Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Kapal Singapura Curi Pasir Indonesia, PAKTA: Mengeruk Kedaulatan Negara

Rabu, 30 Oktober 2024 | 16:50 WIB Last Updated 2024-10-30T09:50:56Z
TintaSiyasi.id -- Menanggapi aksi kapal Singapura yang ditemukan lakukan pencurian pasir di perairan Indonesia, Direktur PAKTA Dr. Erwin Permana mengatakan, mengeruk pasir pantai merupakan mengeruk kedaulatan.

"Mengeruk pasir kita apalagi itu pasir pantai, merupakan mengeruk kedaulatan kita sebab bagaimanapun Indonesia itu merupakan negara kepulauan, negara kepulauan itu ya namanya pulau itu rawan tenggelam ketika pasirnya dikeruk terus gitu," tuturnya di kanal YouTube Khilafah News, Sabtu (26/10/2024), Maling! Tindak Tegas Kapal Pencuri Pasir Laut Indonesia.

Ia melanjutkan, ketika ada proses pengerukan pasir yang dilakukan untuk kepentingan asing, sama dengan menyerahkan kedaulatan negeri ini kepada asing. Jadi kepada pihak yang hari ini diberikan kekuasaan oleh masyarakat, jika tidak berusaha untuk menghentikan itu sama dengan kepeduliannya terhadap masa depan negeri ini patut kemudian kita.

Ia menjelaskan bahwa dibukanya ekspor pasir laut ini membuat kondisi masyarakat pantai tidak baik-baik saja. Hal itu juga berdampak secara sosial ekonomi, penghasilan nelayan itu pasti akan berkurang. Nelayan untuk mencari ikan mau tidak mau harus ke tengah-tengah laut lagi, pasti membutuhkan cost, menjadi beban bagi masyarakat pantai. 

"Itulah kenapa kemudian dilarang pada 20 tahunan yang lalu itu eh tiba-tiba kemudian sekarang buka lagi. Atas alasan apa ini kemudian dibuka (ekspor pasir laut)? Kalau kemudian ada satu hipotesis yang menyebut bahwa ini merupakan karena alasan oligarki. Saya kira dapat dibenarkan secara rasional, ini besar dibenarkan sebab ini kepentingan siapa? Kepentingan rakyat? Jelas bukan kepentingan masyarakat Pantai? Jelas bukan, kepentingan siapa? Petani juga bukan," ungkapnya.

Semua tau bahwa ada kongkalingkong antara penguasa dan pengusaha. Pengusaha untuk support kegiatan politiknya, sedangkan pengusaha butuh penguasa untuk melancarkan aksi-aksi bisnisnya. Jadi ketika ada pengusaha yang berkuasa, satu penguasa yang berkuasa meminta kompensasi semacam privilege untuk kemudian mereka bisa memanfaatkan, bisa lebih banyak mendapatkan benefit.

Menjaga Kedaulata 

Ia menjelaskan bahwa dalam Islam mewajibkan penguasa untuk menjaga kedaulatan negara, keutuhan negara menjaga perbatasan itu sangat penting sekali. Ia mengutip hadis Rasulullah Saw; 'Barang siapa yang melakukan ribath (berjaga di perbatasan musuh) di jalan Allah satu malam lebih baik maka ia seperti mengerjakan puasa dan shalat seribu malam." [HR Ibnu Majah].

Sehingga, tidak boleh memberi restu dengan mengeluarkan peraturan perundang-undangan terkait ekspor pasir terhadap sesuatu yang sebetulnya illegal, artinya justru penguasa yang menggadaikan kedaulatan negara.

"Dalam Islam perkara yang sangat besar, apa bentuk perkara yang kemaksiatan yang besar, di mana seorang penguasa menyerahkan kedaulatan negaranya kepada asing, walaupun hanya ekspor pasir," tandasnya.[] Alfia Purwanti

Opini

×
Berita Terbaru Update