TintaSiyasi.id -- Founder Muslim Creator Community Guslin Al-Fikrah menjelaskan bahwa demokrasi itu sudah rusak sedari lahir sebagaimana yang disampaikan oleh nenek moyangnya demokrasi, Socrates.
“Kita ingin menelisik dulu bahwa demokrasi sejak awal itu sudah rusak gitu, bahkan bapaknya atau nenek moyang demokrasi, Socrates menyampaikan bahwa demokrasi itu tai, ngga bagus sama sekali. Jadi inilah yang disebut demokrasi dari lahir sudah rusak,” paparnya dalam Darurat Kejahatan Jokowi? Dikejar Deadline di kanal YouTube Media Umat, Selasa (03/09/2024).
Apalagi, tambahnya, demokrasi lahir dari konsekuensi kompromi antara agama dengan kehidupan, itulah yang menjadi dasar utama sebagai pondasi demokrasi. Artinya, sejak awal sudah memisahkan dari pandangan agama.
"Jika melihat hari ini, dimana ada pejuang demokrasi yang melucuti demokrasi itu sendiri, memang akan terus begitu sebagaimana yang diusung demokrasi, yaitu kebebasan," lugasnya.
Ia menjelaskan, dengan analogi kebebasan, maka campur tangan penguasa adalah bagian dari demokrasi, termasuk kebebasan membuat aturan sampai mengobrak-abrik aturan itu sendiri.
“Kalau kita pakai analogi kebebasan, maka cawe-cawenya penguasa itu bagian dari demokrasi, karena itu adalah kebebasan dia sebagai penguasa, kita ngga perlu mengatakan rusaklah demokrasi, ngga rusak. Emang dari sananya dibebaskan untuk membuat aturan, mengobrak-abrik aturan. Itu bagian dari hak demokrasi,” terangnya.
Bro Guslin, sapanya, mengharapkan tidak ada lagi ungkapan perjuangan sementara menuju ke perjuangan Islam, karena demokrasi itu memang tidak akan sampai ke titik Islam. Juga demokrasi itu bukan rumah dan sistem bagi kaum Muslimin.
"Jadi, benar kalau kedaruratan kembali digaungkan, tetapi ini terlambat. Mangkanya kedaruratan kembali digaungkan dan sebenarnya terlambatlah orang-orang yang baru mengatakan saat ini negeri kita darurat. Kedaruratan paling besar itu semenjak Islam dijauhkan dari perpolitikan, atau dianggapnya islam itu tidak mampu mengatur ketatanegaraan,” pungkasnya. [] Sin