Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Dimensi Spiritual Manusia dalam Psikologi Islami

Minggu, 07 Juli 2024 | 00:32 WIB Last Updated 2024-07-06T17:32:24Z

TintaSiyasi.id -- Dalam Psikologi Islami dimensi Spiritual manusia dijabarkan dalam beberapa konsep termasuk diri (nafs), Roh (ruh), Akal, ('Aql) dan Kalbu (qalb).

Dalam psikologi Islami, dimensi spiritual manusia mencakup beberapa konsep kunci yang meliputi diri (nafs), roh (ruh), akal ('aql), dan kalbu (qalb). Masing-masing konsep ini memiliki peran dan fungsi tertentu dalam kehidupan spiritual dan psikologis manusia. Berikut adalah penjelasan tentang masing-masing konsep tersebut:

1. Diri (Nafs)
Nafs dalam bahasa Arab sering diterjemahkan sebagai "diri" atau "jiwa." Dalam konteks Islam, nafs memiliki beberapa tingkatan dan dapat menggambarkan berbagai aspek dari diri manusia, mulai dari yang paling rendah hingga yang paling tinggi dalam hubungannya dengan kesucian dan ketaatan kepada Allah.
• Nafs al-Ammarah (Nafsu yang Memerintah Kejahatan): Ini adalah tingkat nafs yang paling rendah, di mana manusia cenderung kepada kejahatan dan godaan duniawi.

• Nafs al-Lawwamah (Nafsu yang Mencela Diri Sendiri): Ini adalah tingkat nafs yang mulai sadar akan kesalahannya dan mencela dirinya sendiri ketika berbuat dosa.
• Nafs al-Mutma'innah (Nafsu yang Tenang): Ini adalah tingkat nafs yang tertinggi dan paling suci, di mana jiwa manusia berada dalam ketenangan dan kedamaian karena kedekatannya dengan Allah.

Referensi Quran:
• Surah Yusuf (12:53): "Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
• Surah Al-Fajr (89:27-28): "Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridai-Nya."

2. Roh (Ruh)

Ruh adalah aspek spiritual yang diberikan Allah kepada manusia, yang menjadi sumber kehidupan dan kesadaran. Ruh adalah elemen yang sangat penting dalam penciptaan manusia dan dianggap sebagai amanah dari Allah.
• Surah Al-Hijr (15:29): "Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan) Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud."

Ruh dianggap sebagai elemen ilahiah yang membuat manusia memiliki kemampuan spiritual dan kesadaran akan keberadaan Allah.

3. Akal ('Aql)
'Aql adalah kemampuan intelektual dan kognitif manusia yang memungkinkan mereka untuk berpikir, memahami, dan membuat keputusan. Dalam Islam, 'aql sangat dihargai karena melalui akal, manusia dapat mengenal Tuhan, memahami hukum-hukum-Nya, dan bertindak sesuai dengan petunjuk-Nya.
• Surah Al-Baqarah (2:164): "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berakal."
'Aql juga membantu manusia dalam membedakan antara yang benar dan yang salah serta membuat pilihan yang bijaksana berdasarkan pengetahuan dan pemahaman yang benar.

4. Kalbu (Qalb)
Qalb adalah istilah yang sering diterjemahkan sebagai "hati." Dalam konteks spiritual, qalb bukan hanya organ fisik, tetapi juga pusat dari perasaan, iman, dan spiritualitas manusia. Qalb adalah tempat di mana niat dan keimanan bersemayam.

• Surah Al-Hajj (22:46): "Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami, atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada."

Qalb adalah pusat dari segala perbuatan baik dan buruk, dan kualitas qalb sangat menentukan kualitas hidup spiritual seseorang.

Dalam psikologi Islami, dimensi spiritual manusia dijelaskan melalui konsep nafs, ruh, 'aql, dan qalb. Masing-masing elemen ini berperan dalam membentuk perilaku dan kesadaran manusia, serta hubungannya dengan Allah. Pemahaman yang mendalam tentang konsep-konsep ini membantu individu mencapai keseimbangan dan kedamaian dalam kehidupan spiritual mereka.

