TintaSiyasi.id -- Menanggapi eksploitasi tambang nikel yang merusak ekosistem laut dan hutan tropis di Raja Ampat, Media Mercusuar Islam, mengatakan, Indonesia jadi penyumbang terbesar deforestasi tambang tropis di dunia.
"Indonesia bahkan menjadi penyumbang terbesar deforestasi tambang tropis di dunia, di mana pemerintah mereka justru membuka jalan bagi korporasi bahkan di wilayah konservasi," terangnya di akun Instagram Mercusuar Islam, Ahad (22/6/2025).
Ia menambahkan, dibalik jargon transisi hijau tersembunyi wajah asli kapitalisme sebanyak 380 izin tambang nikel tersebar di tanah air, mencaplok hampir 1 juta hektar lahan.
"Inilah akibat kerakusan sistem kapitalisme, sistem yang membiarkan oligarki menguasai sumber daya menekan masyarakat adat dan mengorbankan lingkungan demi kepentingan segelintir elit," ungkapnya.
Padahal, ia menjelaskan, Islam memandang sumber daya alam seperti tambang sebagai milik umum negara wajib mengelolanya demi kemaslahatan rakyat bukan diserahkan kepada swasta apalagi asing.
"Dalam sistem Islam, tambang tidak akan dikuasai oleh korporasi tetapi oleh negara yang bertanggung jawab menjaga keberlangsungan lingkungan dan kesejahteraan umat," paparnya.
Ia mengingatkan, Allah SWT. Telah melarang manusia membuat kerusakan di muka bumi setelah bumi itu diperbaiki. "Namun hari ini kerusakan itu nyata dihadapan kita di daratan, lautan, dan di dalam kehidupan sosial masyarakat," jelasnya.
Sehingga, jika serius menjaga lingkungan, sudah saatnya bangsa ini melepaskan diri dari sistem kapitalisme yang rusak dan merusak dan hijrah menuju tata kelola negara yang islami.
"Hanya dengan menerapkan sistem Islam secara kaffah keberkahan dari langit dan bumi akan kembali turun sebagaimana janji Allah dalam Al-Qur'an Al -A'raf 96 'sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, niscaya Kami akan membukakan untuk mereka berbagai keberkahan dari langit dan bumi,"' urainya.
Save Raja Ampat, tolak kapitalisme, terapkan Islam kaffah.[] Alfia Purwanti