"Bahwa
apa yang terjadi di Palestina itu menunjukkan pada kita betapa lemahnya umat
Islam hari ini. Kenapa lemah? Karena tidak bersatu. Kenapa tidak bersatu? Karena
selama ini tidak memiliki dua unsur penting yang menyatukan kita,” tuturnya.
Pertama, entitas
politik yang didirikan atau dibentuk untuk menyatukan umat. “Apa nama entitas
politik itu? Itulah yang disebut dengan khilafah,” ujarnya.
“Bolak-balik saya katakan tentang khilafah, karena itu penting sekali. Umat Islam jumlahnya
hampir dua miliar, kenapa bisa tak berdaya menghadapi sebuah negara secuplik
yang penduduknya cuma 7,6 juta,” tanyanya.
Lanjut
dikatakan, pasti orang mengatakan bahwa pendukung Zionis adalah negara-negara besar,
ada Amerika, Eropa, Perancis, Inggris dll. “Tapi tetap saja umat Islam
jumlahnya sangat besar. Jika berbicara negara, negeri Muslim sekarang ini
bahkan lebih dari 50 negara. Di antaranya negara dengan jumlah penduduk besar
seperti Indonesia, Pakistan, Bangladesh, dan sebagainya,” bebernya.
Ia heran
bukan kepalang, di tengah situasi Palestina seperti itu, masih juga ada orang
yang berpikir menolak ide khilafah. “Khilafah bukan ide, khilafah ajaran Islam.
Mereka masih saja katakan ini utopis, pikiran dari segelintir orang, dan segala
macam. Itu aneh sekali,” ujarnya.
"Saya
sering mengatakan dalam forum, sekarang tunjukkan kepada kita semua, jika bukan
khilafah yang menyatukan, lalu apa? Kalau bukan khilafah sebagai solusinya,
lalu apa? PBB? Ada lebih dari 37 resolusi Dewan Keamanan PBB oleh Zionis Yahudi
tidak dianggap, tidak berdaya. Ini institusi dunia (PBB), apalagi sekadar Liga
Arab, ASEAN, apalagi lima anak muda unyu-unyu yang katanya mau mengajak
diskusi," jelasnya.
Kedua, tidak
ada pemimpin yang memang dipilih atau berdiri untuk menyatukan umat. “Dialah khalifah.
Khilafah adalah ajaran Islam, itu istilah Islam. Mestinya ini yang harus segera
bisa diwujudkan oleh umat Islam,” imbuhnya lagi.
“Penting
untuk terus mem-booster dan syahidnya Al-Syahid Ismail Haniyah bisa
menyiram semangat perjuangan dan jihad yang luar biasa pada anak-anak muda di
seantero dunia, termasuk kita ini, Insyaallah,” pungkasnya.[] Tari
Handrianingsih