TintaSiyasi.id -- Merespons genosida yang terjadi di Palestina, Ketua Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa Dr. Ahmad Sastra mengatakan, jika ada khilafah, tidak mungkin ada genosida di Gaza.
"Konsep Khilāfah menawarkan potensi bentuk kesatuan kolektif yang dapat mencegah tragedi seperti ini (genosida) terulang. Jika ada khilafah, tak mungkin ada genosida gaza," ungkapnya dikutip TintaSiyasi.id, Jumat (8/8/2025).
Ia mengungkapkan, tanpa khilāfah, umat Islam cenderung hanya melakukan solidaritas simbolis, protes, daring, penggalangan dana, namun tanpa kekuatan nyata untuk menekan atau menghentikan genosida Gaza.
Padahal, ia mengatakan, tujuan utama khilāfah menurut penganutnya, kata Ahmad adalah membangun keadilan global bagi umat Islam. Termasuk mendorong rekonstruksi infrastruktur politik dan ekonomi yang mampu melindungi gagasan dan hak umat Islam secara kolektif. Khilafah akan menerapkan syariah secara kaffah, mendakwahkan Islam ke seluruh dunia dan akan menyatukan seluruh negeri-negeri muslim. Khilafah akan mewujudkan kehidupan islami kuat, kokoh, mulia dengan lahirnya peradaban Islam.
Oleh karena itu, lanjut dia, ulama internasional menekankan kesatuan ummah sebagai kunci melakukan perlawanan efektif menyatukan umat, mengabaikan perpecahan sektarian, dan membangun aliansi militer-politik Islam selama darurat Gaza.
Ia mengatakan, banyak yang menilai bahwa genosida Gaza benar-baik terjadi menurut hukum internasional modern dan bukti empiris. Namun, tanpa organisasi kolektif yang mewakili umat Islam secara politik dan struktural, respons global terhadap tragedi ini tetap lemah.
"Konsep khilāfah, jika diterapkan sebagai struktur pemerintahan transnasional, memungkinkan pembentukan kelembagaan agama-politik terpusat, jaringan solidaritas, dan alat diplomasi kolektif," ungkapnya.
"Sebagai contoh, International Union of Muslim Scholars menyerukan pembentukan aliansi militer Islam untuk melindungi wilayah, seruan yang tidak terwujud karena ketiadaan instrumen formal khilāfah," terangnya.
Hizbut Tahrir, ia menjelaskan, melihat khilāfah sebagai institusi yang dapat menyatukan umat Islam secara politik dan struktural, memfasilitasi mobilisasi kekuatan ekonomi, militer, dan diplomatik atas nama solidaritas umat Islam.
"Hizbut tahrir adalah organisasi dakwah yang sejak awal menyerukan persatuan umat Islam seluruh dunia untuk menegakkan khilafah. Dengan jihad dan khilafah inilah genosida Gaza akan mudah dihentikan dan bahkan yahudi israel bisa dilenyapkan dari muka bumi," jelasnya.
Ia menjelaskan, saat ini umat Islam sangat rapuh karena terpecah belah dalam ikatan primordial nasionalisme. Nasionalisme modern adalah alat eksternal yang memecah umat Islam dan melemahkan mereka dalam konflik seperti Gaza. Khilāfah adalah solusi terhadap fragmentasi ini dengan menciptakan identitas terpusat di luar geopolitik pasca-Ottoman. [] Alfia Purwanti