Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Ulul Albab: Ahli Zikir, Ahli Tafakur, dan Penjaga Takwa

Jumat, 01 Agustus 2025 | 11:57 WIB Last Updated 2025-08-01T04:57:28Z

TintaSiyaai.id -- “Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi Ulul Albab.” (QS. Ali 'Imran: 190).

Pendahuluan: Siapakah Ulul Albab?

Dalam berbagai ayat Al-Qur’an, Allah menyebut golongan khusus yang disebut "Ulul Albab", yaitu orang-orang yang memiliki inti akal, hati yang jernih, dan kedalaman iman. Mereka bukan sekadar cerdas secara intelektual, tetapi berzikir dengan hati dan bertafakkur dengan jiwa.

Ulul Albab adalah golongan yang tidak hanya melihat, tetapi memaknai, tidak hanya tahu, tetapi sadar. Mereka menggabungkan kekuatan zikir dan tafakkur, yang menjadikan mereka orang-orang istimewa dalam pandangan Allah.

1. Ulul Albab: Ahli Dzikir

Allah Swt. berfirman:
"Yaitu orang-orang yang mengingat Allah dalam keadaan berdiri, duduk, dan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi...". (QS. Ali ‘Imran: 191).

Ulul Albab adalah ahli dzikir yang hatinya selalu hadir dalam mengingat Allah dalam setiap keadaan. Zikir bukan sekadar lafaz di lisan, tetapi juga hadir dalam:
• Kesadaran diri saat bekerja
• Keikhlasan dalam ibadah
• Ketundukan hati ketika mendapat ujian
• Kesyukuran saat menerima nikmat
Zikir mereka menghidupkan hati karena hati yang tidak pernah berdzikir adalah hati yang mati. Sebagaimana sabda Nabi Saw.

"Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Allah dan yang tidak berdzikir, seperti orang hidup dan orang mati.". 
(HR. Bukhari dan Muslim).

2. Ulul Albab: Ahli Tafakkur

Selain berdzikir, Ulul Albab juga adalah ahli tafakkur, yaitu orang yang merenungkan ayat-ayat Allah dalam alam dan kehidupan. Mereka tidak hanya kagum pada langit dan bintang, tetapi merenungi:
• Siapa yang menciptakan semua itu?
• Apa hikmah di balik perubahan siang dan malam?
• Mengapa hidup penuh ujian dan kematian begitu pasti?

Tafakkur mereka menumbuhkan iman, memurnikan niat, dan mengokohkan tujuan hidup: mencari ridha Allah semata.
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
"Tafakkur adalah cermin hati. Dengannya seseorang dapat melihat kebaikan dan keburukan dirinya."

3. Ulul Albab: Penjaga Takwa

Ciri ketiga Ulul Albab adalah menjaga takwa, yaitu kesadaran akan Allah dalam setiap langkah hidup. Takwa membuat mereka:
• Menghindari yang haram, meski tersembunyi
• Meninggalkan syubhat, meski menguntungkan
• Berlaku adil, meski terhadap diri sendiri
• Merendahkan hati, meski memiliki ilmu dan kekuasaan

Takwa adalah akar dari segala kebaikan, dan Ulul Albab tahu bahwa takwa adalah bekal terbaik:
"Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa."
(QS. Al-Baqarah: 197).

4. Ulul Albab: Diberi Furqan (Kemampuan Membeda)

Karena zikir, tafakkur, dan takwa mereka, Allah memberi anugerah Furqan kepada Ulul Albab, yaitu kemampuan membedakan antara yang haq dan batil.
"Hai orang-orang yang beriman! Jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu Furqan..."
(QS. Al-Anfal: 29).

Furqan adalah:
• Kecerdasan ruhani untuk mengenali kebenaran walau samar
• Kepekaan hati untuk menolak kemaksiatan walau dihias indah
• Kejernihan akal untuk memilih yang terbaik dalam persimpangan hidup

Dengan furqan, Ulul Albab mampu melihat kebenaran meskipun tersembunyi, dan menolak kebatilan meski didukung banyak orang.

5. Ulul Albab: Puncak Kesadaran Spiritual

Ulul Albab adalah manusia dengan tingkat kesadaran spiritual tertinggi. Mereka hidup tidak hanya mengikuti rutinitas, tetapi hidup dengan kesadaran misi ilahiah.

Mereka menyadari bahwa:
• Hidup ini sementara
• Dunia ini ladang amal
• Surga itu mahal
• Allah melihat segala sesuatu
Sehingga hidup mereka dipenuhi rasa tanggung jawab, rendah hati, sabar dalam ujian, dan bersungguh-sungguh dalam amal.

Penutup: Apakah Kita Termasuk Ulul Albab?

Ayat-ayat tentang Ulul Albab bukan hanya untuk dipuji, tetapi untuk dijadikan cermin diri.
• Apakah hati kita dipenuhi dzikir, atau sibuk dengan dunia?
• Apakah kita merenung tentang kehidupan, atau hanya mengikuti arusnya?
• Apakah kita menjaga takwa dalam diam dan khalwat?
• Apakah kita memiliki furqan atau bingung membedakan antara haq dan batil?
Jika belum, maka marilah meniti jalan mereka, karena Allah telah menjanjikan:
"Dan tidak ada yang mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang memiliki akal (Ulul Albab)."
(QS. Al-Baqarah: 269).

Ya Allah, jadikan kami bagian dari hamba-hamba-Mu yang termasuk Ulul Albab: yang senantiasa mengingat-Mu, merenungi ayat-ayat-Mu, menjaga takwa kepada-Mu, dan Kau anugerahi furqan untuk hidup dalam kebenaran. Aamiin. 

Dr. Nasrul Syarif, M.Si.  
Penulis Buku Gizi Spiritual dan Dosen Pascasarjana  UIT Lirboyo

Opini

×
Berita Terbaru Update