Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tempat Tumbuh dan Berkembangnya Cinta kepada Allah Menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyah

Senin, 17 Juni 2024 | 23:10 WIB Last Updated 2024-06-17T16:10:55Z

TintaSiyasi.id -- Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, seorang ulama besar dari dunia Islam yang hidup pada abad ke-14 Masehi, memberikan pandangannya yang mendalam mengenai tempat tumbuh dan berkembangnya cinta kepada Allah SWT. Menurutnya, cinta kepada Allah dapat tumbuh dan berkembang di dalam hati seseorang dengan beberapa cara:

1. Pengetahuan yang Mendalam tentang Allah: Cinta kepada Allah SWT tidak bisa tumbuh tanpa pengetahuan yang cukup tentang-Nya. Ibnu Qayyim menekankan pentingnya memahami sifat-sifat Allah, nama-nama-Nya, perbuatan-Nya, serta hikmah di balik segala yang Dia ciptakan. Semakin dalam pengetahuan seseorang tentang Allah, semakin kuat cinta mereka kepada-Nya.

2. Mengingat Allah secara Konsisten: Salah satu cara untuk menumbuhkan cinta kepada Allah adalah dengan senantiasa mengingat-Nya dalam setiap aktivitas dan keadaan. Ibnu Qayyim menyatakan bahwa hati yang selalu terhubung dengan Allah akan mengalami kelezatan cinta kepada-Nya.

3. Mendekatkan Diri melalui Ibadah: Ibadah, seperti shalat, puasa, dan dzikir, adalah sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ibnu Qayyim percaya bahwa melalui ibadah yang ikhlas dan konsisten, seseorang dapat merasakan kehadiran Allah dalam hidup mereka dan menyuburkan cinta kepada-Nya.

4. Pengalaman Spiritual yang Mendalam: Pengalaman spiritual yang mendalam, seperti saat taqarrub (mendekat) kepada Allah dalam sujud, saat bertafakkur (merenung) akan kebesaran-Nya, atau saat berada dalam keadaan kesulitan yang mengharuskan seseorang bergantung sepenuhnya kepada Allah, dapat memperkuat cinta kepada-Nya menurut Ibnu Qayyim.

5. Menghindari Hal-hal yang Menghalangi Cinta kepada Allah: Ibnu Qayyim juga menyoroti pentingnya menjauhi hal-hal yang dapat menghalangi atau merusak cinta kepada Allah, seperti dosa-dosa besar, keduniaan yang berlebihan, atau pergaulan yang buruk. Membersihkan hati dari hal-hal negatif ini membuka jalan bagi cinta kepada Allah untuk tumbuh dengan subur.

Dengan memahami dan mengamalkan prinsip-prinsip ini, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah meyakini bahwa seseorang dapat merasakan kelezatan cinta kepada Allah SWT dalam kehidupan mereka, sehingga cinta ini menjadi sumber kekuatan spiritual yang mendalam dan membawa keberkahan dalam setiap aspek kehidupan.

Tumbuh melalui perhatian kita terhadap anugerah dan nikmat-nikmat Allah.

Tumbuhnya cinta kepada Allah melalui perhatian kita terhadap anugerah dan nikmat-nikmat-Nya merupakan konsep yang sangat penting dalam pemikiran Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. Dia mengajarkan bahwa salah satu cara yang paling efektif untuk memperkuat cinta kepada Allah adalah dengan selalu mengenang dan menghargai segala anugerah dan nikmat yang diberikan-Nya kepada kita sebagai makhluk-Nya.

Berikut adalah beberapa poin penting terkait dengan pandangan Ibnu Qayyim Al-Jauziyah tentang bagaimana perhatian terhadap anugerah Allah dapat membantu tumbuhnya cinta kepada-Nya:

1. Mengakui Kebesaran dan Kurnia-Nya: Ibnu Qayyim mengajarkan bahwa setiap nikmat yang kita nikmati, baik itu nikmat fisik seperti kesehatan dan rezeki, maupun nikmat spiritual seperti hidayah dan kemampuan untuk beribadah, semuanya adalah tanda-tanda kasih sayang Allah kepada kita. Dengan menyadari dan menghargai setiap anugerah ini, kita menjadi lebih cinta kepada Allah karena merasakan kebaikan-Nya yang tiada henti.

