Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tragedi Gagal Ginjal Anak: Inikah Imbas Gaya Hidup Sekuler dan Tatanan Kapitalistik?

Senin, 05 Agustus 2024 | 09:07 WIB Last Updated 2024-08-05T02:08:04Z

TintaSiyasi.id -- Banyaknya kasus gagal ginjal anak telah meresahkan publik. Hal ini karena viral banyak anak yang cuci darah antri di rumah sakit dan viral di media sosial. Dikutip dari detik.com (27-7-2024), Konsultan nefrologi anak dari RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr Eka Laksmi Hidayati, SpA(K) meluruskan isu viral banyak anak-anak menjalani cuci darah di RSCM. Dia menegaskan meski memang ada anak yang menjalani hemodialisis di RSCM, kasus gagal ginjal tidak mengalami lonjakan. 

Eka mengatakan pola hidup tidak sehat mendominasi faktor penyebab gagal ginjal. Contohnya, minum minuman yang tinggi gula, minuman atau makanan kemasan yang menggunakan produk pemanis buatan yang tidak sesuai dengan ukuran ketetapan angka kecukupan gizi. Sebenarnya hal ini menunjukkan lemahnya pengawasan makanan dan minuman oleh negara. Itu baru soal kandungan gula, belum kandungan garam, atau zat-zat lain yang berbahaya di dalamnya. Jika makanan atau minuman yang mengandung pengawet atau mengandung pemanis buatan di angka wajar, tentunya tidak mengapa, tetapi juga berlebihan ini yang berbahaya. 

Minimnya edukasi dan gaya hidup yang konsumtif membuat banyak orang mengalami ketergantungan terhadap makanan dan minuman yang tidak sehat. Boro-boro edukasi, banyak konten-konten merusak kesehatan di media sosial. Contohnya, fenomena mokbang, yakni, makan makanan di luar batas wajar dan dalam jumlah yang berlebihan hanya demi mengejar ketenaran. Seharusnya negara menjadi garda terdepan dalam mengedukasi masyarakat dan menjamin kehalalan dan kesehatan produk yang tersebar dan diproduksi di tengah masyarakat, sehingga masyarakat sehat, kuat, dan berakal bisa terjaga.

Menyoal Korelasi Gaya Hidup Sekuler dan Tatanan Kehidupan Kapitalistik terhadap Kasus Gagal Ginjal Anak

Gagal ginjal tidak mungkin datang dengan sekonyong-konyongnya, tetapi ada pemicunya. Bisa saja karena gaya hidup atau kelainan fungsi ginjal. Gaya hidup serba bebas menjadi pemicu utama berbagai kerusakan dalam kehidupan ini. Tidak hanya soal kerusakan kesehatan secara fisik, tetapi juga kesehatan mental pun rusak karena gaya hidup serba bebas. Sedihnya, hal itu diperparah dengan tatanan kehidupan yang kapitalistik. Sebagai contoh kasus yang marak dan mencengangkan publik adalah gagal ginjal, diabetes, dan sebagainya yang menyerang anak-anak.

Berikut uraian korelasi gaya hidup sekuler dan tatanan kapitalistik berkorelasi terhadap kasus gagal ginjal anak. Pertama, gaya hidup sekuler yakni memisahkan agama dari kehidupan alias hidup serba bebas menjadi pemicu banyaknya penyakit diidap manusia hari ini adalah konsekuensi logis hasil dari perbuatan mereka sendiri. 

Mereka yang makan dan minum serba bebas tidak memperhitungkan halal dan tayib tentu akan mendapatkan kerugian. Kerugian pertama yang ia temukan adalah rusaknya kesehatan dan selanjutnya adalah balasan di akhirat karena ia makan dan minum sembarangan. 

Kedua, kalau hanya makan makanan tidak tayib sekali dua kali atau jarang, kemungkinan tubuh bisa toleran. Hanya saja, jika makan atau minum yang tidak sehat itu gaya hidup, tentunya penyakit degeneratif akan berpotensi muncul. Ada yang muncul ketika masa tua dan ada yang masa muda. Yang meresahkan publik adalah hari ini banyak yang mendapatkan sakit gagal ginjal, diabetes, dan sebagainya sejak anak-anak. 

Ketiga, jika memang hari ini banyak anak-anak yang terkena sakit gagal ginjal, tidak hanya salah gaya hidup dia saja, tetapi juga tatanan kehidupan yang semi kapitalistik yang menawarkan dan menjajakan makanan dan minuman tidak sehat. Pengawasan negara lemah, penegakan aturan kepada perusahaan mandul, begitu pun kontrol terhadap makanan dan minuman yang beradar di pasaran juga minim. 

