TintaSiyasi.id -- “Bila hikmah ilmumu makin tinggi, keyakinanmu makin teguh, dan hatimu makin tercerahkan, maka sesungguhnya engkau sedang naik ke maqam yang lebih dekat kepada-Nya.”
— Sayyid Abdul Qadir al-Jailani
Ilmu: Cahaya yang Mengantarkan Menuju Allah.
Dalam perjalanan ruhani, ilmu bukan hanya untuk mengetahui. Ilmu adalah cahaya yang membimbing, kompas yang mengarahkan, dan kunci yang membuka gerbang makrifat. Bagi para pencari kebenaran, ilmu bukan sekadar teori, tapi jalan untuk mengenal siapa diri, siapa Tuhan, dan ke mana kita menuju.
Sayyid Abdul Qadir al-Jailani mengajarkan bahwa ilmu yang benar
akan melahirkan tiga hal:
1. Hikmah yang mendalam, bukan hanya hafalan.
2. Keyakinan yang kokoh, bukan sekadar argumentasi.
3. Hati yang tercerahkan, bukan hati yang keras oleh kesombongan intelektual.
Ilmu yang Tidak Menambah Takut kepada Allah, Hanyalah Beban
Banyak orang berilmu, tapi tidak tercerahkan. Banyak yang menguasai ayat dan hadis, tapi jauh dari Allah. Sebab, ilmunya hanya menghiasi lidah, tidak menyentuh hati.
Al-Jailani menasihati:
"Jangan kau ukur derajatmu dengan banyaknya ilmu dan panjangnya ucapan, tapi ukurlah dengan seberapa besar takutmu kepada Allah dan seberapa ikhlas amalmu kepada-Nya."
Ilmu yang haqiqi adalah yang menumbuhkan rasa hina di hadapan Allah, membangkitkan kecintaan kepada kebaikan, dan menjadikan dunia tampak kecil di mata hati.
Tingkatan Maqam Ruhani: Naik melalui Ilmu dan Yakin
Dalam tradisi tasawuf dan ruhaniyah, maqam adalah tingkatan kedekatan seorang hamba kepada Allah SWT. Dan setiap maqam dibangun bukan hanya dengan amal, tetapi dengan ilmu yang melahirkan yakin dan nur hati.
1. Ilmu yang Meningkatkan Hikmah
Ilmu yang terus dipelajari dengan niat yang ikhlas akan menyingkap tabir-tabir kebijaksanaan. Engkau mulai memahami makna di balik takdir, sabar dalam ujian, dan tenang dalam kesendirian. Ilmu tidak lagi membuatmu banyak berdebat, tapi membuatmu banyak merenung.
“Orang bijak itu diamnya dalam cahaya, bicara pun dalam cahaya, tindakannya pun bercahaya.”
2. Ilmu yang Meneguhkan Yakin
Yakin adalah buah dari ilmu yang berulang-ulang ditanam, disiram dengan amal, dan dijaga dari penyakit keraguan. Semakin dalam ilmumu, maka semakin lapang hatimu dalam menerima qadha, dan semakin kuat tekadmu dalam menempuh jalan-Nya.
“Orang yang yakin tidak mudah goyah oleh dunia, karena hatinya sudah tenggelam dalam samudera janji-janji Allah.”
3. Ilmu yang Mencerahkan Hati
Ilmu bukan untuk memperbesar ego, tapi untuk menyingkap kegelapan. Saat ilmu diserap dengan adab dan khusyuk, maka hati akan bercahaya — memahami makna sabar, mensyukuri hal kecil, dan merasakan kedekatan meski dalam sepi.
"Hati yang tercerahkan akan merasa Allah bersamanya meski dunia membelakanginya."
Maqam Dekat kepada Allah: Puncak Perjalanan Seorang Hamba
Maqam adalah tempat ruhani yang dicapai, bukan diwarisi. Seseorang tidak bisa membeli maqam dengan gelar atau keturunan. Ia hanya bisa diraih melalui ikhlas dalam menuntut ilmu, sabar dalam beramal, dan sungguh-sungguh dalam mencari wajah Allah.
Semakin tinggi maqam, semakin rendah hati para wali dan salihin. Sebab, semakin dekat dengan Allah, semakin hamba menyadari betapa kecil dirinya di hadapan-Nya.
"Barangsiapa mengenal Allah dengan ilmu dan yakin, maka ia akan tenggelam dalam lautan tawadhu dan taqwa."
Nasehat Penutup dari Sang Wali Agung
Sayyid Abdul Qadir al-Jailani pernah berpesan:
"Jadilah orang alim yang bersifat zuhud. Ilmumu tidak akan bermanfaat jika hatimu masih tergantung pada dunia. Dan amalmu tidak akan sampai kepada Allah jika tidak disertai ilmu dan keikhlasan."
Refleksi Diri: Sudahkah Ilmu Kita Membawa Kita Mendekat?
• Apakah ilmu yang aku pelajari membuatku lebih takut kepada Allah?
• Apakah ilmu membuatku lebih ringan dalam ibadah dan lebih lembut kepada sesama?
• Apakah hatiku lebih lapang menerima takdir?
• Apakah aku merasa lebih dekat kepada Allah setiap hari?
Jika belum, maka inilah waktunya membersihkan niat, menghidupkan adab, dan menyatukan ilmu dengan hati.
Doa Menuju Maqam Kedekatan.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ عِلْمَنَا نُورًا، وَزِدْنَا يَقِينًا، وَفَتِّحْ لَنَا بَصَائِرَنَا، وَقَرِّبْنَا إِلَيْكَ بِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى
"Ya Allah, jadikanlah ilmu kami sebagai cahaya, tambahkanlah keyakinan kami, bukakanlah mata hati kami, dan dekatkanlah kami kepada-Mu dengan segala yang Engkau cintai dan ridhai."
Ilmu bukan untuk dipamerkan, tapi untuk memancarkan. Siapa yang menyelami ilmu dengan hati yang jernih, akan naik menuju maqam yang tinggi, di sisi Yang Maha Mengetahui dan Maha Penyayang.
Oleh. Dr. Nasrul Syarif, M.Si. (Penulis Buku Gizi Spiritual dan Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo)