TintaSiyasi.id -- Indonesia tahun ini berkesempatan menjadi tuan rumah pertemuan internasional yang secara khusus membahas isu tentang air. Pertemuan kali ini dinilai telah sukses mencuri perhatian dunia. World Water Forum atau WWF adalah forum internasional yang dihadiri beberapa negara untuk melahirkan berbagai kesepakatan internasional terkait pengelolaan tata lingkungan dan sanitasi.
World Water Forum (WWF) ke-10 resmi ditutup Jumat (24/5) dan menghasilkan lebih dari seratus kesepakatan untuk proyek terkait air dan sanitasi (antaranews.com 28/05/2024).
World Water Forum menjadi pertemuan internasional terbesar yang membahas dan merumuskan kebijakan mengenai tata kelola air dan sanitasi dunia. World Water Forum merupakan forum air global yang diadakan setiap tiga tahun sekali untuk membahas isu-isu krusial terkait air, seperti konservasi air, air bersih dan sanitasi, ketahanan pangan dan energi, serta mitigasi bencana alam (idntimes.com, /28/05/2024).
Sistem ekonomi kapitalisme mewajibkan pelakunya baik negara atau individu untuk menjalin hubungan yang bernilai bisnis. Tidak mungkin terjadi pertemuan yang melibatkan antar negara tanpa ada kesepakatan bisnis atau politik. Maka bisa kita tebak kemana arah dari pertemuan WWF ini kedepan, yaitu terjalinnya hubungan internasional berbasis bisnis dan kepentingan politik satu negara dengan negara lainnya.
Kepengelolaan air dan sumber daya alam sejatinya wajib dilakukan oleh negara secara langsung tanpa melibatkan pihak luar apalagi jika kedepannya akan diproyeksikan sebagai ajang bisnis. Air merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi manusia dan Islam jelas mengharamkan menjadikan komensialisasi di bidang ini. Sebagaimana Islam juga mengharamkan untuk menjadikan barang tambang, pulau, atau hutan untuk dikomersilkan karena sejatinya hal tersebut adalah berada dalam kepemilikan umat. Maka segala macam pemanfaatannya wajib untuk mengembalikan sepenuhnya kepada rakyat.
Jika negara tidak mampu menyediakan ketersediaan air bersih kepada rakyatnya, maka Syara' menilai ini adalah bentuk dari kelalaian penguasa yang menyebabkan kesengsaraan hidup manusia dalam memenuhi hajatnya. Syara' mengatur bahwa penguasa wajib untuk memenuhi seluruh kebutuhan dasar manusia yang mencakup sandang, pangan, papan, keamanan, kesehatan dan pendidikan. Pembiayaan 6 kebutuhan dasar ini diperoleh dari pengelolaan negara atas kepemilikan umum seperti air, barang tambang dan sumber daya alam, juga lahan hutan dan lain sebagainya.
Sementara dalam sistem kapitalisme saat ini, sektor-sektor yang seharusnya menjadi hak kepemilikan rakyat telah dirampas dan diberikan kepada pihak swasta. Eksploitasi berkedok investasi asing menjadi salah satu aktor penting yang terbukti menjadi borok yang semakin membusuk di negeri kita. Eksploitasi meninggalkan kerusakan tatanan ekosistem bahkan memberikan dampak pencemaran yang besar terhadap alam. Tak heran, mengapa saat ini akses air bersih menjadi semakin sulit, tak lain adalah akibat adanya eksploitasi besar-besaran yang dilakukan terhadap alam di negara kita.
Negara wajib mewujudkan ketahanan politik dan ekosistem demi mewujudkan kehidupan yang terbaik bagi rakyatnya. Negara dalam Islam tak hanya berperan sebagai fasilitator antar penguas dengan pengusaha saja, tapi menjadi pengurus dan penjamin seluruh kebutuhan rakyatnya terpenuhi. Negara wajib menghilangkan komensialisasi terhadap sektor kepemilikan umum. Tentu, hal ini tidak akan terwujud tanpa adanya sosok pemimpin yang memiliki ketaatan yang kokoh terhadap Allah dan rasulNya. Ketaatan inilah yang akan mengendalikan nafsu penguasa kita untuk semata-mata menjalankan tugasnya sebagai pelayan umat, bukan malah menjadikan rakyatnya sebagai obyek bisnis semata.
Penguasa ini tak mungkin lahir dari sebuah sistem yang menjadikan keuntungan sebagai asas kehidupan sebagaimana kapitalisme saat ini. Penguasa ini hanya akan ada ketika sistem yang dia jalankan sesuai dengan perintah Allah dan laranganNya. Karena hanya Allah yang tahu sifat dasar manusia, dengannya Allah-pun telah memberikan seperangkat aturan yang harus dijalankan umat manusia. Sistem ini telah dijalankan oleh Rasulullah dan para Khalifah setelahnya yang terbukti memberikan kegemilangan luar biasa dalam berbagai aspek kehidupan manusia.
Kegemilangan itu dalam sejarahnya tak pernah berhasil diberikan oleh sistem manapun selain Islam. Islam bukan hanya terlahir sebagai agama ritual saja, bahkan lebih jauh dari itu Islam memiliki sistem kepengaturan yang paripurna terkait kehidupan manusia yang berasal dari Allah dan RasulNya. Hnya dengan kepengaturan sistem Islam secara menyeluruh Allah akan turunkan barokahNya dari langit dan bumi, dan Allah memberikan jaminan kehidupan yang sejahtera hanya ketika manusia bernaung di bawah naungan aturan dan sistemNya.
Wallahua'lam bisshowab
Oleh: Maziyahtul Hikmah, S.Si.
Aktivis Muslimah