2. Menggunakan Nikmat-Nikmat Allah untuk Kebaikan: Menurut Ibnu Qayyim, salah satu bentuk syukur yang paling tinggi adalah dengan menggunakan nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada kita untuk kebaikan dan kemaslahatan. Misalnya, menggunakan kekayaan untuk bersedekah atau menggunakan kesehatan untuk beribadah lebih banyak. Dengan cara ini, kita tidak hanya menghargai nikmat-Nya tetapi juga menunjukkan cinta kita kepada-Nya dengan tindakan nyata.

3. Menyadari Keterbatasan Manusia dan Keagungan Allah: Ibnu Qayyim mengajarkan bahwa dengan mengenang nikmat Allah, kita juga menyadari betapa besarnya keagungan dan kekuasaan-Nya yang memberikan semua itu kepada kita. Ini membantu meningkatkan rasa kagum dan cinta kepada Allah karena kita menyadari bahwa kita tidak bisa hidup dan bergerak tanpa pertolongan dan izin-Nya yang terus-menerus.

4. Merawat Hati dan Menjaga Kebersihan: Dalam pandangan Ibnu Qayyim, hati yang penuh dengan kesyukuran atas anugerah Allah akan menjadi tempat yang subur untuk tumbuhnya cinta kepada-Nya. Dengan terus-menerus merawat hati dengan mengingat dan menghargai nikmat-Nya, kita dapat memastikan bahwa cinta kepada Allah terus berkembang dan menguat dalam diri kita.

Dengan memahami dan mengamalkan pandangan ini, kita dapat melihat bahwa perhatian kita terhadap anugerah dan nikmat-nikmat Allah tidak hanya merupakan wujud syukur yang tinggi, tetapi juga merupakan sarana yang efektif untuk memperdalam hubungan cinta kita kepada-Nya.

Menjadi kukuh dengan mengikuti sunah.

Menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, menjadi kokoh dalam kehidupan spiritual dan mendekatkan diri kepada Allah dapat dicapai dengan mengikuti Sunnah Rasulullah SAW. Sunnah merupakan segala perbuatan, ucapan, dan persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang menjadi contoh dan petunjuk bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan mereka. Ibnu Qayyim mengajarkan beberapa konsep penting terkait dengan mengikuti Sunnah sebagai cara untuk memperkokoh iman dan cinta kepada Allah:

1. Ketaatan dan Kehidupan yang Tertib: Ibnu Qayyim memandang bahwa mengikuti Sunnah Rasulullah SAW adalah cara untuk menegakkan ketaatan kepada Allah dengan cara yang teratur dan sistematis. Sunnah tidak hanya memberikan contoh tentang bagaimana beribadah, tetapi juga tentang bagaimana bersikap dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam hubungan sosial, ekonomi, maupun politik.

2. Penyucian dan Kesempurnaan Ibadah: Mengikuti Sunnah membantu umat Islam untuk menyucikan ibadah mereka kepada Allah. Rasulullah SAW telah menunjukkan tata cara ibadah yang benar dan sempurna, mulai dari shalat, puasa, haji, zakat, dan ibadah lainnya. Dengan mengikuti Sunnah, umat Islam dapat memastikan bahwa ibadah mereka diterima dan mendekatkan diri kepada Allah dengan cara yang benar.

3. Menghidupkan Tradisi Kebajikan: Ibnu Qayyim mengajarkan bahwa Sunnah juga mengajarkan tradisi kebajikan dan moralitas yang tinggi. Rasulullah SAW adalah contoh terbaik dalam perilaku etika, kepemimpinan yang adil, tolong-menolong, kasih sayang, dan toleransi. Dengan mengikuti Sunnah dalam hal-hal seperti ini, umat Islam dapat memperkokoh kehidupan mereka dengan nilai-nilai yang dikehendaki Allah SWT.

