Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

UIY: Penting Menumbuhkan Kesadaran Problematik di Tengah Publik

Senin, 08 Juli 2024 | 17:48 WIB Last Updated 2024-07-08T10:48:57Z
TintaSiyasi.com -- Menanggapi peliknya permasalahan yang mengancam negeri saat ini, Cendekiawan Muslim Ustaz Ismail Yusanto (UIY) menilai, penting untuk menumbuhkembangkan kesadaran problematik di tengah-tengah publik agar tumbuh kesadaran idealistik.

"Penting sekali, sekali lagi kita menumbuhkembangkan kesadaran problematik di tengah-tengah publik melalui berbagai cara dan media agar kita bisa berharap, nah, ini yang kesadaran idealistik, (yaitu) musti bagaimana," tuturnya dalam Muharram Islamic Hardtalk 1446 di kanal YouTube One Ummah TV, Ahad (7/7/2024).

Pentingnya kesadaran problematik publik kata UIY, ibarat ketika seseorang sakit, maka harus menyadari bahwa dia sedang sakit. "Kalau dia sendiri merasa enggak sakit, apalagi sehat, dia tidak akan pernah berpikir atau kepikiran untuk datang ke rumah sakit, datang ke dokter dan sebagainya. Begitu juga dengan masyarakat kita," ujarnya.

Ia memaparkan, negeri ini sedang menghadapi masalah yang sangat pelik, yang sangat mendasar dan mengancam, yakni akankah negara ini menjadi negara untuk seluruh rakyat ataukah akan menjadi negara bagi segelintir orang (oligarki), baik oligarki politik maupun oligarki ekonomi.

"Persoalannya tadi, bahwa rakyat itu sadar atau tidak? Karena itulah maka penjelasan yang tadi sudah disampaikan itu sangat penting untuk menumbuhkan apa yang disebut kesadaran problematik. Kalau orang sudah menyadari bahwa kita punya masalah, itu kita punya harapan ada usaha untuk melakukan sesuatu," terangnya.

Ia menyayangkan, sebagian publik tidak menyadari dengan alasan masih bisa makan, beribadah, sekolah dan aman. Olehnya itu, mesti ada sekelompok orang yang sadar yang memandang keadaan tidak hanya pada fenomena fisikal atau fenomena permukaan, tetapi melihat jauh di belakang itu.

"Jadi bukan pada fenomena tapi pada nomenon, gitu. Jadi, something behind. Jadi apa yang kita bisa lihat. Jadi betul bahwa kita ini bisa makan tiap hari, tapi berasnya dari mana? Impor. Betul kita ini bisa bepergian, tapi BBM-nya dari mana, siapa yang mengolah di balik itu semua? Betul kita ini bisa berpakaian, tapi batikmu dari mana? Jangan-jangan bukan dari lagi Pekalongan dari Solo tapi sudah dari Guangzhou atau dari mana? Gitu. Betul kita ini bisa sekolah, tapi arah dari sekolah ini ke mana? Betul kita ini aman, apakah betul-betul aman atau ini seperti api dalam sekam yang sewaktu-waktu bisa mbeleduk? Nah ini semua itu harus dilihat oleh mereka-mereka yang memiliki kesadaran lebih, kelompok sadar tadi itu," paparnya.

Akar Masalah

UIY menerangkan, akar masalah yang melanda negeri ini adalah akibat dari sistem atau ideologi sekuler kapitalis oligarki. Memang Orde Lama itu agak sosialistik, Orde Baru kapitalis tetapi sekarang ini kapitalis yang lebih liberal dan lebih oligarkik. Oligarkik itu artinya betul-betul dikendalikan oleh segelintir orang. Bukan hanya dalam aspek ekonomi, tapi aspek politik.

Lebih lanjut ia menerangkan, kondisinya makin parah lantaran simbiosis antara pengusaha dan penguasa makin erat karena penguasanya menjadi pengusaha. Inilah yang disebut peng-peng, pengusaha penguasa. kalau disingkat lagi menjadi pengusaha yang mengendalikan negeri ini dalam seluruh aspeknya. 

"Karena dia sudah menguasai politik maka bisa atur itu undang-undang peraturan perundangan," ujarnya.

Ia menilai kondisi ini sangat berbahaya sebab di masa depan akan terjadi apa yang sekarang ini digelisahkan oleh publik dunia. Kerakusan kapitalisme yang menjadi-jadi. Sebagaimana telah disuarakan oleh publik Amerika dalam demo besar di Manhattan beberapa waktu yang lalu bahwa capitalism is not working (kapitalisme gagal), kapitalisme hanya bekerja untuk satu persen orang tanpa mengurus yang 99 persen dan kapitalisme itu eksploitatif, tidak akan pernah berhenti kecuali jika mati.

"Seperti kita baca Al-Qur'an itu, alha kumut takatsur, hatta zur tumul maqabir. Liang kubur itulah yang menghentikan dia. masalahnya kapan dia mati? Itu yang kita tidak tahu. Nah selama dia masih hidup, itulah kerakusan itu makin menjadi-jadi dan kerakusan yang difasilitasi oleh kekuasaan. Itu kerakusan yang sampai digambarkan andai bumi bisa ditelan akan ditelan oleh mereka," tegasnya.

Karena itu, menurutnya, penting memunculkan kesadaran problematik di tengah-tengah publik. Di situlah pentingnya edukasi atau tasqiful umah/pembinaan umat. Untuk bagian pertama adalah memunculkan kesadaran problematik. Sampai pada memahami betul apa akar masalah dari itu semua. Setelah itu, lanjutnya, mesti menumbuhkan kesadaran idealistik, yaitu tentang standar ideal yang datang dari Sang Maha Benar.

"Ekonominya kita mesti bagaimana, politik sosial budaya pendidikannya mesti bagaimana, itu jelas mereka mesti mengerti. Di situlah tasqiful umah bi tsaqifatil Islam-nya (edukasi umat dengan Islam) itu menjadi sangat penting. Karena tidak ada idealitas yang betul-betul bagus dalam arti yang hakiki, kecuali itu semua diatur dengan aturan yang benar yang datang dari Zat Maha Benar," imbuhnya.

Hal penting berikutnya, menurut UIY ialah cara mengubahnya dari kondisi yang ada sekarang menjadi kondisi yang ideal. Hal inilah yang menurutnya menjadi bagian dari perjuangan yang harus dilakukan, yakni hijrah, melakukan perubahan dari satu tempat ke tempat lain, dari satu keadaan ke keadaan lain yang lebih baik. 

"Kita harus hijrah. Nah, hijrah itu kan artinya perubahan dari satu tempat ke tempat lain, dari satu keadaan ke keadaan lain yang lebih baik. Lebih baik menurut tolok ukur apa? Tolok ukur Islam. Tidak ada yang lain. Melalui cara apa? Melalui cara dakwah," pungkasnya.[] Saptaningtyas

Opini

×
Berita Terbaru Update