×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Solusi Dua Negara, Justru Tetap Menjaga Eksistensi Penjajah Yahudi

Minggu, 10 Agustus 2025 | 21:18 WIB Last Updated 2025-08-10T14:18:18Z

TintaSiyasi.id -- Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Ustaz Farid Wadjdi menyampaikan bahwa solusi dua negara untuk Palestina merupakan solusi yang omong kosong dan bertentangan dengan Islam.

"Solusi dua negara adalah solusi yang omong kosong dan bertentangan dengan syariat Islam karena justru tetap menjaga eksistensi penjajah yahudi," ucapnya dalam program Kabar Petang: Deklarasi New York Bicara Damai, Gaza Terus Dibom di kanal YouTube Khilafah News, Kamis (7/8/2025).

Ia memandang, solusi dua negara ini sama seperti membiarkan masyarakat Palestina hidup berdampingan dengan penjajah yang telah merampas dan merampok tanah kaum Muslimin.

Apalagi, tambahnya, di dalam Islam telah jelas, apabila ada tanah kaum muslim yang terjajah maka harus segera dibebaskan bukan justru hidup berdampingan dengan penjajah atau musuh Islam.

Sebagaimana Allah telah menegaskan dalam firman-Nya: 
وَقَاتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ الَّذِيْنَ يُقَاتِلُوْنَكُمْ

"Perangilah di jalan Allah, orang-orang yang memerangi kalian."

"Karena persoalan Palestina bukan sekedar persoalan geografis, bukan sekedar persoalan perbatasan, tetapi persoalan Palestina adalah persoalan yang muncul karena eksistensi penjajahan Yahudi," jelasnya. 

Ia menegaskan, persoalan Palestina tidak akan pernah usai ketika solusi yang ditawarkan tidak pernah mengarah pada pengusiran penjajah Yahudi.

"Kita harus memahami bahwa semua solusi yang ditawarkan oleh negara-negara Barat yang diprakarsai negara-negara barat itu adalah solusi yang tetap mempertahankan eksistensi negara Yahudi," lugasnya.

Dengan demikian, katanya, solusi Dua negara hanya mitos, karena Israel hingga saat ini tidak pernah berniat mengizinkan  Palestina merdeka dan berdaulat. 

"Wilayah Palestina yang tersisa itu adalah wilayah yang terfragmentasi dan tidak layak disebut negara. Misalnya antara Gaza dan Tepi Barat, mereka itu sudah kecil, terpisah pula dan ini menunjukkan realita kolonial itu tetap utuh. Israel tetap memegang kendali militer, udara dan ekonomi. Dengan kata lain, solusi dua negara ini telah gagal bahkan sebelum dijalankan," bebernya.

Ia menilai, kalaupun nantinya Palestina diakui sebagai sebuah negara, faktanya adalah negara yang sudah sangat lemah dan dibuat agar tidak mengancam keberadaan penjajah entitas Zionis Yahudi.

"Dan bisa kita simpulkan bahwa solusi dua negara ini berfungsi justru sebagai alat politik untuk menghentikan perlawanan bersenjata dan untuk menghancurkan aspirasi perjuangan membebaskan tanah Palestina dan justru mempertahankan eksistensi penjajah Yahudi lewat pengakuan internasional," tuntasnya.[]Tenira

Opini

×
Berita Terbaru Update