Sejak Oktober 2023 hingga 2025, lebih dari 60.000 rakyat Gaza telah gugur akibat agresi Zionis Yahudi. Ratusan ribu lainnya luka-luka, rumah sakit runtuh, sekolah hancur, air bersih hilang, listrik padam, dan banyak keluarga kehilangan seluruh anggotanya.
Dalam penderitaan itu, mereka berdiri meskipun ketakutan mengepung. Mereka terdepan meski peluru dan bom menghujani. Gaza adalah wakil kaum Muslim yang tak berdaya di hadapan musuh, tetapi tetap teguh memegang janji Allah. "Inna nashrullahi qarib", sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.
Gaza tercinta. Gaza yang setiap saat menjerit tanpa uluran tangan saudaranya. Gaza berjuang sendiri, dalam layar sosial media ratusan nyawa mewarnai berita dan perhatian kita. Gaza dibakar penduduknya, dibunuh jiwanya, dihabisi dokter dan relawannya, dibantai jurnalisnya, diusir penduduknya, dirampok hartanya, dilindas-lindas kemanusiaan nya, lalu dibiarkan oleh kita.
Gaza yang tercinta, dari reruntuhan mereka bangkit dengan doa, dari tangisan mereka lahirkan keberanian. Gaza mengingatkan dunia bahwa kebenaran tidak dapat dibungkam, dan janji Allah tidak pernah ingkar. [] Dewi Srimurtiningsih
