Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Kejutan Ulang Tahun Berujung Maut

Selasa, 23 Juli 2024 | 21:02 WIB Last Updated 2024-07-23T14:02:24Z
TintaSiyasi.id -- Nasib tragis menimpa ketua OSIS SMAN 1 Cawas, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Korban berinisial FN, 18 tahun, meninggal dunia akibat tersengat listrik, setelah diceburkan ke dalam kolam oleh teman-temannya pada saat perayaan ulang tahunnya pada senin, 8 Juli 2024 yang lalu. 

Kapolsek Cawas AKP Umar Mustofa menjelaskan, FN dan sekitar 30 temannya sedang melaksanakan rapat untuk persiapan lomba pengembangan prestasi minat bakat siswa yang akan diadakan 25 Juli 2024. Saat itulah ada temannya yang mengetahui FN hari itu sedang berulang tahun. FN ditaburi tepung kemudian diceburkan teman-temannya ke kolam sekolah. Namun nahas, ketika akan berupaya naik ke permukaan, FN menginjak kabel dan kesetrum. Sehingga, nyawanya tidak bisa diselamatkan. (gaya.tempo.co, 10 Juli 2024).

Merayakan ulang tahun dengan memberi kejutan menjadi tren dikalangan remaja saat ini. Taburan tepung, dilempari telur, serta diceburkan ke dalam kolam. Sudah menjadi tradisi yang biasa dilakukan. Bahkan, jika tidak diawali dengan kejutan, perayaannya terkesan kurang sempurna. 

Perayaan ulang tahun semacam ini seringkali dilakukan hanya sekedar untuk keseruan dan kesenangan semata. Inilah bentuk eksistensi diri remaja saat ini. Hanya saja, terkadang kejutan yang diberikan terlalu berlebihan, hingga membuat korban yang sedang berulang tahun mengalami trauma, cedera serius bahkan sampai berujung pada kematian. 

Generasi remaja saat ini seringkali berprilaku spontan dalam beraktivitas, suka meniru dan mengikuti trend yang ada. Tanpa disertai pemikiran mendalam tentang sebab akibat yang di timbulkan dari perbuatannya. Ketidakpahaman remaja tentang kaidah berpikir dan beramal, serta adanya pertanggungjawaban atas setiap perbuatan, tidak lagi menjadi bahan pertimbangan dalam bersikap. 

Tentu ada banyak faktor yang mempengaruhi remaja bertindak seperti itu. Pertama, lemahnya pengetahuan tentang Islam. Minimnya pengetahuan tentang Islam tentu akan menjauhkan kesadaran pemahaman tentang Allah sebagai Pencipta, Pengatur, dan tempat kembali. Serta, Allah akan meminta pertanggungjawaban atas apa yang telah dilakukan selama di dunia.

Lemahnya pemahaman Islam juga akan berdampak terhadap rusaknya kaidah berpikir dan amal yang benar. Hal ini disebabkan sistem kapitalisme yang berasaskan sekularisme. Yakni, pemisahan agama dari kehidupan. Akidah ini mengarahkan manusia untuk tidak terikat pada aturan agama. Mereka bebas mengatur diri mereka sendiri. Agama dicukupkan hanya sebatas ibadah ritual saja, bukan sebagai sistem kehidupan. Alhasil, manusia bertindak sesuai dengan kemauannya sendiri tanpa peduli halal dan haram. 

Kedua, sistem pendidikan yang diterapkan. Sistem pendidikan yang diterapkan hari ini adalah sistem pendidikan sekuler yang berorientasi pada capaian nilai akademik semata. Bahkan, dirancang ketika bersekolah targetnya adalah bisa menghasilkan materi sebanyak-banyaknya. Mata pelajaran agama hanya diajarkan sebagai pelajaran bukan sebagai tolak ukur dalam keberhasilan pembelajaran. Sehingga, keberadaan akhlak, moral dan tingkah laku, lepas kontrol dari generasi saat ini. Alhasil, banyak generasi yang pintar, sukses secara materi tetapi lemah moral dan akhlaknya.

