Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Hilangnya Kesadaran Masyarakat

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:34 WIB Last Updated 2024-07-27T10:35:08Z

TintaSiyasi.id -- Peringatan hari kelahiran atau biasa disebut sebagai hari ulang tahun tentu memiliki keistimewaan tersendiri bagi sebagian orang. Di mana manusia tersadarkan oleh alarm alamiahnya yang mengingatkan bahwa dirinya sudah semakin tua dan semakin lama hidup di dunia ini. Rasulullah SAW sendiri pun juga senantiasa berpuasa di hari Senin yang merupakan hari kelahiran beliau. Hal ini menunjukkan bahwa kita harus senantiasa bersyukur kepada Allah SWT, Sang Pemberi Rezeki. 

Dalam Islam, hukum merayakan ulang tahun (yang identik dengan pesta tiup lilin, potong kue, dsb) adalah haram. Pasalnya, kegiatan tersebut merupakan tradisi kaum kafir yang tidak meyakini keberadaan Tuhan yang sebenar-benarnya, Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda “Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut tertolak” (HR. Muslim no. 1718). 

Namun, masyarakat yang menganut paham sekularisme (memisahkan agama dari kehidupan) menganggap perayaan ini sebagai sebuah tradisi yang wajib dilakukan. Bentuknya pun beragam seiring dengan berkembangnya zaman.  

Baru-baru ini viral kasus Ketua OSIS SMAN 1 Cawas, Klaten, Jawa Tengah yang tewas setelah diceburkan ke dalam kolam. Konon, hal tersebut dilakukan oleh teman-temannya setelah mengetahui bahwa sang korban sedang berulang tahun. Setelah diceburkan ke dalam kolam, korban memegang pralon yang terdapat kabel listrik sehingga tersetrum dan meninggal dunia (kompas.tv, 11/07/2024).

Ini hanyalah satu dari sekian kasus yang diperbuat oleh remaja saat ini. Berawal dari hanya mengikuti trend tanpa didasari oleh kesadaran dan pemikiran mendalam sehingga berujung pada kemalangan. Perbuatan remaja yang seringkali dilakukan secara spontan mengabaikan mereka dari pertanggungjawaban yang ada. Selain itu, perbuatan tersebut juga dilakukan semata-mata hanya sebagai kesenangan belaka yang bersifat sementara. Padahal, masih banyak kegiatan positif lain yang dapat dilakukan sehingga menunjang mereka dalam kehidupan yang produktif.

Allah SWT juga telah memperingatkan kita tentang tanggung jawab di dunia sebagai hamba. Allah berfirman, “Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah ia lakukan.” (TQS. Al Muddatstsir : 38)

Hal ini tentu menjadi tanggung jawab negara dalam memberikan pendidikan yang layak kepada masyarakat. Pemahaman yang benar perlu ditanamkan di dalam diri masyarakat, sehingga menimbulkan kesadaran atas tanggung jawab yang harus dilakukan. Di dalam Islam, akidah yang benar selalu menjadi yang diprioritaskan di dalam pendidikan, sehingga menciptakan kehidupan masyarakat yang tentram dan selalu berada dalam ketaatan. Wallahu a’lam bishshawab. []


Aisyah Aribah Qonita
Aktivis Remaja Muslimah Kediri

Opini

×
Berita Terbaru Update