Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Lima Sifat yang Dimiliki Manusia Pilihan

Minggu, 23 Juni 2024 | 10:53 WIB Last Updated 2024-06-23T03:53:51Z
TintaSiyasi.id -- Imam Abu Laits As-Samarqandi dalam kitabnya "Tanbihul Ghafilin" menguraikan lima sifat yang dimiliki oleh manusia pilihan. Selain giat dan tekun beribadah serta bermanfaat bagi sesama manusia, tiga sifat lainnya adalah:

1. Giat dan Tekun Beribadah: Manusia pilihan selalu giat dan tekun dalam melaksanakan ibadah kepada Allah SWT. Mereka menjalankan perintah-Nya dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan, serta menjauhi segala larangan-Nya. Ibadah bagi mereka bukan sekadar rutinitas, tetapi merupakan kebutuhan dan kebahagiaan.

2. Bermanfaat bagi Sesama Manusia: Manusia pilihan selalu berusaha memberikan manfaat bagi orang lain. Mereka menyadari bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesamanya. Mereka membantu, menolong, dan memberikan kontribusi positif kepada masyarakat di sekitarnya.

3. Tidak Mengganggu Sesamanya: Salah satu ciri khas manusia pilihan adalah mereka tidak pernah mengganggu atau menyakiti orang lain, baik melalui perkataan maupun perbuatan. Mereka menjaga adab dan sopan santun, serta berusaha menghindari tindakan yang dapat menimbulkan kerugian atau kesulitan bagi orang lain.

4. Tidak Iri pada Orang Lain: Manusia pilihan tidak memiliki sifat iri atau dengki terhadap orang lain. Mereka tidak merasa cemburu atas nikmat dan keberhasilan yang diperoleh orang lain, tetapi justru bersyukur atas apa yang mereka miliki dan merasa bahagia atas kebaikan yang diterima oleh orang lain. Sifat ini menjaga hati mereka tetap bersih dan jauh dari perasaan negatif.

5. Memperbanyak Bekal Menghadapi Kematian: Manusia pilihan selalu mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian dengan memperbanyak amal shaleh. Mereka menyadari bahwa kehidupan dunia adalah sementara dan mereka berusaha untuk mengumpulkan bekal sebanyak mungkin untuk kehidupan akhirat. 

Hal ini dilakukan dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah, memperbanyak sedekah, serta selalu bertaubat dan memperbaiki diri.

Kelima sifat ini menggambarkan pribadi yang tidak hanya menjaga hubungan yang baik dengan Allah SWT melalui ibadah dan amal shaleh, tetapi juga menjaga hubungan yang harmonis dengan sesama manusia dengan akhlak yang baik dan hati yang bersih. Mereka adalah teladan dalam kebaikan, ketakwaan, dan akhlak mulia.

Bagaimana agar kita bisa giat dan tekun beribadah?

Untuk menjadi giat dan tekun dalam beribadah, ada beberapa langkah dan prinsip yang bisa diterapkan. Berikut adalah beberapa cara untuk mencapai hal tersebut:

1. Niat yang Ikhlas
• Pastikan niat beribadah adalah untuk mencari ridha Allah SWT semata, bukan untuk mendapatkan pujian atau penghargaan dari manusia. Keikhlasan dalam niat akan memberikan kekuatan dan keteguhan dalam menjalankan ibadah.

2. Menetapkan Tujuan dan Motivasi
• Tetapkan tujuan jangka panjang dan jangka pendek dalam beribadah. Misalnya, untuk meningkatkan keimanan, mencapai ketenangan batin, atau mendekatkan diri kepada Allah. Motivasi yang kuat akan mendorong konsistensi dalam beribadah.

3. Menjaga Konsistensi (Istiqamah)
• Mulailah dengan ibadah yang sederhana namun konsisten. Lebih baik melakukan ibadah kecil tapi berkelanjutan daripada melakukan ibadah besar tapi hanya sesekali. Konsistensi akan membantu membangun kebiasaan beribadah.

4. Memperbanyak Ilmu
• Pelajari lebih dalam tentang ibadah yang dilakukan, termasuk tata cara, keutamaan, dan hikmah di baliknya. Pemahaman yang baik tentang ibadah akan meningkatkan kesungguhan dan kesadaran dalam pelaksanaannya.

5. Mengatur Waktu dengan Baik
• Buat jadwal harian yang mencakup waktu khusus untuk beribadah. Misalnya, menentukan waktu tetap untuk shalat, membaca Al-Qur'an, dan dzikir. Disiplin terhadap jadwal ini akan membantu menjaga konsistensi.