Ketiga, faktor teknologi yang terus berkembang. Kemajuan zaman yang semakin berkembang memudahkan kita untuk mengakses informasi. Kemudahan ini justru menjadi racun bagi generasi saat ini. Tayangan-tayangan tentang gaya hidup liberal semakin terlihat jelas. Gaya hidup para artis, tokoh ternama, ini menjadi role mode bagi remaja. Terkhusus sebagai rujukan dalam perayaan ulang tahun. Sungguh disayangkan, kecanggihan teknologi bukannya digunakan untuk kebaikan, justru untuk mencontoh sesuatu yang tidak ada faedahnya. 

Islam adalah Solusi 

Tentu berbeda ketika masyarakat diatur dengan sistem Islam yaitu khilafah. Daulah khilafah menjadikan akidah Islam sebagai asas dalam mengatur kehidupan. Akidah Islam akan menuntut manusia untuk menyadari bahwa dirinya, kehidupan dan alam semesta hanya makhluk yang diciptakan oleh Allah Swt.  

Kesadaran individu sebagai makhluk akan mengantarkan manusia untuk rela diatur oleh Penciptanya. Sehingga, ketika beramal dia akan memastikan amalannya untuk terikat dengan hukum syarak. Standarnya dalam melakukan perbuatan bukan berdasarkan manfaat, tetapi halal dan haram. Kehidupan yang dibentuk dengan akidah Islam akan melahirkan orang-orang yang bertanggunga jawab atas amalnya. 

Begitupun dengan masyarakat yang ada di dalam daulah khilafah, yaitu masyarakat yang memiliki kesadaran untuk tidak membiarkan atau menormalisasikan kebiasaan buruk, termasuk trend perayaan ulang tahun. Kegiatan amar ma’ruf nahi mungkar akan berjalan di tengah masyarakat. Daulah khilafah tidak akan berlepas tangan dari memelihara  (ri’ayah) masyarakatnya. Daulah khilafah akan memastikan kesadaran yang ada didalam masyarakat harus berlandaskan akidah Islam. 

Daulah khilafah akan mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Orientasinya, bukan pada pencapaian materi seperti halnya pendidikan ala kapitalis sekuler. Daulah khilafah akan memperhatikan dua pokok tujuan Pendidikan.
 
Pertama, membangun kepribadian Islam yang memiliki pola pikir (aqliyah) dan pola sikap (nafsiyah) yang sesuai dengan Islam. Ini didapat dengan menanamkan tsaqofah Islam berupa akidah, pemikiran dan prilaku Islami kedalam akal dan jiwa anak didik. 

Kedua, mempersiapkan anak-anak kaum Muslim agar diantara mereka menjadi ulama yang ahli disemua aspek kehidupan. Baik ilmu keislaman seperti ijtihad, fikih, peradilan, dan sebagainya. Maupun, ilmu terapan seperti ilmu teknik, kimia, fisika, kedokteran dan lain-lain. Metode pengajaran dilakukan secara 'talqiyan fikriyan' yakni mentransfer fakta yang diserap oleh alat indra ke dalam otak, kemudian fakta tersebut diinterpretasikan dengan informasi sebelumnya, lalu ditetapkan hukum atas fakta tersebut. Metode 'talqiyan fikriyan' akan membuat anak-anak memiliki kaidah berpikir dan amal yang benar. Sehingga, akan menghasilkan amal produktif yang didapat melalui pengkajian yang mendalam.

Anak-anak yang lahir dari sistem pendidikan Islam akan menyadari bahwa dirinya adalah seorang hamba. Serta, wajib taat kepada sang pencipta. Melakukan sesuatu karena dorongan syariat, bukan karena kesenangan semata. Alhasil, kejutan ulang tahun tidak akan menjadi tren di dalam daulah khilafah karena perbuatan tersebut jelas membahayakan orang lain. Wallahu a'lam bishshowab.

Oleh: Aqila Deviana
Aktivis Muslimah

Opini

×
Berita Terbaru Update