Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Membangun Karakter Positif: Empati dan Percaya Diri Anak

Minggu, 26 Oktober 2025 | 10:09 WIB Last Updated 2025-10-27T00:01:45Z


TintaSiyasi.id -- Di tengah arus globalisasi dan derasnya pengaruh dunia digital, pendidikan karakter menjadi kebutuhan mendesak yang tidak bisa ditunda. Dua pilar penting yang perlu ditanamkan sejak dini kepada anak adalah empati dan percaya diri. Kedua karakter ini menjadi fondasi utama bagi tumbuhnya pribadi yang berakhlak mulia, tangguh, dan bermanfaat bagi orang lain.

1. Empati: Menumbuhkan Hati yang Peka dan Lembut

Empati adalah kemampuan merasakan dan memahami perasaan orang lain. Anak yang memiliki empati tidak hanya pandai bersosialisasi, tetapi juga memiliki hati yang lembut dan penuh kasih sayang. Dalam Islam, empati merupakan cermin dari keimanan yang hidup. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Orang tua dan guru perlu menumbuhkan empati melalui keteladanan dan kebiasaan sederhana:

Mengajarkan anak untuk menolong teman yang kesulitan.

Membiasakan anak berbagi makanan atau mainan.

Melatih anak mendengarkan dan memahami perasaan orang lain tanpa menghakimi.

Empati tidak lahir dari kata-kata, tetapi dari teladan nyata yang dilakukan setiap hari di rumah dan sekolah.

2. Percaya Diri: Menumbuhkan Jiwa Tangguh dan Mandiri

Percaya diri bukanlah kesombongan, melainkan keyakinan akan kemampuan diri yang diberikan oleh Allah. Anak yang percaya diri berani mencoba, tidak takut gagal, dan siap belajar dari kesalahan. Keyakinan diri ini akan melahirkan generasi yang berani berkarya dan tidak mudah terpengaruh oleh tekanan lingkungan.

Islam mengajarkan kita untuk yakin kepada diri dan pertolongan Allah, sebagaimana firman-Nya:

“... Maka apabila kamu telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.”
(QS. Ali Imran: 159)

Langkah menumbuhkan percaya diri pada anak antara lain:

Memberikan apresiasi dan dukungan atas setiap usaha, bukan hanya hasil.

Menghindari membandingkan anak dengan orang lain.

Memberi ruang bagi anak untuk mengambil keputusan kecil sendiri.

Menanamkan bahwa kegagalan bukan akhir, tetapi bagian dari proses belajar.

3. Sinergi Empati dan Percaya Diri

Empati tanpa percaya diri bisa membuat anak mudah terseret perasaan orang lain dan kehilangan arah. Sebaliknya, percaya diri tanpa empati bisa melahirkan egoisme dan keangkuhan. Maka, keduanya harus tumbuh seimbang dan selaras.
Anak yang memiliki empati akan peduli terhadap sesama, dan anak yang percaya diri akan berani berbuat kebaikan tanpa takut dihakimi.

Keseimbangan ini melahirkan pribadi yang:

Lembut dalam perasaan, namun kokoh dalam pendirian.

Rendah hati dalam pergaulan, namun tinggi cita-citanya.

Bijak dalam bertindak, namun tegas dalam prinsip.

Penutup: Peran Keluarga dan Sekolah

Rumah adalah madrasah pertama, dan orang tua adalah guru utama dalam pembentukan karakter anak. Sedangkan sekolah menjadi lahan penyubur untuk menumbuhkan nilai-nilai tersebut.
Ketika rumah dan sekolah bersinergi menanamkan empati dan percaya diri, maka lahirlah generasi berkarakter unggul — anak-anak yang beriman, berakhlak mulia, dan siap menjadi pemimpin masa depan.

“Tanamlah empati di hati anak-anakmu agar mereka lembut terhadap sesama, dan tumbuhkan percaya diri agar mereka berani menegakkan kebenaran.”
— Dr. Nasrul Syarif, M.Si.

Opini

×
Berita Terbaru Update