TintaSiyasi.id -- Pengamat Sosial dan Politik Ustaz Iwan Januar, mengatakan, lingkaran setan kemiskinan yang terjadi disebabkan ekonomi fasad.
"Lingkaran setan kemiskin penyebabnya bukan anak, karena ekonomi kita lagi fasad," ungkapnya di kanal YouTube Cinta Qur'an Foundation, Betulkah Anak Penyebab Kemiskinan?, Rabu (7/5/2025).
Kerusakan ekonomi, berujung pada kesenjangan sosial, karena banyak orang kaya suka numpuk-numpuk kekayaan.
"Kemarin saya membaca majalah Forbes, mereka setiap tahun menulis daftar orang terkaya di dunia termasuk menulis daftar orang terkaya di Indonesia. Tahun 2024 dalam majalah Forbes itu mengeluarkan tulisan berapa total kekayaan 50 orang super kaya di Indonesia, di total terdapat 4000 triliun rupiah, dan kata majalah Forbes disebutkan kekayaan 50 orang ini meningkat sampai 170 triliun dalam keadaan ekonomi kita lagi kayak begini, 7,8 juta orang menganggur kemudian sekian juta orang miskin, kok mereka malah tambah kaya berarti ada fasad, ada kerusakan ekonomi menuju kesenjangan sosial," terangnya.
Hal ini berbeda dalam Islam, ia menjelaskan, pertama, orang kaya harus membayar zakat. Kedua membuat usaha untuk menyerap tenaga kerja. Ketiga dagang atau kemudian membelanjakan di jalan Allah.
"Sekarang banyak orang kaya itu gini nahan uangnya ditahan, dia simpan bukan hanya dalam negeri di Singapura, Swiss, Qatar jadi uangnya enggak muter di dalam negeri, akhirnya orang makin susah," tegasnya.
Ia menceritakan, ketika sahabat Abdurrahman bin Auf seorang pebisnis, ia berbisnis mendapatkan keuntungan emas satu peti, begitu mendapatkan emas 1 peti bukannya girang, namun galau, karena memikirkan hisab di akhirat susah, akhirnya keesokan harinya diinfakkan.
"Nah ini nih ya harusnya kan orang kaya begitu udah cukup, haji udah, umroh tiap bulan mungkin, rumah ada, mobil ada, anak sekolah cukup, uang ada, istri ada, uang di taruh-taruh deposit, mau ngapain lagi?" Tanyanya.
"Kata Allah jangan sampai orang itu menimbun harta karena kalau menimbun harta membuat dia dosa, ekonomi buat susah," pungkasnya.[] Alfia Purwanti