Jenis-jenis Qalbu Menurut Ibnu Qayyim

Ibnu Qayyim al-Jawziyya, seorang ulama terkenal dalam Islam, membahas berbagai jenis qalbu (hati) dalam karya-karyanya. Menurutnya, qalbu memiliki berbagai kondisi dan sifat yang mempengaruhi kehidupan spiritual dan moral seseorang. Berikut adalah beberapa jenis qalbu yang dijelaskan oleh Ibnu Qayyim:

1. Qalb Salim (Hati yang Sehat)
Qalb salim adalah hati yang murni, bersih, dan sehat. Hati ini dipenuhi dengan keimanan, kejujuran, dan ketulusan kepada Allah. Ia tidak terpengaruh oleh penyakit-penyakit hati seperti riya, hasad, dan kebencian. Hati yang sehat selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah dan menjauhi segala bentuk maksiat.
• Surah Asy-Syu'ara (26:88-89): "Pada hari ketika harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih (qalbun salim)."

2. Qalb Mayyit (Hati yang Mati)
Qalb mayyit adalah hati yang mati dan tidak memiliki kehidupan spiritual. Hati ini telah terputus dari petunjuk dan rahmat Allah, serta tenggelam dalam dosa dan maksiat. Orang dengan hati yang mati tidak memiliki kesadaran akan kebenaran, keimanan, dan tidak peduli dengan perintah maupun larangan Allah.
• Surah Al-Jatsiyah (45:23): "Maka apakah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya serta meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?"

3. Qalb Maridh (Hati yang Sakit)
Qalb maridh adalah hati yang sakit, yang berada di antara hati yang sehat dan hati yang mati. Hati ini memiliki keimanan, tetapi juga dipengaruhi oleh penyakit-penyakit hati seperti keraguan, hasad, riya, dan cinta dunia. Hati yang sakit memerlukan perawatan spiritual untuk kembali sehat dan kuat.
• Surah Al-Baqarah (2:10): "Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih disebabkan mereka berdusta."

4. Qalb Munib (Hati yang Bertobat)
Qalb munib adalah hati yang selalu kembali kepada Allah dalam tobat dan penyesalan. Hati ini sadar akan dosa-dosanya dan selalu mencari ampunan Allah. Orang dengan hati ini terus berusaha memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah.
• Surah Qaf (50:33): "(Yaitu) orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertaubat."

5. Qalb Muthmainnah (Hati yang Tenang)
Qalb muthmainnah adalah hati yang tenang dan damai, yang telah mencapai ketenangan karena kedekatannya dengan Allah. Hati ini puas dengan ketetapan Allah dan selalu merasa aman dalam perlindungan-Nya.
• Surah Al-Fajr (89:27-28): "Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridai-Nya."

6. Qalb Qasiyah (Hati yang Keras)
Qalb qasiyah adalah hati yang keras, yang tidak menerima petunjuk dan nasihat. Hati ini telah tertutup dari cahaya kebenaran dan sulit untuk dilunakkan dengan nasihat atau peringatan.
• Surah Al-Baqarah (2:74): "Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang memancarkan sungai-sungai daripadanya, dan sungguh di antaranya ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya, dan ada pula di antaranya yang jatuh ke bawah karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan."

Ibnu Qayyim menjelaskan bahwa qalbu (hati) memiliki berbagai kondisi dan sifat yang mempengaruhi kehidupan spiritual dan moral seseorang. Memahami jenis-jenis qalbu ini dapat membantu seseorang dalam melakukan introspeksi dan usaha perbaikan diri, untuk mencapai hati yang sehat dan tenang serta mendekatkan diri kepada Allah.

Ciri Qalbu Salim (Hati yang Sehat)

Qalb Salim, atau hati yang sehat, adalah konsep penting dalam psikologi Islami dan spiritualitas. Hati yang sehat memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari hati yang sakit atau mati. 

