TintaSiyasi.id -- Spiritual and People Development Trainer ustaz Asep Supriatna menuyurkan bahwa selain dakwah itu wajib, pengembam dakwah juga selayaknya menjadi teladan.
“Giliran ada amanah dakwah, bilangnya lagi kuliah. Giliran IPK-nya jelek, alasannya gara-gara dakwah. Padahal selain dakwah itu wajib, pengemban dakwah juga selayaknya menjadi teladan bagi teman-temannya di kampus,” ujarnya dalam acara Sambut MABA 2024 Saat yang Dinanti Telah Hadir Kembali, Sabtu (21/9) di Rumah Makan Kebon Kota Surabaya.
Dia mengingatkan mengapa berdakwah itu penting. Selain merupakan ajakan cinta ke jalan kebaikan dan surga, dakwah juga menjadi penghalang supaya suatu kaum tidak diratakan dengan azab lantaran tidak ada yang saling mengingatkan.
“Jangan menjadi pribadi yang i don’t care. Kita berdakwah itu karena cinta. Kita ingin teman kita, ayah kita, ibu kita semuanya masuk surga,” tegasnya.
Ia mengutip hadis yang diriwayatkan Imam Al-Hakim yang artinya “Barang siapa bangun di pagi hari, tetapi dia tidak memikirkan kepentingan umat Islam, maka dia bukan termasuk bagian dari mereka.”
Sebagaimana dalam tren baru-baru ini, ungkapnya, Indonesia itu sedang dalam keadaan darurat. Darurat pornografi, darurat korupsi, darurat kenakalan remaja, darurat perzinahan dan lain sebagainya. Kondisi ini mengharuskan adanya dakwah khususnya dari kalangan mahasiswa Muslim.
Asep juga mengingatkan betapa meruginya orang yang tidak menjalankan dakwah. Ia mengungkapkan bahwa iman, amal saleh, dan saling menasehati yaitu berdakwah adalah syarat agar tidak digolongkan ke dalam orang-orang yang rugi.
“Semua orang itu merugi! Kecuali yang beriman, ya akidah. Dan yang beramal shalih, artinya syariah. Dan yang saling menasehati, artinya berdakwah,” pungkasnya.[] Nurichsan