Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Pesantren sebagai Pelopor Kebangkitan Islam, Cukupkah?

Rabu, 15 Oktober 2025 | 23:33 WIB Last Updated 2025-10-15T16:34:00Z

TintaSiyasi.id -- Menag RI Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) Nasional dan Internasional, dapat menjadi anak tangga pertama menuju kembalinya The Golden Age of Islamic Civilization. Anak tangga tersebut harus dimulai dari pesantren sebagai benteng paling kuatnya Indonesia.
Untuk menuju The Golden Age of Islamic Civilization dapat dimulai dari Indonesia, selama pesantren mempertahankan lima unsur sejatinya. Adapun kelima unsur tersebut: masjid, kiai, santri, kuat membaca kitab turats, dan memelihara habit pesantren.

Sepintas penetapan tema besar Hari Santri 2025 “Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia” memberi harapan. Namun, dalam kehidupan sekulerisme liberal seperti saat ini, arah penetapan tema tersebut butuh dicermati dengan kaca mata syariat.

Mendistraksi Fungsi Utama Santri

Pesantren sebagai pusat pencetak ulama dan pemimpin peradaban Islam, selayaknya menjadikan santri fokus pada keilmuwannya yang nanti akan berguna bagi umat dan agama. Namun, belakangan ini santri disuguhi dengan berbagai aktivitas sekuler yang menggerus fokus utama santri di pesantren.

Mendistraksi fokus santri dengan memposisikannya sebagai duta budaya dan motor kemandirian ekonomi, jelas-jelas kontraproduktif dengan peran strategis santri sebagai calon warosatul anbiya’.

Dari sini tersorot adanya upaya pengokohan sekulerisme di dunia pesantren, dengan mendistorsi posisi strategis pesantren. Membelokkan arah perjuangan santri menjadi agen perdamaian dan perubahan sosial versi sekulerisme, seharusnya menjadi perkara yang patut dikaji ulang.

Perkara yang Bertentangan

Mengarahkan santri sebagai duta Islam moderat (wasathiyah) jelas-jelas bertentangan dengan Islam. Islam moderat merupakan saudara kembar sekulerisme. Sekulerisme, bermakna memisahkan aturan agama dari aturan kehidupan. Aturan agama cukup di gaungkan dalam aspek ibadah ritual semata.

Berikutnya, mengenai aturan kehidupan tetap memakai sistem yang dibuat oleh akal manusia yang lemah dan terbatas. Terkadang disusupi berbagai aspek kepentingan pribadi atau tuannya. Naudzubillah!

Fakta Santri

Realita santri di pesantren saat ini mungkin akan membuat seseorang cukup sadar. Sadar bahwa, pesantren tidak bisa dijadikan tumpuan utama zaman keemasan peradaban Islam.

Hal demikian disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya. Orangtua yang tidak mempunyai waktu dengan anak, karena sibuk bekerja, lalu menjadikan pesantren pilihan. Sementara, anak belum terpenuhi "tangki" kasih sayang dari orang tua, sehingga anak di pesantren mencari keributan agar di notice.

Ada orang tua yang memasukkan anaknya ke pesantren dengan tujuan mengubah sikap anak dari berakhlakul mazmumah menjadi berakhlakul kharimah. Sementara, di pesantren jumlah santri tak terbendung. Sehingga tiada yang mampu menjamin perubahan anak, kecuali kesadaran utama yang terbentuk dari dirinya.

Berharap pada sistem yang dibangun di pesantren untuk mengubah sikap anak, memang bisa. Akan tetapi, jika kesadaran dari si anak sendiri belum tumbuh. Maka, harapan orang tua tersebut bisa berujung utopis.

Islam Kaffah

Mewujudkan kembali peradaban Islam adalah kewajiban setiap Mukmin, bukan sekedar narasi dan seruan semata. Menumpukan perjuangan pada santri di pondok pesantren, bak berjalan perlahan disaat bisa berlari di medan nan luas.
Penting untuk dikaji secara holistik bagaimana Islam membangun peradaban. Singkatnya, bermula dari individu yang memiliki aqidah Islam kokoh dan mengakar, sehingga tidak tumbang dengan cobaan dunia.

Berikutnya, terdapat masyarakat Islam yang gemar melakukan amar ma'ruf nahi mungkar. Masyarakat yang disibukkan dengan kegiatan dunia berorientasi akhirat, menciptakan suasana damai dan kehidupan yang apik.

Terpenting, penerapan syariat Islam secara kaffah dalam semua lini kehidupan oleh pemegang kekuasaan/ pemimpin. Melalui penetapan kebijakan oleh pemimpin, bukanlah perkara yang sulit untuk mewujudkan The Golden Age of Islamic Civilization.

Pesantren hanyalah salah satu komponen yang berperan dalam mewujudkan kembali peradaban Islam. Karenanya, butuh perjuangan dakwah politik Islam yang terarah pada hadirnya peradaban Islam yang hakiki. Adapun, peradaban Islam sejati hanya akan terwujud dalam sistem khilafah.

Wallahu a'lam bishshawab. []


Oleh: Siska Ramadhani, S.Humas
(Aktivis Muslimah)

Opini

×
Berita Terbaru Update