTube Media Umat, Selasa (22/10/2024). 

Ia menjelaskan, umat mesti melihat dan menyadari bangsa ini sedang sakit parah, kerusakan yang terjadi sudah di berbagai lini. Mulai dari sistem politik dinasti, cawe-cawe dalam hukum, amburadulnya kehidupan sosial seperti KDRT, kekerasan seksual, kriminalitas, korupsi yang makin meningkat. Bahkan maraknya pencabulan pada anak kandung, krisis LGBT yang mengancam generasi, dan lain sebagainya. Selain itu, sistem ekonomi berbasis riba dan pajak yang dilarang agama, justru menjadi urat nadi di sistem sekarang.

Ia mengatakan, berulang kali pun dilakukan pergantian pemimpin, faktanya belum ada yang betul-betul menunjukkan keberpihakan kepada umat Islam. Pergantian pemerintah dengan macam-macam, ada yang sipil, militer, dari kalangan pesantren, tetapi ternyata belum ada satupun yang betul betul memberikan keberpihakan pada Islam dan kaum Muslim. Di samping itu, ia menilai, solusi yang diberikan pemerintah atas segala persoalan yang ada saat ini belumlah menyentuh akar persoalan.

"Misalnya, persoalan bangsa hari ini sering kali diberikan solusinya, 'Ayo perbaiki ibadah kita, akhlak kita, shalatnya diperbaiki dibikin lebih khusyuk.' itu tidak salah sebagai sebuah seruan dan imbauan. Tetapi kalau kita lihat penyakit yang diderita oleh umat, jangan sampai itu hanya simtom tetapi dianggap sebagai akar masalah," bebernya.

Ia mengungkapkan, solusi dari sistem yang diterapkan saat ini (demokrasi) selalu tidak tepat sasaran. Makanya umat harus melihat bahwa ini persoalannya bukan hanya di kepemimpinan saja, tapi konstruksi kehidupan inilah yang menjadi akar persoalannya. Konstruksi kehidupan hari ini sudah tidak layak untuk dipertahankan, karena banyak tata aturan yang bertabrakan dengan ajaran Islam. 

Hal itulah menurutnya, yang seharusnya menjadi fokus umat agar hijrah total dari konstruksi kehidupan yang merusak seperti sekarang. Sebab, lanjutnya, persoalan yang ada sifatnya sudah sistemis, bukan hanya persoalan mikro atau sektoral. Karena itu, solusi kondisi sakit yang sedang dialami negeri ini tidak bisa dengan sistem demokrasi yang berideologi kapitalisme. Namun, tegasnya, obat mujarabnya adalah kembali kepada sistem Islam. 

"Obatnya cuma Islam. Umat harus mengenali bahwa Islam adalah sistem kehidupan yang paripurna. Dalam kehidupan politik, kita punya sistem tersendiri. Dalam sistem ekonomi, kita punya ekonomi yang khas yang itu bukan saja memberikan kebaikan duniawi tapi juga keberkahannya luar biasa. Dalam sistem sosial, umat juga harus sadar bahwa kita punya sistem sosial yang menata hubungan pria, wanita dan keluarga yang bisa menciptakan tumakninah," jelasnya. 

Lebih lanjut ia mengatakan, umat Islam mesti punya agenda sendiri untuk membangun kekuatan dan tidak perlu lagi berharap pada partai politik atau pemimpin di sistem demokrasi ini. 

"Karena terbukti sekian tahun kita sudah seperti itu. Sekian pemilu enggak ada satu pun yang secara nyata memberikan pembelaan, berpihak kepada Islam dan kaum muslimin. Jadi, harus punya agenda sendiri untuk memenangkan Islam," imbuhnya. 

Ia melihat, sistem Islam memang belum populer di tengah masyarakat karena saat ini informasi tentang sistem kehidupan Islam sangat terbatas, bahkan dicitrakan negatif. Maka tidak heran, ujarnya, orang-orang lebih banyak mendapatkan opini buruk dan dianggap menakutkan jika Islam diterapkan dalam sebuah negara.

"Ini kewajiban bagi para politisi muslim, bagi para pegiat dakwah ini untuk terus mengedukasi masyarakat bahwa Islam itu Rahmatan lil Alamin. Bukan sesuatu yang menakutkan," pungkasnya. []Tenira

Opini

×
Berita Terbaru Update