6. Menghindari Gangguan dan Godaan
• Ciptakan lingkungan yang kondusif untuk beribadah dengan menghindari hal-hal yang dapat mengganggu konsentrasi dan fokus. Misalnya, mengurangi waktu untuk aktivitas yang kurang bermanfaat seperti terlalu banyak menonton televisi atau bermain media sosial.

7. Berkumpul dengan Orang Shalih
• Bergaullah dengan orang-orang yang rajin beribadah dan memiliki semangat keagamaan yang tinggi. Lingkungan yang baik dan teman-teman yang shalih dapat menjadi motivasi dan inspirasi untuk tetap giat beribadah.

8. Bertekad Kuat dan Berdoa
• Tetapkan tekad yang kuat untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas ibadah. Selain itu, selalu berdoa kepada Allah agar diberikan kekuatan, keteguhan hati, dan keikhlasan dalam beribadah.

9. Mengingat Kematian dan Akhirat
• Selalu ingat bahwa kehidupan di dunia ini sementara dan bahwa setiap amal akan diperhitungkan di akhirat. Kesadaran ini akan mendorong kita untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin dengan beribadah dan berbuat baik.

10. Mengambil Hikmah dari Ujian dan Cobaan
• Anggaplah setiap ujian dan cobaan sebagai cara untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meningkatkan ketekunan dalam beribadah. Kesabaran dalam menghadapi ujian dapat memperkuat iman dan ibadah kita.

Dengan menerapkan langkah-langkah tersebut, insya Allah, kita dapat menjadi lebih giat dan tekun dalam beribadah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan dan keberkahan di dunia serta keselamatan di akhirat.

Bagaimana agar kita bisa bermanfaat bagi sesama?

Untuk menjadi bermanfaat bagi sesama, ada beberapa prinsip dan tindakan yang bisa diambil. Berikut adalah beberapa langkah praktis yang dapat membantu Anda menjadi pribadi yang lebih 
bermanfaat bagi orang lain:

1. Niat Ikhlas
• Mulailah dengan niat yang ikhlas untuk membantu dan memberikan manfaat kepada orang lain demi mendapatkan ridha Allah SWT. Niat yang baik adalah fondasi dari segala amal yang bermanfaat.

2. Mengembangkan Empati
• Belajarlah untuk memahami dan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Empati membantu Anda mengidentifikasi kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh orang di sekitar Anda sehingga Anda dapat memberikan bantuan yang sesuai.

3. Berbagi Ilmu dan Pengalaman
• Bagikan pengetahuan dan keterampilan yang Anda miliki dengan orang lain. Ini bisa melalui mengajar, memberi nasihat, atau menjadi mentor bagi mereka yang membutuhkan bimbingan.

4. Memberikan Bantuan Material
• Bantulah orang lain dengan memberikan sumbangan atau bantuan material sesuai kemampuan Anda. Ini bisa berupa sedekah, zakat, atau bantuan langsung kepada mereka yang membutuhkan.

5. Terlibat dalam Kegiatan Sosial
• Ikut serta dalam kegiatan sosial atau komunitas yang bertujuan membantu orang lain. Misalnya, menjadi relawan di panti asuhan, rumah sakit, atau lembaga sosial.

6. Menjadi Pendengar yang Baik
• Kadang-kadang, orang hanya membutuhkan seseorang untuk mendengarkan masalah mereka. Menjadi pendengar yang baik bisa memberikan dukungan emosional yang sangat berarti bagi mereka.

7. Menjaga Akhlak yang Baik
• Berperilaku sopan, sabar, dan jujur dalam setiap interaksi dengan orang lain. Akhlak yang baik dapat memberikan pengaruh positif dan menjadi contoh yang baik bagi orang di sekitar Anda.

8. Memberikan Waktu dan Tenaga
• Sediakan waktu dan tenaga Anda untuk membantu orang lain. Misalnya, membantu tetangga dengan pekerjaan rumah mereka, mengantar seseorang yang membutuhkan transportasi, atau menemani orang tua yang kesepian.

9. Menyebarkan Kebahagiaan
• Sebarkan kebahagiaan dengan hal-hal sederhana seperti senyum, ucapan terima kasih, atau memberi pujian yang tulus. Tindakan kecil ini dapat memberikan dampak besar pada kesejahteraan emosional orang lain.