Keempat, gaya hidup serba bebas tidak hanya memicu pola makan bebas tetapi juga bisa menjadi faktor pemicu stres dan depresi. Stres dan depresi ini yang berpotensi timbul berbagai penyakit degeneratif ketika diiringi dengan kebiasaan jajan atau ngemil makanan yang tidak sehat. Terkadang mereka juga sudah mengonsumsi makanan sehat tetapi tidak imbang, sehingga memicu banyak penyakit. 

Kelima, gaya hidup yang konsumtif dan tidak produktif berpotensi memicu penyakit degeneratif. Makan dan minum berlebihan, sembarangan, malas gerak, dan tidak berolahraga. Banyak orang baru sadar pentingnya gaya hidup sehat dan olahraga ketika sudah diberi sakit, padahal kesehatan perlu dijaga dengan makanan, minuman sehat dan olahraga yang cukup. Hari ini masih minim, edukasi dan fasilitas untuk olahraga yang sehat.

Rendahnya pendidikan dan tekanan ekonomi berpotensi berpengaruh terhadap banyaknya penyakit di negeri ini. Seharusnya mereka bisa mendapatkan makanan dan minuman yang terjaga dan terjamin kesehatannya. Namun sayangnya, peran negara mandul akan hal itu. Makanan dan minuman yang ada berdasarkan permintaan pasar tanpa memikirkan kesehatan ke depan masyarakat. Jangankan untuk menjamin makanan yang tayib, menjamin masyarakat untuk makan makanan halal pun sulit. Inilah akibat dari penerapan sistem yang berbasis sekuler kapitalisme, kerusakan kesehatan berjalan secara sistematis dan masif. Selain itu kondisi lingkungan rusak makin menjadi, sehingga suasana yang tidak sehat telah tekondisi karena sistem kapitalisme yang ditetapkan di negeri ini.

Dampak Kasus Gagal Ginjal Anak terhadap Aspek Politik Kesehatan

Membangun bangsa yang hebat selain butuh tubuh yang sehat juga dibutuhkan sistem yang membentuk masyarakat yang sehat. Hanya saja jika sistem kapitalisme menjadi penyebab utama banyaknya penyakit degeneratif muncul bahkan menjangkit anak-anak, tidak solusi lain kecuali memperbaiki sistem demi menciptakan lingkungan yang asri, melahirkan generasi yang waras dan sehat juga. 

Kasus gagal ginjal pada anak yang marak terjadi beberapa tahun terakhir ini berdampak yang signifikan terhadap kondisi politik negeri. Estafet kepemimpinan seharusnya dilanjutkan oleh generasi muda yang kuat, sehat, dan waras menjadi sedikit terganggu dengan banyak penyakit yang menjangkiti mereka. Begitu pun dengan kondisi moral mereka yang dirusak oleh gaya hidup sekuler dan sistem kapitalisme. 

Adapun dampak sebagai berikut. Pertama, dampak politik, dapat diterawang, penerus generasi pemimpin bangsa adalah generasi yang lemah dan rentan. Jangankan melindungi negara, melindungi dirinya sendiri dengan hidup halal dan sehat akan sulit. Kedua, dampak kesehatan. Jiwa yang rapuh akan sulit untuk memimpin dan memajukan negara. Bagaimana mereka bisa berpikir jernih mencari solusi permasalahan bangsa kalau jiwa dan akalnya sakit akibat pengaruh sistem kapitalisme sekuler? 

Dalam membedakan mana yang benar dan salah, yang halal dan haram, yang racun dan sehat diperlukan pola hidup dan pikir yang benar dan sehat yakni Islam. Sejatinya dampak sistem sakit kapitalisme sekuler yang diterapkan di negeri ini luar biasa. Apabila negara konsisten melindungi masyarakat, seharusnya mencampakkan sistem rusak ini, karena sistem ini hanya mengakomodasi keserakahan dan kebetulan manusia dalam berbuat onar secara sistematis dan terstruktur.

Strategi Islam dalam Mewujudkan Masyarakat yang Sehat Jiwa dan Akal

Syariat Islam adalah aturan yang memiliki konsep yang jelas dalam mewujudkan masyarakat yang sehat akal dan jiwanya. Justru penerapan Islam mampu mewujudkan masyarakat yang terjaga akidah, akal, jiwa, harta, dan semuanya dengan baik. Sehingga tujuan bernegara dapa diwujudkan dengan penerapan Islam secara keseluruhan dalam sistem pemerintahan Khilafah Islamiah. Begitu pun solusi ataupun kebijakan yang diputuskan berdasarkan syariat Islam tentunya akan memberikan ketentraman jiwa, memuaskan akal, dan sesuai dengan fitrah manusia. 

