Tintasiyasi.id.com -- Keluarga harusnya menjadi tempat ternyaman dan aman untuk setiap anggotanya, serta mampu melahirkan generasi penerus bangsa yang tangguh, berakhlak mulia dan berintegritas tinggi. Namun hari ini, begitu mudahnya para anggota keluarga saling melukai bahkan mampu membunuh.
Seperti kasus baru-baru ini terjadi, seorang ibu kandung tega membuang anak (usia 9 bulan) ke dalam sumur karena anaknya memiliki penyakit hidrosefalus (detik.com, 30/8/2024). Ada juga seorang ayah kandung membunuh anaknya yang berumur 2 bulan karena terpengaruh miras (detik.com, 27/8/2024).
Kasus ini semakin menambah panjang deretan tindak kriminal yang dilakukan oleh orang terdekat yakni keluarga. Ke manakah hilangnya naluri berkasih sayang di antara keluarga? Rentetan kasus kriminal yang terjadi dalam keluarga membuktikan rusaknya tatanan keluarga hari ini, dan sangat jauh dari harapan keluarga harmonis.
Tentunya kasus tersebut memiliki banyak faktor, baik internal diri individu yang tidak menjadikan agama menjadi standar sehingga hawa nafsulah yang menguasainya. Faktor eksternal pun memiliki peranan yang luar biasa yaitu ketika diterapkan kapitalisme sekuler membuat setiap orang bebas melakukan apa saja.
Kebebasan tersebut membawa racun yang mematikan naluri dan akal sehat hingga membuat ayah dan ibu membunuh anak kandungnya.
Masyarakat pun abai tak mampu sekadar menasihati karena kapitalisme melahirkan masyarakat individual. Apalagi negara dengan sistem rusak ini sangat lemah dalam periayahan terhadap rakyatnya. Tak mampu melindungi, sehingga rakyat melindungi diri sendiri dan keluarga.
Naasnya yang bertanggung jawab melindungi malah melakukan tindakan kriminal terhadap yang dilindungi. Sungguh kapitalsisme sekular menggerus tatanan keluarga harmonis negeri ini.
Berbeda dengan sistem Islam yang datang dari Allah SWT. Tentunya ketika Islam dijalankan secara benar oleh keluarga Muslim dengan ketaatan dan tunduk maka dengan izin Allah naluri berkasih sayang antar keluarga akan terjaga. Keluarga pun akan tenteram, harmonis, dan penuh berkah.
Hal yang paling pentingnya keberadaan negara sebagai institusi yang menerapkan aturan Allah sangat dibutuhkan. Ketika sistem yang berlaku di tengah kehidupan keluarga bukan aturan Islam, maka akan sangat sulit bangunan keluarga harmonis akan bertahan.[]
Oleh: Ria Imazya, Anggota (Komunitas Muslimah Menulis (KMM)) Depok