4. Perlindungan dari Bid'ah dan Kesesatan: Ibnu Qayyim menekankan bahwa mengikuti Sunnah adalah cara untuk melindungi umat Islam dari bid'ah (inovasi dalam agama) dan kesesatan. Sunnah telah ditetapkan sebagai pedoman yang jelas dan pasti oleh Rasulullah SAW untuk menghindari perbuatan atau keyakinan yang bertentangan dengan ajaran Islam yang murni.

Dengan demikian, bagi Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, mengikuti Sunnah bukan hanya sekadar mengikuti tradisi atau kebiasaan, tetapi merupakan pondasi utama untuk membangun kehidupan yang kokoh, beriman, dan penuh cinta kepada Allah SWT. Hal ini membantu umat Islam dalam menetapkan prinsip-prinsip moral dan spiritual yang kuat dalam setiap aspek kehidupan mereka.

Berkembang dengan memenuhi panggilan karena membutuhkan Sang Kekasih.

Berkembang dengan memenuhi panggilan karena membutuhkan Sang Kekasih adalah konsep yang mendalam dalam pemikiran spiritual menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. Dia mengajarkan bahwa salah satu aspek utama dalam memperdalam hubungan cinta kepada Allah adalah dengan merespons panggilan-Nya dengan penuh kesadaran akan kebutuhan kita akan-Nya.

Berikut adalah beberapa poin penting terkait dengan pandangan Ibnu Qayyim Al-Jauziyah tentang berkembangnya cinta kepada Allah melalui memenuhi panggilan-Nya:

1. Pemahaman akan Ketergantungan Kita kepada Allah: Ibnu Qayyim mengajarkan bahwa manusia secara fitrahnya adalah makhluk yang lemah dan terbatas, sedangkan Allah adalah Maha Kuat dan Maha Bijaksana. Dalam kesadaran akan ketergantungan ini, kita merespons panggilan Allah untuk mendekat kepada-Nya dengan penuh kerendahan hati dan kesadaran akan kebutuhan kita akan petunjuk-Nya.

2. Menyadari Keperluan Spiritual dan Emosional: Memenuhi panggilan Allah tidak hanya sebagai kewajiban, tetapi juga sebagai kebutuhan yang mendalam bagi jiwa kita. Ibnu Qayyim mengajarkan bahwa dalam setiap panggilan Allah terkandung rahmat, petunjuk, dan kebijaksanaan-Nya yang diperlukan untuk memperkuat dan memperdalam cinta kita kepada-Nya.

3. Membangun Hubungan yang Langgeng: Dengan merespons panggilan Allah, kita secara aktif membangun dan memperkuat hubungan cinta kita kepada-Nya. Ibnu Qayyim percaya bahwa ketika kita mengikuti panggilan Allah dengan penuh kesadaran dan ikhlas, hubungan kita dengan-Nya akan semakin kokoh dan berbuah dalam bentuk kecintaan yang lebih dalam.

4. Menghadapi Ujian dan Cobaan dengan Sabar: Ibnu Qayyim juga mengajarkan bahwa memenuhi panggilan Allah sering kali melibatkan ujian dan cobaan yang berat. Namun, dengan kesabaran dan keyakinan yang kuat bahwa setiap ujian itu adalah bagian dari rencana-Nya yang lebih besar, kita dapat tumbuh dan berkembang dalam cinta serta kepercayaan kepada-Nya.

Dengan demikian, bagi Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, memenuhi panggilan Allah bukan hanya tentang menjalankan kewajiban, tetapi juga merupakan cara yang sangat penting untuk mengembangkan cinta kita kepada Sang Kekasih (Allah SWT). 

Dalam setiap panggilan-Nya, terdapat kesempatan untuk mendekatkan diri kepada-Nya, merasakan kasih sayang-Nya yang tak terbatas, dan menemukan kedamaian serta kebahagiaan yang sejati dalam hidup ini.

Oleh. Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Psikologi Dakwah Pascasarjana UIT Lirboyo 

Opini

×
Berita Terbaru Update