10. Menjaga Lingkungan
• Ambil bagian dalam menjaga lingkungan sekitar. Misalnya, ikut serta dalam kegiatan kebersihan lingkungan, menanam pohon, atau mengurangi penggunaan plastik. Lingkungan yang bersih dan sehat bermanfaat bagi semua orang.

11. Menghormati dan Menghargai Orang Lain
• Hargai perbedaan dan perlakukan semua orang dengan hormat, tanpa memandang latar belakang, status sosial, atau keyakinan mereka. Menghormati orang lain menciptakan lingkungan yang harmonis dan saling mendukung.

12. Berdoa dan Meminta Petunjuk
• Selalu berdoa kepada Allah SWT agar diberikan petunjuk dan kekuatan untuk menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain. Mohon agar diberi keikhlasan dalam membantu sesama.

Dengan mengaplikasikan langkah-langkah tersebut, Anda akan dapat menjadi pribadi yang lebih bermanfaat bagi sesama, sehingga dapat memberikan dampak positif dan membangun kehidupan yang lebih harmonis dan bermakna di tengah masyarakat.

Bagaimana agar kita tidak mengganggu sesama manusia? dan Tidak iri pada milik orang lain?

Agar tidak mengganggu sesama manusia dan tidak iri pada milik orang lain, diperlukan pendekatan yang melibatkan kesadaran diri, pengendalian emosi, dan pengembangan akhlak yang baik. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil untuk mencapai kedua tujuan tersebut:

Tidak Mengganggu Sesama Manusia

1. Mengembangkan Empati dan Rasa Hormat: Cobalah untuk selalu menempatkan diri pada posisi orang lain dan memahami perasaan mereka. Menghormati hak-hak dan perasaan orang lain adalah kunci untuk tidak mengganggu mereka.

2. Menjaga Adab dan Etika: Selalu berperilaku sopan dan menghormati orang lain. Menggunakan kata-kata yang baik dan sopan dalam berbicara, serta menghindari perilaku kasar atau menyakiti perasaan orang lain.

3. Mendengarkan Lebih Banyak: Jadilah pendengar yang baik. Ketika berkomunikasi, berikan perhatian penuh kepada lawan bicara dan hindari memotong pembicaraan atau mendominasi percakapan.

4. Mengendalikan Emosi: Latih diri untuk mengendalikan emosi dan tidak bereaksi berlebihan terhadap situasi yang membuat marah atau frustrasi. Latihan seperti meditasi atau dzikir bisa membantu dalam mengendalikan emosi.

5. Berpikir Sebelum Bertindak: Sebelum melakukan atau mengatakan sesuatu, pikirkan dampaknya terhadap orang lain. Tanyakan pada diri sendiri apakah tindakan atau kata-kata tersebut bisa menyakiti atau mengganggu orang lain.

6. Memaafkan dan Meminta Maaf: Jika menyadari telah mengganggu atau menyakiti orang lain, segera meminta maaf dengan tulus. Sebaliknya, belajarlah untuk memaafkan orang lain yang mungkin telah menyakiti Anda.

Tidak Iri pada Milik Orang Lain

1. Bersyukur: Fokuslah pada nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT kepada Anda. Bersyukur setiap hari atas apa yang Anda miliki bisa membantu mengurangi perasaan iri.

2. Mengembangkan Rasa Puas: Latih diri untuk merasa puas dengan apa yang Anda miliki. Kesederhanaan dan hidup sesuai dengan kemampuan sendiri dapat mengurangi keinginan untuk memiliki apa yang dimiliki orang lain.

3. Menghindari Perbandingan Sosial: Hindari membandingkan diri dengan orang lain, terutama melalui media sosial yang sering kali hanya menampilkan sisi terbaik kehidupan seseorang. Fokus pada perjalanan dan pencapaian pribadi Anda.

4. Menumbuhkan Sikap Positif: Fokus pada hal-hal positif dalam hidup Anda dan kembangkan sikap positif terhadap keberhasilan orang lain. Bersyukurlah atas kebahagiaan dan kesuksesan orang lain, dan jadikan itu sebagai motivasi.

5. Meningkatkan Diri Sendiri: Alihkan energi iri menjadi dorongan untuk meningkatkan diri. Fokus pada pengembangan diri, belajar keterampilan baru, dan berusaha menjadi versi terbaik dari diri sendiri.