Dalam mengatur pola makan, Islam memiliki konsep sederhana dan jelas. Pertama, makanan harus halal, tayib, dan secukupnya. Tidak boleh berlebihan dalam makan, disiplin dalam makan, dan tidak boleh menzalimi dirinya sendiri ketika makan. Maksudnya, makan makanan yang halal tapi tidak sehat, hal itu berpotensi merusak kesehatan juga.

Kedua, anjuran olahraga agar memiliki tubuh yang kuat juga dianjurkan dan dikondisikan negara. Sehingga tidak ada alasan mager untuk berolahraga. Ketiga, edukasi kesehatan yang seluas-luasnya untuk memperkaya cakrawala kesehatan masyarakat. Keempat, penjagaan negara tekait makanan dan minuman hanya yang halal dan tayib yang boleh beredar. Adapun zat-zat berbahaya yang digunakan dalam kondisi pasien tertentu distribusi dan segalanya dalam kontrol dan pengawasan penuh negara. 

Kelima, penancapan akidah Islam sedini mungkin dan sekuat mungkin menjadi benteng pertahanan terakhir masyarakat dalam menjaga kesehatan. Di dalam akidah yang kuat akan lahir perilaku-perilaku yang sehat dan menyehatkan. Bebas stres, depresi, disertai jiwa yang ikhlas, sabar, dan kanaah dalam menjalani kehidupan. 

Sungguh semua itu hanya mampu terwujud dalam sistem Islam yang diterapkan secara sempurna. Hanya Islam yang mampu menjaga jiwa dan akal manusia. Islam adalah aturan yang mampu memanusiakan manusia sesuai fitrahnya. Mereka yang melaksanakan Islam secara kaffah dalam bingkai individu, masyarakat, dan negara akan mampu mewujudkan masyarakat sehat, melahirkan generasi yang kuat, dan akan menjaga peradaban dunia dari kerusakan yang disebabkan hawa nafsu yang serakah dan ingkar.

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.

Pertama. Gagal ginjal tidak mungkin datang dengan sekonyong-konyongnya, tetapi ada pemicunya. Bisa saja karena gaya hidup atau kelainan fungsi ginjal. Gaya hidup serba bebas menjadi pemicu utama berbagai kerusakan dalam kehidupan ini. Tidak hanya soal kerusakan kesehatan secara fisik, tetapi juga kesehatan mental pun rusak karena gaya hidup serba bebas. Sedihnya, hal itu diperparah dengan tatanan kehidupan yang kapitalistik. Sebagai contoh kasus yang marak dan mencengangkan publik adalah gagal ginjal, diabetes, dan sebagainya yang menyerang anak-anak.

Kedua. Dalam membedakan mana yang benar dan salah, yang halal dan haram, yang racun dan sehat diperlukan pola hidup dan pikir yang benar dan sehat yakni Islam. Sejatinya dampak sistem sakit kapitalisme sekuler yang diterapkan di negeri ini luar biasa. Apabila negara konsisten melindungi masyarakat, seharusnya mencampakkan sistem rusak ini, karena sistem ini hanya mengakomodasi keserakahan dan kebetulan manusia dalam berbuat onar secara sistematis dan terstruktur.

Ketiga. Syariat Islam adalah aturan yang memiliki konsep yang jelas dalam mewujudkan masyarakat yang sehat akal dan jiwanya. Justru penerapan Islam mampu mewujudkan masyarakat yang terjaga akidah, akal, jiwa, harta, dan semuanya dengan baik. Sehingga tujuan bernegara dapa diwujudkan dengan penerapan Islam secara keseluruhan dalam sistem pemerintahan Khilafah Islamiah. Begitu pun solusi ataupun kebijakan yang diputuskan berdasarkan syariat Islam tentunya akan memberikan ketentraman jiwa, memuaskan akal, dan sesuai dengan fitrah manusia. #Lamrad #LiveOpperessedOrRiseAgainst

Oleh. Ika Mawarningtyas (Direktur Mutiara Umat Institute) 

MATERI KULIAH ONLINE UNIOL 4.0 DIPONOROGO. Rabu, 21 Juli 2024. Di bawah asuhan Prof. Dr. Suteki, S.H., M. Hum.

Opini

×
Berita Terbaru Update