×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

UIY: Pengaruh Besar Rasulullah Saw. Dimulai di Mekkah Puncaknya di Madinah

Jumat, 04 Juli 2025 | 11:06 WIB Last Updated 2025-07-04T04:09:17Z

Tintasiyasi.ID -- Michael Hart yang menyebut Nabi Muhammad saw. sebagai orang yang paling berpengaruh dalam sejarah kehidupan manusia, Cendekiawan Muslim Ustaz Ismail Yusanto (UIY) menilai pengaruh besar itu dimulai ketika di Mekkah dan puncaknya di Madinah.

 

"Michael Hart menyebut Nabi Muhammad sebagai orang paling berpengaruh dalam sejarah kehidupan manusia, maka pengaruh besar itu dimulai ketika beliau di Mekkah dan puncaknya di Madinah," ujarnya kanal YouTube UIY Official; Hijrah, Inspirasi Perjuangan Menuju Peradaban Baru, Minggu (29/06/2025).

 

Ia menjelaskan, Madinah merupakan wujud dari semua proses yang munculnya tidak bisa dilepaskan dari Mekkah.

 

"Madinah juga tidak berhenti sampai perjalanan di Madinah, tetapi 10 tahun di Madinah itu kan berproses, berproses menghasilkan sebuah tatanan masyarakat yang menjadi basis dari sebuah peradapan unggul," jelasnya.

 

Lantas, ia mengingatkan golden age dapat terjadi berpangkal dari hijrah Rasulullah saw. dari Mekkah ke Madinah. "Tidak akan kita pernah menyebut Madinah kecuali Hijrah, setelah hijrah," ungkapnya.

 

Sehingga, ia mengingatkan hijrah tidak dapat dipahami hanya sekadar perjalanan fisik, ekstase rohani personal, serta transformasi spiritual.

 

"Dia (hijrah) juga sebagai transformasi politik bahkan ideologi yang menghasilkan masyarakat yang sama sekali berbeda dengan Mekkah, bahkan kemudian Mekkah menjadi seperti Madinah. Jadilah masyarakat beda sekali dengan sebelumnya dan itu yang membuat Nabi dan para sahabat itu sebutlah terusir dari Mekkah," terangnya.

 

"Itu disebut sebagai perubahan sosial terbesar sebenarnya dalam sejarah kehidupan Manusia," sambungnya.

 

Alhasil, UIY menilai perubahan dari hijrah Rasulullah saw. menghasilkan perubahan yang sangat kontras dari sebelumnya. "Kalau pakai warna dari hitam kepada putih, kalau dari angka dari 0 menjadi 100 beda sekali," tuturnya.

 

"Kalau revolusi-revolusi yang lain sebenarnya masih mirip-mirip, katakanlah Revolusi Prancis itu betul menghasilkan sesuatu yang berubah tetapi tetap aja di situ yang sekularis," tandasnya.[] Taufan

Opini

×
Berita Terbaru Update