×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Cendekiawan: Hijrah Adalah Proses Membangkitkan Kesadaran, Pemahaman, dan Taraf Berpikir

Jumat, 04 Juli 2025 | 11:05 WIB Last Updated 2025-07-04T04:09:02Z

Tintasiyasi.ID -- Cendekiawan Muslim Ustaz Ismail Yusanto memandang hijrah saat ini mengandung makna perubahan pemikiran dan membangkitkan kesadaran, sehingga jangan terjebak [ada klasifikasi gen.

 

"Jangan terjebak pada klasifikasi gen, itu (hijrah) soal cara bagaimana membangkitkan kesadaran, pemahaman dan taraf berpikir," ujarnya kanal YouTube UIY Official; Hijrah, Inspirasi Perjuangan Menuju Peradaban Baru, Ahad (29/06/2025).

 

"Ini hanya soal cara, tetapi isi atau substansinya sama. Bagaimana dia mengubah pada dirinya itu dalam bentuk ukuran-ukuran yang akan membuat dia menjadi apa yang ada pada dirinya," tambahnya.

 

Adapun, UIY mencontohkan seorang artis sebelumnya merasa dengan berpakaian memperlihatkan lekuk tubuh merupakan sebuah pencapaian, kebaikan dan prestise, terlebih baju dari rancangan disainer terkenal. "Tapi ketika dia menyadari aurat adalah sesuatu yang harus ditutup dia paham itulah nilai sebuah perempuan, terus apa yang kemudian dia rasakan? Pasti malu," ujarnya.

 

Sehingga ia menekankan pemahaman dan taraf berpikir sangat penting ditanamkan oleh siapapun termasuk gen Z. “Adapun selain artis politikus juga memiliki pemikiran yang sama dalam pencapaian, bedanya politikus menganggap pencapaian berdasarkan kedudukan, jabatan, dan kekayaan,” bebernya.

 

"Dugaan saya perubahan akan muncul itu menyangkut soal ukuran-ukuran apalagi kalau secara faktual ada banyak keburukan terjadi di situ. Mencuri dan korupsi pun gak perlu pakai ukuran karena tahu itu buruk, hanya maslahnya apa dia memiliki satu dasar cukup? Tidak, cukup dan cukup tidak mau lagi," jelasnya.

 

Ia menilai, harus ada perubahan dalam diri seorang politikus, tidak cukup hanya dengan mengatakan perbuatan salah dengan keburukan, melainkan harus ditinggalkan kalau tidak bisa merubahnya.

 

"Pemahaman harus melahirkan kesadaran dan kesadaran harus memantik aksi atau tindakan. Tindakan awalnya personal lalu komunal," ucapnya.

 

Selain itu, UIY meyakini hijrah pasti berbicara terkait kondisi awal dan kondisi kemudian. “Yang dimaksud bisa berupa tindakan fisik ataupun tindakan nonfisik untuk meninggalkan kondisi sebelumnya yang mereka yakini sebuah keburukan,” ujarnya.

 

"Apa yang menjadi pangkal dari perubahan atau tindakan itu? Pasti adalah berubahnya penilaian, penilaian terhadap kondisi awal yang semula dia merasa ini sebagai sebuah kebaikan, sebuah kemenangan, dan sebuah pencapaian kemudian dinilai justru sebaliknya bahwa ini adalah sebuah keburukan, pendek kata sebagai sebuah sesuatu yang harus ditinggalkan," terangnya.

 

"Jadi poinnya apa? Poinnya adalah soal pemahaman. Memahami di sini poinnya proses berubahnya pemahaman atau kenaikan taraf berpikir," pungkasnya.[] Taufan

Opini

×
Berita Terbaru Update