Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

HILMI Tawarkan Dua Larangan untuk Mengatasi Krisis Daya Dukung Bumi

Rabu, 05 November 2025 | 15:38 WIB Last Updated 2025-11-05T10:40:41Z

TintaSiyasi.id -- Perhimpunan Intelektual Muslim Indonesia (HILMI) menawarkan perspektif spiritual dan etis dalam mengatasi krisis daya dukung bumi, yang berpusat pada dua larangan utama dalam Islam, yaitu israf (berlebihan) dan tabzir (pemborosan).

 

“HILMI menawarkan perspektif spiritual dan etis dalam mengatasi krisis daya dukung bumi, yang berpusat pada dua larangan utama dalam Islam, yaitu israf (berlebihan) dan tabzir (pemborosan),” sebut HILMI dalam Intellectual Opinion No. 24 kepada TintaSiyasi.ID, Senin (03/11/2025).

 

Menurut HILMI, konsep carrying capacity secara moral memiliki padanan dalam Islam, yaitu menjaga keseimbangan (tawazun), tidak berlebih-lebihan (i‘tidāl), dan menegakkan keadilan (‘adl) dalam pemanfaatan sumber daya.

 

“Larangan israf dan tabzir, Islam secara tegas melarang konsumsi energi dan pangan yang melampaui kebutuhan (israf) serta pemborosan sumber daya untuk hal yang tidak bermanfaat atau merusak (tabzir),” sebut HILMI.

 

HILMI mengutip Al-Qur’an surah Al-A‘rāf ayat 31 yang memerintahkan manusia untuk makan dan minum, tetapi tidak berlebih-lebihan.

 

“Keadilan distribusi sebagai pilar ekologi solusi sistemis Islam sebagai kunci untuk menjaga daya dukung bumi. Islam menyediakan mekanisme sosial seperti zakat, wakaf, larangan monopoli, dan konsep hisbah (pengawasan pasar),” ungkap HILMI.

 

Mekanisme tersebut disebut HILMI sesuai dengan Al-Qur’an surah Al-Hasyr ayat 7 yang bertujuan untuk memastikan keseimbangan distribusi, sehingga harta dan sumber daya tidak hanya beredar di kalangan orang kaya saja.

 

“Kajian ini menyimpulkan bahwa kapasitas bumi akhirnya bergantung pada sejauh mana manusia mampu menahan diri dari israf dan tabzir, serta menegakkan keadilan dalam rezeki," HILMI menyimpulkan. 


"Inti dari etika ekologi Islam adalah membangun resiliensi sosial-ekologis, di mana manusia boleh tumbuh jumlahnya, tetapi tidak boleh tumbuh keserakahannya,” tandas HILMI.[] Rere

Opini

×
Berita Terbaru Update