Tintasiyasi.ID -- Khadim Ma’had Syaraful Haramain K.H. Hafidz Abdurrahman, M.A. menjelaskan mengenai ulama yang kredibel adalah yang bisa dijadikan sebagai rujukan dan mengantarkan kepada jalan kebenaran.
“Kita harus memahami tentang kredibilitas ulama yang kita
jadikan sebagai rujukan itu betul-betul bisa mengantarkan kita kepada jalan
kebenaran,” paparnya dalam Hijrah: Mengembalikan Kredibilitas Ulama (K.H.
Hafidz Abdurrahman, M.A. & Ustaz Felix Siauw) di kanal YouTube MSH
TV, Sabtu (06/07/2024).
Ada kriteria tertentu, jelasnya, ketika bicara tentang ulama
yang kredibel. “Pertama, yang disebut ulama itu jelas orang berilmu yang memiliki sanad. Ilmu
itu meliputi perilaku hati seperti akidah atau tauhid, juga ilmu yang
berkaitan dengan anggota tubuh,” tuturnya.
“Ulama yang kredibel selain memiliki
ilmu juga harus mengamalkan ilmunya. Kalau tadi dari aspek keilmuan, selain
memiliki ilmu, ulama yang kredibel juga mengamalkan ilmunya baik dalam konteks
perilaku baik mengenai hati atau perilaku terkait anggota tubuhnya,” terangnya.
Lanjutnya, Ibnu Al-Qayyim dalam Kitabnya Al-Fawaid
menggambarkan ulama su’ adalah ulama su’ yang mengajak orang ke
surga dengan lisannya, tapi perbuatannya mengajak orang ke neraka. “Artinya antara yang diucapkan dan
dilakukan tidak sama,” tegasnya.
“Orang ini (ulama su’) antara yang diucapkan dan
dilakukan tidak klop, tidak nyambung. Maka kata beliau (Ibnu Qayyim) orang yang
seperti ini jangan didengarkan,” tuturnya.
Selanjutnya, kata kiai, gambaran ulama kredibel itu juga
mengemban ilmunya untuk mendidik umat.
“Yang bisa kita gambarkan dari ulama yang kredibel, bukan sekadar
yang mengamalkan untuk dirinya tapi juga mengemban ilmunya untuk disampaikan ke
umat, mendidik umat menjadi pengemban risalah Allah,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa ulama itu memiliki syakhsiyah
yang merepresentasikan ilmu dan amalnya, sekaligus pengemban dakwah. Sehingga
tidak sekadar saleh tapi juga muslih.
“Kepribadiannya ulama yang kredibel itu merepresentasikan
ilmu, amal, dan dakwahnya. Sudah teruji, jadi bukan ulama yang asal jeplak (asal
ngomong),” terangnya.
Menurutnya, karena juga sebagai pengemban dakwah, ulama yang
kredibel itu adalah orang yang peka dan paham terhadap kondisi umat. Pemahaman
terhadap ilmu dan rasa takut kepada Allah membuat ulama tersebut tidak bisa diam.
“Tidak boleh tidak peduli, karena ini bagian dari tanggung jawab
ilmu mereka. Tidak hanya peka tapi paham problem yang dihadapi umat hari ini,
tahu masalah
utamanya. Dengan
ilmunya mereka juga tahu solusinya. Mereka juga tahu apa yang harus dilakukan
untuk umat, menjadi politikus yang mengurusi urusan umat, tidak hanya tahu
fakta tapi juga solusi bagaimana menyelesaikannya. Nah, ini gambaran bagaimana ulama yang
kredibel,” pungkasnya.[] Nabila Sinatrya