TintaSiyasi.id -- Anak adalah anugrah terindah yang telah diberikan Allah SWT, Zat Yang Maha Kuasa. Anak merupakan generasi penerus umat, sehigga ia harus dijaga, dibimbing, dan dididik dengan baik. Bahkan kasih sayang, serta kesabaran yang orang tua berikan kepada buah hatinya tak terbatas bahkan tanpa batas, namun bagaimana jika anak justru anak membunuh orang tuanya sendiri hanya sebab faktor sepele.
Seperti kasus pertama yang menimpa anak berinisial SPA, dengan tega ia menghabisi ayahnya yang menderita strok, akibat diminta membopong korban ke kamar mandi. Sebab perbuatannya tersebut SPA terancam hukuman 15 tahun penjara. 21/06/2024.
Kasus kedua, Polisi Sektor Duren Sawit, Polres Metro Jakarta Timur dan Resmob Polda Metro Jaya menangkap kakak beradik pelaku pembunuhan ayah kandung pemilik toko peralatan rumah tangga di Kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur. Diduga pembunuhan tersebut didasari kekerasan karena dituduh mencuri uang ayahnya. Dengan kejinya mereka menusuk ayah mereka dengan sebilah pisau. Dilansir dari Liputan 6, Enamplus 24/07/2024.
Maraknya kasus pembunuhan yang kini terjadi menunjukkan potret buruk sistem saat ini. Lantaran sistem yang diterapkan adalah sistem Kapitalisme-Sosialisme.
Dimana sosialisme-kapitalisme ini telah merusak dan merobohkan pandangan seseorang mengenai keluarga. Yang akhirnya lahirlah manusia-manusia yang miskin iman dan sulit dalam mengontrol emosinya.
Mirisnya lagi, sistem saat ini justru semakin mengkaburkan pandangan manusia mengenai agamanya sendiri. Lantaran sistem ini memiliki konsep “Menjauhkan Agama Dari Kehidupan”, sehingga tidak lagi menimbang segala sesuatu baik perbuatan maupun perkataan sesuai koridor syariat islam, dalam hal halal dam haramnya.
Karena itu manuasia akan melakukan berbagai cara untuk memperoleh materi, yang mana materi tersebutlah tujuan mereka.
Orientasi hidup merekapun hanya bersandar pada materi semata, lantaran mereka tidak memahami betul tujuan mereka diciptakan sebagai seorang hamba. Sehingga wajar saja jika muncul generasi yang rusak dan minus adab.
Ada beberapa faktor kasus pembunuhan ini marak terjadi, terlebih kasus pembunuhan anak pada orang tuanya sendiri, diantaranya:
Karena kurangnya kasih sayang dan penanaman akhlak pada anak oleh orang tua.
Sistem pendidikan negara saat ini juga gagal dalam menjamin anak berakhlak mulia, beradab, dan birrul walidain, sebab pendidikan saat ini memiliki konsep sekulerisme (memisahkan agama dari kehidupan) yang megakibatkan anak akan bermental strawberry, Dimana Ketika ia mendapatkan problem ia akan mudah rapuh.
Pergaulan bebas yang terjadi di kalangan remaja juga mempengaruhi remaja saat ini, mengakibatkan seseorang dengan mudah terbawa arus pergaulan yang toxik serta tidak memberikan manfaat baik bagi umat sama sekali.
Oleh karena itu, kita butuh pada sistem yang dapat meriayah umat dengan baik, tiada lain yakni dengan sistem Islam. Islam memiliki solusi yang komperhensif dalam menuntaskan problem yang terjadi di tengan-tengah umat. Terlebih jika Islam dijadikan sebagai ideologi maka kasus semacam ini tidak akan dijumpai dimaka kini.
Islam akan mendidik menjadi generasi yang bersyaksiyah Islam, berbakti, hormat pada orang tua, serta memiliki kemampuan dalam mengontrol emosinya. Kholifah dalam negara Islam juga bertanggung jawab untuk melakukan (riayah suunil ummah) mengurus seluruh urusan umat. Sebagaiman sabda Rosulullah “Seorang (kholifah) pemimpin adalah pemelihara dan pengatur urusan rakyatnya dan ia akan dimintai pertanggung jawaban atas rakyatnya”.
Islam pun memiliki mekanisme ampuh untuk menjauhkan generasi dari tindakan kriminalitas, seperti:
Dalam sistem Islam, penanaman ilmu agama mulai dikenalkan kepada anak sejak usia dini, sehingga kepribadian Islam akan tertanam sejak kecil. Pelayanan pendidikan yang diberikan negara kepada anak akan mencetak generasi yang kuat iman, bertakwa, dan tentunya berbakti pada orang tua. Pergaulan dalam Islam akan diatur sesuai dengan syariat-Nya.
Negarapun akan memberikan sanksi yang tegas dan menjerakan bagi pelaku kriminalitas, sehingga orang lain pun akan berfikir dua kali jika ingin berbuat hal demikian
Inilah jika Islam dijadikan sebagai ideologi, maka kasus pembunukan semacam ini tidak akan terjadi, lantaran sistem Islam memiliki solusi yang komperhensif dalam menuntaskan segala problem yang timbul di tengah-tengah umat. Jadi mari kita wujudkan kehidupan Islam. Wawlahu a’lam bisowwab.
Oleh: Syifa Rafida
Aktivis Muslimah