Berikut adalah ciri-ciri qalb salim menurut pandangan para ulama dan cendekiawan Islam:

1. Keikhlasan dalam Beribadah
Qalb salim selalu ikhlas dalam segala bentuk ibadah dan amal perbuatan. Hati yang sehat melaksanakan ibadah semata-mata karena Allah, bukan untuk mendapatkan pujian atau penghargaan dari manusia.
• Surah Al-Bayyinah (98:5): "Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama."

2. Kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya
Hati yang sehat dipenuhi dengan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya melebihi cinta kepada apapun atau siapapun di dunia ini. Cinta ini memotivasi setiap tindakan dan keputusan yang diambil.
• Surah Al-Baqarah (2:165): "Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah."

3. Tawakal yang Kuat kepada Allah
Qalb salim selalu bergantung dan bertawakal kepada Allah dalam setiap aspek kehidupan. Orang dengan hati yang sehat percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah atas izin dan ketetapan Allah.
• Surah Al-Imran (3:159): "Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah."

4. Ketenangan dan Kedamaian
Hati yang sehat merasakan ketenangan dan kedamaian, bahkan di tengah-tengah kesulitan dan ujian. Ini adalah hasil dari keimanan dan kedekatan dengan Allah.
• Surah Ar-Ra'd (13:28): "Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram."

5. Selalu Berusaha Mendekatkan Diri kepada Allah
Qalb salim senantiasa berusaha untuk meningkatkan kedekatan kepada Allah melalui ibadah, dzikir, doa, dan amal shalih. Hati ini selalu berusaha memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas keimanan.
• Surah Al-Ankabut (29:69): "Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami."

6. Kepekaan terhadap Dosa
Hati yang sehat sangat peka terhadap dosa dan kesalahan. Orang dengan qalb salim akan segera bertobat dan memperbaiki diri setelah menyadari kesalahannya.
• Hadis Riwayat Muslim: "Sesungguhnya orang mukmin itu melihat dosanya seperti dia duduk di bawah gunung yang dia takut akan jatuh menimpanya, dan orang fajir melihat dosanya seperti lalat yang hinggap di hidungnya lalu diusirnya."

7. Keadilan dan Kebaikan kepada Sesama
Hati yang sehat selalu berusaha berbuat adil dan baik kepada sesama manusia. Orang dengan qalb salim memiliki sifat empati, kasih sayang, dan keadilan dalam berinteraksi dengan orang lain.
• Surah An-Nahl (16:90): "Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat."

8. Menjauhi Penyakit Hati
Qalb salim bebas dari penyakit-penyakit hati seperti riya, hasad, ujub, dan takabbur. Hati ini selalu dijaga dan dibersihkan dari sifat-sifat buruk yang dapat merusak keimanan.
• Surah Al-A'raf (7:205): "Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai."

9. Rasa Syukur dan Sabar
Hati yang sehat selalu bersyukur atas nikmat Allah dan sabar dalam menghadapi cobaan. Qalb salim memahami bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah ujian dari Allah dan menerimanya dengan penuh keikhlasan.
• Surah Ibrahim (14:7): "Jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu."

10. Komitmen pada Kebenaran dan Keadilan
Qalb salim memiliki komitmen yang kuat terhadap kebenaran dan keadilan. Hati ini tidak mudah terpengaruh oleh tekanan atau godaan untuk menyimpang dari jalan yang benar.
• Surah Al-Ma'idah (5:8): "Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil."

Qalb salim atau hati yang sehat adalah hati yang dipenuhi dengan iman, keikhlasan, cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, serta ketenangan dan kedamaian. Hati ini selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah, menjaga diri dari dosa, dan berbuat baik kepada sesama. Memiliki qalb salim adalah tujuan utama dalam kehidupan spiritual seorang Muslim, karena hati yang sehat membawa kepada kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan akhirat.

Ciri Qalbu Mayyit (Hati yang Mati)

Qalb mayyit, atau hati yang mati, merupakan keadaan di mana hati seseorang telah kehilangan kehidupan spiritual dan kesadaran akan kebenaran dan keimanan. Hati yang mati tidak peka terhadap petunjuk dan peringatan Allah, serta tidak terpengaruh oleh ajaran agama. Berikut adalah ciri-ciri qalb mayyit menurut ajaran Islam:

1. Tidak Ada Keimanan kepada Allah
Hati yang mati tidak memiliki keimanan kepada Allah. Orang dengan qalb mayyit tidak percaya kepada Allah, Rasul-Nya, dan ajaran Islam.
• Surah Al-Baqarah (2:7): "Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat."

