Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

UDC: Ke Arah Mana Doa Itu Kita Tempatkan

Jumat, 14 Juni 2024 | 19:52 WIB Last Updated 2024-06-15T05:14:56Z
TintaSiyasi.id -- Ustaz dan Pengusaha Muslim Indonesia, H. Dwi Condro Triono, Ph.D menyampaikan enggak usah kemana-mana,  “Ke arah mana doa itu kita tempatkan” ulasnya di video Tik Tok Apakah Doa Bisa Mengubah Takdir? Ramadhan 2024.

Terlebih dahulu UDC menyebut beberapa hal yang perlu dipahami. Pertama, doa tidak dapat mengubah ilmu Allah. Kedua, doa tidak dapat mengubah qada Allah. Ketiga, doa tidak dapat mencabut qadar Allah 

Lalu ia menambahkan, doa tidak dapat mengubah hukum sebab musabab. Oleh karena itu doa tidak boleh dijadikan jalan satu-satunya untuk menyelesaikan masalah. Semua harus dibahas ilmu Allah itu, yaitu qada Allah, qadar Allah, hukum sebab musabab dsb. 

“Oleh karena itu kita tidak boleh banyak keyakinan doa itu akan menyelesaikan segala-galanya,” tegasnya.  

Karena lanjutnya, akan berlaku hukum sebab musabab, doa tidak bisa mencabut qadar Allah, menolak qada Allah, dan mengubah ilmu Allah. 

Kemudian ia menerangkan, mulai dari ilmu Allah, Allah Maha Berilmu, Maha Mengetahui. Sebelumnya terjadi, sedang, bahkan yang akan datang, Allah Maha Tahu. Termasuk surga dan nerakanya kita. Allah Tahu, jam detik kita meninggal “Allah sudah tahu! Dan Ilmu Allah tidak bisa diganggu gugat.

"Doa juga tidak bisa menolak qada Allah. Misalnya ajal, salah satu qada Allah. Bisakah keluarga yang ditinggal tiap malam menangis meminta kepada Allah untuk dihidupkan lagi? “Sudah ga bisa kan?" ujarnya.

Menurut USC, kalau qadar, itu khosiat pada benda. Pada qadar ini juga tidak bisa dicabut oleh doa. Misalnya, ibu-ibu masak, lalu tangan kalau pegang wajan itu panas, itu sudah qadar-Nya Allah. “Maka jangan berdoa ya Allah semoga tidak ‘melonyoh’ (Jawa red: melepuh). Biar berdoa sampai khusuk lalu dipegang ya tetep melonyoh.

“Kenapa itu? Sudah Qadar Allah, dan itu merupakan hukum sebab musabab. Enggak bisa berubah, maka kita harus bisa pahami itu jika berdoa. Sehingga, doa itu harus dialirkan mengikuti hal-hal yang terjangkau oleh indra kita, mampu dijangkau oleh akal dan  kita mampu dijangkau oleh pemahaman kita,” terangnya.

Ia mengatakan, termasuk qada qadarnya Allah, dan hukum sebab musabab. contohnya seseorang enggak bisnis sama sekali, tetapi berdoa ya Allah jadikanlah saya bisnis men yang sukses. Dari mana itu? Wong bisnis aja nggak mau, minta jadi bisnis men yang sukses. “Di sini hubungan sebab musababnya enggak terpenuhi. Allah tidak akan mengabulkan.

“Maka berdoa itu kita harus melihat ini semua. Supaya apa? Kita memahami bahwa doa itu tidak bisa menyelesaikan semua masalah, banyak masalah-masalah yang sudah mengikuti qada-Nya Allah atau qadar-Nya atau sudah memasuki hubungan sebab musabab,” tutupnya.[] Titin Hanggasari

Opini

×
Berita Terbaru Update