TintaSiyasi.id -- Pembina Himpunan Intelektual Muslim Indonesia (HILMI) Prof. Dr.-Ing Fahmi Amhar membeberkan enam syarat menguasai ilmu dari Imam Syafi'i.
"Imam Syafi'i menceritakan bahwa syarat kita menguasai ilmu baik ilmu agama maupun sains itu ada enam. Enam itu tiga internal dan tiga eksternal yang harus kita miliki," tuturnya di kanal YouTube Ngaji Subuh bertajuk Belajar dari Iran, Ahad (06/07/25).
Faktor Internal
Pertama, kecerdasan. Bakat itu berbeda-beda. Orang belajar bahasa memerlukan bakat yang berbeda dengan orang yang belajar matematika, memerlukan bakat yang berbeda dengan orang yang belajar sejarah.
"Ketika kita di SD, SMP itu kan dikenalkan dengan banyak ilmu, supaya paham bakat kita di mana, passion kita di mana," ungkapnya.
Kedua, niat dan semangat. Orang kan biasanya ada macam-macam pendorongnya.
Ketiga, kerja keras mujahadah. Mesti kerja keras karena ilmu enggak muncul sendiri. Harus dilatih, dikasih tugas. "Kalau SD kelas satu sampai kelas tiga boleh lah tidak dikasih PR, tetapi kelas empat ke atas layaknya ada PR. Anak itu dilatih, bukan PRnya dikerjakan ibunya. Enggak bener itu ibunya mengerjakan PR. Apalagi dikerjakan dibantu AI, wah parah itu," ujarnya.
Ia menilai, dilatih sebelum anak belajar AI, anak ngerti dulu bagaimana caranya kerja keras. Bagaimana menghitung tanpa kalkulator.
"Pakai AI, yang sekolah siapa itu? Sekolah pakai AI, ujian pakai AI, apaan ini?" Singgungnya.
Faktor Eksternal
Keempat, bulgoh atau bekal. Orang kalau belajar itu perlu bekal. Perlu uang, perlu kitab. Kalau orang tuanya tidak sanggup maka perlu orang lain yang memberikan.
"Kalau perlu negara ini membekali, kasih beasiswa. Jangan sampai anak yang cerdas enggak bisa sekolah. Enggak lanjut, kenapa? Enggak punya uang.Ongkosnya kan enggak gratis. Belum nanti dia enggak semangat. Lulus sekolah nanti jadi apa sih? Paling jadi YouTuber zaman sekarang, konten kreator, kan repot," paparnya
Kelima, guru atau mentor yang bener. Mentor yang menyemangati, mentor yang empati. Jangan jadi guru atau mentor yang mematikan potensi. Guru malah ngata-ngatain membuli muridnya enggak bener itu kan.
"Thomas Edison dulu nemu lampu listrik, itu dibully di sekolah, tapi kemudian dia dididik oleh ibunya sendiri. Ibunya home schooling, dia enggak punya ijazah itu. Tetapi kemudian ibunya mendapatkan anak yang hebat," katanya.
Keenam, waktu yang panjang. Jadi belajar itu perlu waktu enggak bisa instan. Enggak ada ilmu laduni, ilmu laduni itu yang buruk-buruk.
Ia membeberkan, belajar korupsi enggak usah lama-lama itu. Orang sekolah sekolah SD, SMP, SMA, S1, S2, dan S3 itu enggak ada yang diajarkan korupsi. Tetapi sekarang sekolah S3 sudah lulus doktor, enggak lama kemudian malah ditangkap KPK karena korupsi.
"Belajar di mana itu, sekolahnya di mana? Ilmu laduni. Hati-hati dengan ilmu laduni, Imam Syafi'i enggak ngajari ilmu laduni. Ilmu itu perlu masa yang panjang," tutupnya.[] Munamah