2. Tidak Merasa Bersalah ketika Berbuat Dosa
Qalb mayyit tidak merasa bersalah atau menyesal ketika melakukan dosa. Orang dengan hati yang mati terus-menerus melakukan perbuatan maksiat tanpa rasa takut atau malu.
• Surah Al-Mutaffifin (83:14): "Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka."

3. Tidak Terpengaruh oleh Nasihat atau Peringatan
Hati yang mati tidak terpengaruh oleh nasihat, peringatan, atau ajakan untuk kembali ke jalan yang benar. Hati ini tetap keras dan tertutup terhadap segala bentuk petunjuk.
• Surah Al-A'raf (7:179): "Mereka mempunyai hati tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai."

4. Terjebak dalam Kehidupan Duniawi
Qalb mayyit sangat terikat pada kehidupan duniawi, harta, dan kesenangan materi. Orang dengan hati yang mati mengutamakan dunia di atas akhirat dan tidak memikirkan kehidupan setelah mati.
• Surah Al-Hadid (57:20): "Ketahuilah bahwa kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur."

5. Tidak Ada Rasa Takut kepada Allah
Hati yang mati tidak memiliki rasa takut kepada Allah atau siksa-Nya. Orang dengan qalb mayyit tidak takut akan konsekuensi dari perbuatan dosa dan maksiat yang mereka lakukan.
• Surah Al-Mu'minun (23:99-100): "(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, 'Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan.' Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan."

6. Keras Hati dan Tidak Berperasaan
Qalb mayyit adalah hati yang keras dan tidak berperasaan. Orang dengan hati yang mati tidak memiliki belas kasihan, empati, atau kepedulian terhadap orang lain.
• Surah Al-Baqarah (2:74): "Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi."

7. Tidak Merasa Butuh kepada Allah

Hati yang mati tidak merasa butuh kepada Allah atau rahmat-Nya. Orang dengan qalb mayyit merasa cukup dengan dirinya sendiri dan tidak merendahkan diri di hadapan Allah.
• Surah Al-Furqan (25:43): "Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?"

8. Mengikuti Hawa Nafsu
Qalb mayyit cenderung selalu mengikuti hawa nafsu dan keinginan yang rendah. Hati ini tunduk pada keinginan dan godaan duniawi tanpa kendali.
• Surah Al-Jatsiyah (45:23): "Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya?"

Qalb mayyit atau hati yang mati adalah kondisi di mana hati seseorang telah kehilangan kehidupan spiritual dan kesadaran akan kebenaran dan keimanan. Hati yang mati tidak peka terhadap petunjuk dan peringatan Allah, tidak merasa bersalah ketika berbuat dosa, terjebak dalam kehidupan duniawi, dan tidak memiliki rasa takut kepada Allah. Memahami ciri-ciri qalb mayyit ini penting agar kita dapat menghindarinya dan berusaha untuk menjaga hati kita tetap hidup, sehat, dan dekat dengan Allah.

Ciri Qalbu Maridh (Hati yang Sakit)

Qalb Maridh, atau hati yang sakit, adalah kondisi di mana hati seseorang berada di antara hati yang sehat dan hati yang mati. Hati ini masih memiliki unsur keimanan tetapi juga terpengaruh oleh penyakit-penyakit hati yang menghalangi seseorang dari mencapai kesempurnaan spiritual. Berikut adalah ciri-ciri qalb maridh menurut ajaran Islam:

1. Keraguan dan Ketidakstabilan dalam Keimanan
Hati yang sakit sering dilanda keraguan dan tidak memiliki keyakinan yang kuat terhadap Allah dan ajaran-Nya. Orang dengan qalb maridh mungkin percaya, tetapi keyakinannya tidak kokoh dan mudah tergoyahkan.
• Surah Al-Baqarah (2:10): "Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih disebabkan mereka berdusta."

