Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tiga Alasan Mengapa Pengangguran Sulit Diselesaikan

Minggu, 18 Agustus 2024 | 20:54 WIB Last Updated 2024-08-18T13:54:47Z
TintaSiyasi.id -- Pengamat Politik Fatma Sunardi, S.Si. mengungkapkan tiga alasan mengapa pengangguran di Indonesia sulit diselesaikan.

"Mengapa pengangguran di Indonesia itu sulit diselesaikan? Pertama, karena kebijakan arah pembangunan Indonesia yang banyak memberikan peluang pada industri ekstraktif," ujarnya di kanal YouTube Muslimah Media Hub: (Live) Gen Z Menganggur: Mempertanyakan Arah Pemberdayaan Pemuda, Sabtu (17/8/2024).

Menurutnya, hal tersebut dikarenakan kekuatan oligarki yang ada di pemerintahan. Akhirnya, kini investasi yang masuk ke Indonesia adalah investasi-investasi di bidang ekstraktif pertambangan, seperti pertambangan nikel, pertambangan batubara, dan juga minyak dan gas.

"Nah, semua usaha ekstraktif ini menyerap tenaga kerjanya itu sedikit karena mereka punya teknologi yang canggih, beda dengan industri pengolahan. Misalnya industri bungkus rokok Sampoerna, itu kan karyawannya bisa puluhan ribu satu pabrik, itu kan manual ya? Jadi, itu kan membuka lapangan kerja sangat banyak. Sedangkan kalau di pertambangan enggak sebegitu banyak. Karena mereka mengandalkan teknologi yang advance ya, yang sudah canggih," yakinnya.

Apalagi lanjutnya, dengan ditambah kebijakan hilirisasinya Jokowi yang menjadikan benar-benar sektor pertambangan di anak emaskan. Sehingga, investasi semuanya ada di situ tidak ke yang lainnya. Sehingga deindustrialisasi terjadi di Indonesia. Kalau tidak ada industri yang buka, maka tidak mungkin terjadi penyerapan tenaga kerja dalam jumlah banyak.

"Kedua, pemanfaatan teknologi yang yang kebablasan kalau menurut saya ya. Jadi, tidak disesuaikanlah dengan kebutuhan di masyarakat. Sehingga, penggunaan teknologi canggih itu akhirnya tidak membutuhkan manusia. Nah, ini juga akan mengurangi serapan tenaga kerja," tegasnya.

Ketiga, persoalan perdagangan internasional. Dikte dari MOU semacam AFTA, kemudian kerjasama dengan China dan sebagainya yang mengharuskan Indonesia untuk menerima barang-barang impor dari Cina. Sehingga membanjiri pasaran dan mematikan UMKM yang ada di Indonesia.

"Padahal, UMKM itu, ini menurut presiden Jokowi sendiri ya, UMKM itu adalah yang paling banyak membuka tenaga kerja di Indonesia. Nah kalau itu semuanya gulung tikar, itu kan juga semakin memperparah. Jadi, arah kebijakan pemerintah dalam konteks ini Indonesia itu makin memperburuk apa yang sebenarnya sudah buruk dari sistemnya gitu," pungkasnya.[] Nabila Zidane

Opini

×
Berita Terbaru Update