×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Menanamkan Tanggung Jawab Sejak Dini pada Anak

Kamis, 07 Agustus 2025 | 15:03 WIB Last Updated 2025-08-16T23:28:52Z

Tintasiyasi.ID -- Founder Komunitas Ibu Hebat Dini Sumaryanti menyampaikan perlunya memanamkan tanggung jawab sejak dini pada anak.

 

"Orangtua  perlu memanamkan tanggung jawab sejak dini pada anak," tuturnya dalam Kajian Keluarga dengan tema Membangun Tanggung Jawab dengan Cinta di YouTube Ngaji Shubuh, Ahad (03/08/2025).

 

Ia menjelaskan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tanggung jawab adalah melakukan semua tugas dan kewajiban dengan sungguh-sungguh, juga berarti siap menanggung segala risiko atas perbuatan sendiri.

 

“Tanggung jawab itu harus tahu tugas dan kewajibannya, baik sebagai hamba Allah, anak, pelajar, pekerja, orangtua, dan lain-lain, serta harus tahu bagaimana melaksanakan tanggung jawab dan akibatnya,” tuturnya.

 

"Tuntutan yang harus kita jalankan adalah mananamkan akidah sejak dini pada anak. Pahamkan tanggung jawab, misalnya dengan cerita dan bermain. Praktik langsung, seperti tugas sederhana dan mendampingi anak saat menghadapi masalah," terangnya.

 

Menurutnya, agar anak mau melakukan tugas yang kita amanahkan maka dibutuhkan cinta dan komunikasi yang efektif. “Mengguyur cinta membuat anak merasa dicintai. Lalu mau melakukan apa yang kita inginkan bahkan tanpa diminta,” ulasnya.

 

"Rumus mengguyur cinta adalah SKMDH3, yaitu senyum, katakan cinta, muliakan, doakan, memberi hadiah, dan ucapkan tiga kata ajaib yakni maaf, tolong, terimakasih," urainya.

 

Selanjutnya, lanjut Dini, perlu ada komunikasi yang efektif antara orang tua pada anak. “Seberapa banyak pesan orang tua diterima anak, bukan seberapa banyak orang tua bicara. Seberapa banyak kita menangkap harapan dari anak,” sebutnya.

 

"Adapun komponen komunikasi itu ada dua. Pertama, mendengar emphatic yaitu mencoba membayangkan dan menempatkan diri sendiri di posisi orang lain agar memahami lebih dalam tentang apa yang dirasakan oleh orang tersebut. Seberapa banyak kita menangkap harapan dari anak?,” sarannya.

 

Kedua, dengan bahasa aku yaitu menyampaikan apa yang kita rasakan, mengjadirkan solusi dari  anak," pungkasnya.[] Rina

Opini

×
Berita Terbaru Update