Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

All Eyes on Rafah: Antara Dukungan dan Harapan

Jumat, 14 Juni 2024 | 19:29 WIB Last Updated 2024-06-14T12:29:58Z
TintaSiyasi.id -- Hingga hari ini, sudah 76 tahun berlangsungya penjajahan dan perampasan tanah  warga Palestina oleh Zionis Israel laknatullah. Dengan sokongan polisi dunia, Amerika Serikat,dan perlindungan PBB, Israel melakukan teror, penyerangan, pengusiran dan pembunuhan  secara keji terhadap penduduk  demi menguasai tanah Palestina. 

Israel kembali melakukan serangan udara ke kamp pengungsi Palestina di Rafah, Jalur  Gaza, pada Ahad (26/5/2024) malam. Serangan yang berlangsung hingga Selasa(28/05/2024) itu menyebabkan etidaknya 45 orang meninggal dan 200 lainnya terluka, termasuk anak-anak. Zionis Israel  mengklaim, serangan ke Rafah itu ditujukan untuk membidik kelompok Hamas.Serangan itu berlangsung hingga hari Selasa(Republika.co.id, 29/05/2024)

Usai serangan brutal tersebut, seruan “All Eyes on Rafah” menggema  di berbagai platform media sosial seperti seperti Instagram, TikTok hingga X, dalam bentuk tagar maupun gambar

Gerakan “All Eyes On Rafah” adalah bentuk kemarahan penduduk dunia terhadap genosida yang dilakukan Zionis Israel terhadap warga Palestina, sekaligus dukungan bagi kemerdekaan Palestina. 

Seruan “All Eyes On Rafah”merupakan salah satu gerakan solidaritas warga dunia terhadap perjuangan rakyat Palestina melawan pendudukan Zionis Israel. Sebelumnya, berbagai kecaman, kutukan, aksi demonstrasi, pengiriman berbagai bantuan kemanusiaan hingga boikot produk-produk yang berafiliasi dengan Israel telah banyak dilakukan warga dunia demi menghentikan aksi genosida Israel terhadap warga Palestina. 

Bahkan sejumlah resolusi dan perjanjian, yang telah disahkan PBB,  tentang pelanggaran hukum internasional yang dilakukan oleh Israel  di Palestina. tidak berhasil mengakhiri pendudukan dan penindasan yang dialami kaum Muslim di Bumi Al Quds. Karena resolusi-resolusi tersebut ditolak oleh AS melalui hak vetonya dan dilanggar oleh Zionis  tanpa sanksi apapun dari PBB.

Setali tiga uang,  penguasa negeri-negeri Muslim di sekitar Palestina juga diam saja menyaksikan kekejian dan kebiadaban Israel di Palestina. Padahal sejatinya kaum Muslim itu bersaudara karena ikatan akidah, meski berada di wilayah yang berbeda. Maka apabila ada saudara muslim kita yang sedang menderita karena tertindas dan teraniaya, seharusnya kaum Muslim yang lain bias turut merasakannya. Sebagaimana sabda Rasulullah yang artinya : “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya.(HR. Bukhari dan Muslim)

Karena itu, kita tidak bisa berharap kepada PBB untuk membebaskan Palestina. Bagaimana mungkin PBB akan berlaku adil dan peduli kepada rakyat Palestina, sedangkan PBB adalah lembaga yang “membidani” lahirnya “Negara” Israel.

Gerakan solidaritas dan protes melalui media sosial maupun aksi demonstrasi, harus dimanfaatkan untuk memberikan solusi yang tepat. Yaitu berupa seruan kepada penguasa untuk mengirimkan  tentara-tentara Muslim demi mengakhiri pendudukan Israel di Bumi Para Nabi tersebut. 

Solusi paling hakiki untuk membebaskan, menjaga dan melindungi tanah Palestina dan Al Aqsha hanya dengan berdirinya Daulah Islam dibawah kepemimpinan Khalifah yang mendapat petunjuk yang benar. 

Wallahu ‘alam Bishowab

Oleh: Pujiati S.R.
Aktivis Muslimah

Opini

×
Berita Terbaru Update