2. Cenderung kepada Maksiat
Qalb maridh sering kali tergoda oleh perbuatan maksiat dan dosa. Hati ini tidak sepenuhnya mampu menahan godaan duniawi dan hawa nafsu.
• Surah An-Nisa' (4:143): "Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir): tidak masuk golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) masuk golongan itu (orang-orang kafir)."

3. Sulit Berkomitmen pada Kebaikan
Hati yang sakit kesulitan untuk berkomitmen pada perbuatan baik secara konsisten. Orang dengan qalb maridh mungkin melakukan kebaikan tetapi tidak dengan penuh keyakinan atau hanya sesekali saja.
• Surah Al-Hajj (22:53): "Agar Dia menjadikan apa yang dimasukkan oleh setan itu sebagai cobaan bagi orang-orang yang dalam hatinya ada penyakit dan yang kasar hatinya."

4. Mudah Terpengaruh oleh Bisikan Setan
Qalb maridh mudah terpengaruh oleh bisikan setan yang menyesatkan. Hati ini tidak memiliki pertahanan yang kuat terhadap godaan dan bisikan negatif.
• Surah Al-Hajj (22:52): "Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasul pun dan tidak (pula) seorang nabi, melainkan apabila ia mempunyai suatu keinginan, setan pun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu; Allah menghilangkan apa yang dimasukkan oleh setan itu, dan Allah menguatkan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."

5. Penuh dengan Kegelisahan dan Kekhawatiran
Hati yang sakit sering kali dipenuhi dengan kegelisahan, kekhawatiran, dan rasa tidak tenang. Qalb maridh tidak merasakan kedamaian yang datang dari keimanan yang kuat.
• Surah At-Tawbah (9:125): "Adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surah itu bertambah kekafiran mereka disamping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir."

6. Mengandung Sifat-Sifat Buruk
Qalb maridh sering kali mengandung sifat-sifat buruk seperti iri hati, kebencian, riya, dan sifat-sifat negatif lainnya. Hati yang sakit tidak sepenuhnya terbebas dari penyakit-penyakit hati ini.
• Surah Muhammad (47:20): "Dan orang-orang yang beriman berkata: 'Mengapa tidak diturunkan suatu surat?' Maka apabila diturunkan suatu surat yang jelas maksudnya dan disebutkan di dalamnya perintah perang, kamu melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya mengekau-mengekau kepada kamu dengan pandangan seperti pandangan orang yang pingsan karena akan mati. Maka kecelakaanlah bagi mereka."

7. Tidak Menyukai Kebenaran yang Menyakitkan
Hati yang sakit sering kali tidak menyukai kebenaran yang menyakitkan atau yang bertentangan dengan hawa nafsunya. Orang dengan qalb maridh mungkin menolak atau menghindari nasihat dan petunjuk yang benar.
• Surah An-Nur (24:50): "Apakah dalam hati mereka ada penyakit, ataukah mereka ragu-ragu, ataukah mereka takut kalau-kalau Allah dan Rasul-Nya berlaku zalim kepada mereka? Sebenarnya, mereka itulah orang-orang yang zalim."

8. Kesulitan dalam Berdoa dan Berdzikir
Qalb maridh merasa berat dan malas untuk berdoa, berdzikir, atau melaksanakan ibadah lainnya. Hati yang sakit tidak merasakan kenikmatan dalam mendekatkan diri kepada Allah.
• Surah Al-Munafiqun (63:4): "Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?"

Qalb maridh atau hati yang sakit adalah hati yang berada di antara keadaan sehat dan mati. Hati ini masih memiliki unsur keimanan tetapi juga dipengaruhi oleh penyakit-penyakit hati seperti keraguan, maksiat, sifat-sifat buruk, dan ketidakstabilan. Memahami 

Ciri-ciri qalb maridh penting agar kita dapat berusaha untuk menyembuhkan hati kita dan menjaganya agar tetap sehat, dengan memperkuat iman, berkomitmen pada kebaikan, dan menjauhi sifat-sifat negatif.

Oleh. Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana UIT LIrboyo

Opini

×
Berita Terbaru Update