Tintasiyasi.ID -- Melalui YouTube UIY Official, Cendekiawan Muslim Ustaz Ismail Yusanto menilai kunjungan lima pemuda Nahdhatul Ulama (NU) ke Israel beberapa hari yang lalu adalah suatu hal yang amat sangat memalukan.
"Terkait kunjungan lima pemuda NU ke Israel beberapa
hari lalu yang bikin geger di tengah kebiadaban Zionis yang luar biasa yang
mengakibatkan kehancuran wilayah Gaza, menimbulkan kematian puluhan ribu warga
di sana, serta kecaman dari berbagai pihak di seluruh dunia, (maka) kejadian
atau kunjungan ini tentu amat sangat memalukan," ungkapnya pada Ahad
(21/07/2024).
Ia menegaskan, satu hal yang amat penting bahwa secara
faktual hubungan dengan Israel adalah
hubungan perang atau 'al-aqad harbiyah. “Mengapa? Karena secara faktual negara
Zionis ini adalah negara agresor yang telah merampas dan menjajah tanah
Palestina,” tegasnya.
"Selama itu pula mereka telah banyak sekali melakukan
penindasan, perampasano dan juga pembunuhan terhadap warga Palestina. Sudah tidak
terhitung berapa banyak yang menjadi korban. Ini jelas sekali tidak bisa
dibantah," ujarnya.
Oleh karena itu, mereka apalagi para pemimpin mereka, perdana
menteri, presiden dari negara agresor itu statusnya, tidak lain adalah
sebagai kafir harbi fi'lan (kafir
yang sedang memerangi kaum Muslim).
"Masak terhadap orang yang termasuk paling bertanggung jawab
terhadap semua kezaliman, kebrutalan, kesadisan, kebengisan di Palestina yang
telah banyak sekali mengakibatkan kehancuran, penderitaan, dan kematian puluhan
ribu orang di sana, bukannya bersikap keras atau tegas malah bermanis muka,
bersalaman, lalu berfoto bersama," sesalnya.
Tentang hal ini UIY mengajak untuk menyimak apa yang
dikatakan Allah Swt. dalam surah Al-Fath ayat 29, yang artinya, "Muhammad adalah utusan
Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia bersikap keras terhadap
orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka...."
“Ada ungkapan sederhana bagaimana kita bersikap terhadap
musuh saudara kita, ‘Musuh dari saudara kita adalah musuh kita. Nah, bila ada
yang berlaku sebaliknya, justru bersaudara dengan musuh saudara kita ini,
apakah itu berarti mereka telah secara sengaja hendak menempatkan diri sebagai musuh
dari saudara kita?" pungkasnya retoris.[] Rina