Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Hakikat Keimanan dan Balasan bagi Kaum Beriman

Selasa, 09 Juli 2024 | 10:48 WIB Last Updated 2024-07-09T03:50:08Z
TintaSiyasi.id -- Sobat, Al-Ghazali adalah seorang ulama besar dan filsuf Islam dari abad ke-11, memberikan pemikiran mendalam tentang hakikat keimanan (iman). Menurut Al-Ghazali, keimanan bukan sekadar pengakuan lisan atau pengetahuan intelektual, melainkan mencakup aspek-aspek yang lebih mendalam dan spiritual. Berikut adalah beberapa poin utama mengenai hakikat keimanan menurut Al-Ghazali:

1. Iman sebagai Pengakuan dan Keyakinan: Al-Ghazali menekankan bahwa iman adalah pengakuan yang tulus atas keberadaan dan keesaan Allah, serta keyakinan terhadap ajaran-ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Pengakuan ini harus dilandasi oleh keyakinan yang kuat dan mendalam, bukan hanya di permukaan atau sekadar kata-kata.

2. Iman sebagai Pengetahuan (‘Ilm): Menurut Al-Ghazali, iman juga merupakan bentuk pengetahuan. Namun, pengetahuan yang dimaksud bukanlah pengetahuan rasional atau ilmiah semata, melainkan pengetahuan yang mendalam dan intuitif tentang kebenaran-kebenaran spiritual. Pengetahuan ini dicapai melalui kontemplasi dan pemahaman mendalam terhadap ajaran agama.

3. Iman sebagai Pengalaman Spiritual: Al-Ghazali menekankan pentingnya pengalaman spiritual dalam membentuk iman. Keimanan yang sejati, menurutnya, melibatkan perasaan dan pengalaman langsung akan kehadiran Allah. Melalui ibadah dan dzikir, seorang mukmin dapat merasakan kedekatan dengan Allah dan memperkuat imannya.

4. Iman dan Amalan: Bagi Al-Ghazali, iman tidak dapat dipisahkan dari amalan. Keimanan yang sejati akan tercermin dalam perilaku dan tindakan sehari-hari. Seorang yang beriman harus menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Amalan yang baik akan memperkuat iman, sementara amalan yang buruk akan melemahkan iman.

5. Iman sebagai Kualitas Hati (Qalb): Al-Ghazali sering mengaitkan iman dengan kondisi hati. Menurutnya, hati yang bersih dan tulus adalah tempat tumbuhnya iman yang sejati. Oleh karena itu, membersihkan hati dari penyakit-penyakit spiritual seperti riya (pamer), hasad (iri hati), dan sombong sangat penting dalam memperkuat iman.

6. Iman dan Kesadaran Akhirat: Kesadaran akan kehidupan setelah mati dan hari pembalasan juga merupakan aspek penting dari iman menurut Al-Ghazali. Keimanan yang sejati mencakup keyakinan bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara dan bahwa kebahagiaan abadi hanya dapat dicapai di akhirat melalui ketaatan kepada Allah.

Pemikiran Al-Ghazali tentang hakikat keimanan menunjukkan kedalaman dan kompleksitas konsep ini dalam Islam. Iman bukan hanya sekadar percaya, tetapi melibatkan transformasi internal yang mendalam dan berkelanjutan dalam diri seorang mukmin.

Tuhan semesta alam Tabaroka wa Ta'ala telah menjelaskan dalam Al-Qur'an Al-Karim tentang pahala yang besar di dunia dan akhirat diesdiakan bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa kepada-Nya.

Benar, dalam Al-Qur'an, Allah Subhanahu wa Ta'ala menjelaskan banyak ayat yang menunjukkan pahala besar yang disediakan bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa kepada-Nya, baik di dunia maupun di akhirat. Berikut adalah beberapa ayat yang menggambarkan hal tersebut:

1. Pahala di Akhirat: Allah menjanjikan surga dan segala kenikmatannya bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa. Salah satu ayat yang sering dikutip adalah dalam Surah Al-Baqarah:

وَبَشِّرِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أَنَّ لَهُمۡ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُۖ كُلَّمَا رُزِقُواْ مِنۡهَا مِن ثَمَرَةٖ رِّزۡقٗا قَالُواْ هَٰذَا ٱلَّذِي رُزِقۡنَا مِن قَبۡلُۖ وَأُتُواْ بِهِۦ مُتَشَٰبِهٗاۖ وَلَهُمۡ فِيهَآ أَزۡوَٰجٞ مُّطَهَّرَةٞۖ وَهُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ  

"Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat kebajikan, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Setiap kali mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka berkata, 'Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.' Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci, dan mereka kekal di dalamnya." (QS. Al-Baqarah: 25).

2. Pahala di Dunia: Allah juga menjanjikan keberkahan dan kebahagiaan di dunia bagi orang-orang yang bertakwa. Dalam Surah An-Nahl, Allah berfirman:

"Barangsiapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti Kami akan berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS. An-Nahl: 97)


3. Ketenangan Hati dan Keberkahan: Allah menjanjikan ketenangan hati dan keberkahan dalam hidup bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa. Dalam Surah Ar-Ra’d, Allah berfirman:

"Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra’d: 28).

4. Bantuan dan Pertolongan Allah: Allah menjanjikan bantuan dan pertolongan-Nya kepada orang-orang yang bertakwa. Dalam Surah At-Talaq, Allah berfirman:

"Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." (QS. At-Talaq: 2-3).

Allah SWT Berfirman:
الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ طُوبَىٰ لَهُمْ وَحُسْنُ مَآبٍ  

“Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik.” (QS. Ar-Ra’d (13 ) : 29).

Dari Abu Saíd Al-Khudri ra  berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Thuba adalah pohon di surga yang berumur ratusan tahun, dan pakaian penghuni surga akan keluar dari tunasnya.” (HR. Ahmad).
 
Ayat-ayat di atas menunjukkan betapa besar pahala dan ganjaran yang Allah sediakan bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa, baik dalam kehidupan dunia maupun di akhirat. Ini mengingatkan kita untuk selalu menjaga iman dan ketakwaan dalam setiap aspek kehidupan kita.

Kami memohon kepada Allah SWT untuk menjauhkan kami dari tempat-tempat orang-orang yang zalim, menjauhkan kami dari tipu daya kekafiran dan kesesatan.

Ya Rabbi, berikanlah kami keimanan yang benar, keyakinan yang tidak akan menjadi kafir setelahnya, dan rahmat yang dengannya kami dapat memperoleh kemuliaan-Mu di dunia dan akhirat.

Dr. Nasrul Syarif M.Si.  
Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo

Opini

×
Berita Terbaru Update