6. Doakan Kebaikan untuk Orang Lain: Biasakan mendoakan kebaikan untuk orang lain yang Anda rasakan iri. Ini bisa membantu menghilangkan perasaan negatif dan menumbuhkan rasa cinta dan persaudaraan.

Dengan menerapkan langkah-langkah tersebut, kita dapat menghindari mengganggu orang lain dan mengurangi perasaan iri. Hal ini akan membantu menciptakan hubungan yang lebih harmonis dan meningkatkan kualitas kehidupan sosial serta spiritual kita.

Bagaimana agar kita bisa memperbanyak bekal menghadapi mati?

Untuk memperbanyak bekal menghadapi kematian, penting untuk menjalani kehidupan yang penuh dengan amal shaleh, ibadah, dan akhlak yang baik. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mempersiapkan diri menghadapi kematian dengan lebih baik:

1. Memperbanyak Ibadah
• Shalat: Laksanakan shalat fardhu tepat waktu dan perbanyak shalat sunnah seperti shalat tahajud, dhuha, dan rawatib.
• Puasa: Selain puasa wajib di bulan Ramadhan, lakukan puasa sunnah seperti puasa Senin-Kamis, puasa Ayyamul Bidh (puasa pertengahan bulan Hijriyah), dan puasa Arafah.

2. Membaca dan Menghafal Al-Qur'an
• Tilawah: Rutin membaca Al-Qur'an setiap hari, memahami maknanya, dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
• Menghafal: Berusaha menghafal ayat-ayat Al-Qur'an dan surat-surat penting seperti Al-Fatihah, Al-Baqarah, dan Yasin.

3. Dzikir dan Doa
• Perbanyak dzikir kepada Allah SWT dalam berbagai kesempatan, baik setelah shalat maupun dalam aktivitas sehari-hari.
• Perbanyak doa untuk kebaikan dunia dan akhirat, serta mohon ampunan atas segala dosa.

4. Bertobat
• Lakukan taubat nasuha, yaitu taubat yang sungguh-sungguh dengan menyesali dosa-dosa yang telah dilakukan, berhenti dari perbuatan dosa, dan bertekad untuk tidak mengulanginya lagi.
• Taubat sebaiknya dilakukan secara rutin, mengingat kita tidak pernah tahu kapan ajal akan menjemput.

5. Meningkatkan Kualitas Akhlak
• Jadilah pribadi yang jujur, amanah, sabar, dan rendah hati. Hindari sifat-sifat buruk seperti iri, dengki, dan sombong.
• Perlakukan orang lain dengan baik, seperti membantu yang membutuhkan, berbuat baik kepada tetangga, dan menjaga hubungan yang harmonis dengan keluarga dan teman.

6. Beramal Shaleh
• Sedekah dan Infaq: Sering-seringlah bersedekah dan berinfaq kepada yang membutuhkan, serta mendukung kegiatan sosial yang bermanfaat.
• Wakaf: Berikan harta atau properti untuk wakaf yang bisa digunakan untuk kepentingan umum dan berkelanjutan.

7. Menuntut Ilmu
• Pelajari ilmu agama untuk memperdalam pemahaman tentang Islam dan menjalankan ajaran agama dengan lebih baik.
• Amalkan ilmu yang telah dipelajari dan ajarkan kepada orang lain agar manfaatnya terus mengalir.

8. Mendekatkan Diri kepada Allah
• Tingkatkan kualitas hubungan dengan Allah melalui shalat khusyu, doa yang tulus, dan dzikir yang mendalam.
• Lakukan muhasabah (introspeksi diri) secara rutin untuk menilai sejauh mana ketaatan dan keimanan kita, serta memperbaiki kekurangan yang ada.

9. Berkontribusi pada Kebaikan Sosial
• Ikut serta dalam kegiatan sosial dan komunitas yang bertujuan untuk kebaikan bersama, seperti gotong royong, bakti sosial, dan pelayanan masyarakat.

10. Mengingat Mati
• Selalu ingat bahwa hidup di dunia ini sementara dan kita akan kembali kepada Allah. Mengingat mati akan membuat kita lebih berhati-hati dalam bertindak dan lebih fokus pada persiapan untuk akhirat.

Dengan menerapkan langkah-langkah ini, kita dapat memperbanyak bekal menghadapi kematian dan menjalani hidup dengan lebih bermakna, berorientasi pada kebaikan, dan penuh dengan amal shaleh.

Oleh. Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis  Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana UIT  Lirboyo

Opini

×
Berita Terbaru Update