TintaSiyasi.id-- Dalam Islam, ilmu tidak hanya dipelajari untuk kepentingan duniawi semata, tetapi juga untuk meraih ridha Ilahi. Konsep ini menempatkan ilmu sebagai bagian dari ibadah dan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Berikut adalah beberapa aspek utama terkait ridha Ilahi sebagai tujuan berilmu:
1. Ilmu sebagai Sarana Ibadah
• Ilmu yang dipelajari dan diamalkan dengan niat yang benar menjadi ibadah di sisi Allah.
• Dalam Islam, mencari ilmu wajib bagi setiap Muslim, sebagaimana sabda Rasulullah:
"Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim." (HR. Ibnu Majah)
• Dengan ilmu, seseorang dapat mengenal Allah lebih baik dan memahami syariat-Nya.
2. Ilmu yang Bermanfaat dan Bernilai Ibadah
• Ilmu yang membawa manfaat bagi diri sendiri dan masyarakat menjadi jalan menuju ridha Ilahi.
• Ilmu harus digunakan untuk kebaikan dan kesejahteraan umat, bukan untuk kemudharatan.
• Ilmu yang bermanfaat akan menjadi amal jariyah yang pahalanya terus mengalir, sebagaimana hadis Rasulullah:
"Apabila manusia meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan
anak saleh yang mendoakannya." (HR. Muslim)
3. Ilmu yang Menguatkan Keimanan
• Ilmu yang benar akan membawa seseorang kepada kesadaran bahwa semua ilmu berasal dari Allah.
• Al-Qur'an menyebutkan bahwa orang berilmu akan lebih takut kepada Allah:
"Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama." (QS. Fathir: 28)
• Ilmu bukan hanya untuk memahami dunia, tetapi juga untuk memperkuat keyakinan kepada Allah.
4. Etika dalam Mencari Ilmu untuk Mendapatkan Ridha Allah
• Niat yang lurus: Menuntut ilmu harus didasari oleh niat mencari ridha Allah, bukan sekadar mencari popularitas atau keuntungan duniawi.
• Rendah hati: Orang berilmu harus tetap tawadhu’ dan tidak sombong.
• Mengamalkan ilmu: Ilmu yang tidak diamalkan akan menjadi beban di akhirat.
5. Menjadikan Ilmu sebagai Cahaya bagi Umat
• Ilmu harus digunakan untuk membimbing dan menerangi kehidupan manusia.
• Seorang Muslim harus menjadi sumber manfaat bagi sesama dengan ilmu yang dimiliki.
• Dengan ilmu yang benar, umat Islam dapat membangun peradaban yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Menjadikan ridha Ilahi sebagai tujuan berilmu akan memberikan makna yang lebih dalam dalam menuntut ilmu. Ilmu bukan sekadar alat untuk mencapai kesuksesan duniawi, tetapi juga jalan menuju kebahagiaan hakiki di dunia dan akhirat. Ketika ilmu digunakan sesuai dengan kehendak Allah, maka ia akan menjadi berkah dan membawa manfaat bagi diri sendiri serta umat manusia.
Memuliakan Ilmu dan para Ulama.
Dalam Islam, ilmu dan ulama memiliki kedudukan yang sangat tinggi. Ilmu adalah cahaya yang membimbing manusia menuju kebenaran, sementara ulama adalah pewaris para nabi yang berperan dalam menjaga, mengajarkan, dan menyebarkan ilmu. Oleh karena itu, Islam sangat menekankan pentingnya memuliakan ilmu dan menghormati para ulama.
1. Kedudukan Ilmu dalam Islam
Ilmu merupakan salah satu anugerah terbesar yang diberikan Allah kepada manusia. Dalam Al-Qur'an dan hadis, banyak ayat dan sabda Nabi yang menegaskan keutamaan ilmu:
• Ilmu Mengangkat Derajat Manusia
"Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat." (QS. Al-Mujadilah: 11)
➝ Ini menunjukkan bahwa orang berilmu memiliki kedudukan yang lebih tinggi di sisi Allah dibandingkan mereka yang tidak berilmu.
• Ilmu sebagai Cahaya
"Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, maka Dia akan memberikan pemahaman dalam agama." (HR. Bukhari & Muslim)
➝ Ilmu adalah jalan menuju pemahaman yang benar dan kehidupan yang penuh berkah.
• Perintah Mencari Ilmu
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim." (HR. Ibnu Majah)
➝ Ini menunjukkan bahwa mencari ilmu bukan hanya pilihan, tetapi kewajiban bagi setiap Muslim.
2. Kedudukan Para Ulama sebagai Pewaris Nabi
Para ulama memiliki posisi yang sangat mulia dalam Islam karena mereka adalah penjaga dan penyebar ilmu.
• Ulama Adalah Pewaris Nabi
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi. Para nabi tidak mewariskan dinar maupun dirham, tetapi mereka mewariskan ilmu. Maka, siapa yang mengambilnya, sungguh ia telah mengambil bagian yang banyak." (HR. Abu Dawud & Tirmidzi)
➝ Ini menegaskan bahwa ulama memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga dan menyebarkan ilmu agama.
• Ulama adalah Sumber Petunjuk
"Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama." (QS. Fathir: 28)
➝ Semakin dalam ilmu seseorang, semakin tinggi pula ketakwaannya kepada Allah.
3. Cara Memuliakan Ilmu dan Ulama
Sebagai Muslim, kita diajarkan untuk menghormati ilmu dan para ulama dengan berbagai cara:
a. Memuliakan Ilmu
Menuntut ilmu dengan niat yang benar (mencari ridha Allah, bukan untuk kesombongan).
Menghormati kitab-kitab ilmu (Al-Qur'an, hadis, dan kitab-kitab ulama).
Mengamalkan ilmu yang dipelajari agar tidak sia-sia.
Menyebarkan ilmu dengan penuh hikmah dan tanggung jawab.
b. Menghormati Para Ulama
Mendengarkan dan menghormati pendapat ulama dalam perkara agama.
Menjaga adab ketika berbicara dengan ulama, tidak meremehkan atau mendebat dengan sombong.
Menghindari menghina dan merendahkan ulama, karena itu termasuk tanda kemunduran umat.
Mendukung ulama yang benar dan mengikuti ajaran mereka dengan baik.
4. Bahaya Meremehkan Ilmu dan Ulama
Islam juga memperingatkan bahaya jika seseorang meremehkan ilmu atau menghina ulama:
Terhalang dari keberkahan ilmu: Ilmu yang dipelajari tanpa adab tidak akan memberi manfaat.
Merosotnya moral dan pemahaman agama dalam masyarakat: Jika ulama tidak dihormati, maka umat akan kehilangan pedoman.
Munculnya kebodohan dan kesesatan: Rasulullah ﷺ bersabda:
"Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu sekaligus dari hamba-Nya, tetapi mencabut ilmu dengan mewafatkan para ulama. Jika tidak ada ulama, maka manusia akan mengangkat pemimpin bodoh yang akan menyesatkan mereka." (HR. Bukhari & Muslim)
Kesimpulan
Memuliakan ilmu dan para ulama adalah bagian dari ajaran Islam yang sangat penting. Ilmu harus dihormati, dipelajari, dan diamalkan dengan niat yang ikhlas, sementara ulama sebagai pewaris Nabi harus dihormati dan didukung dalam dakwah mereka.
Dengan menjaga adab terhadap ilmu dan ulama, kita akan memperoleh keberkahan ilmu dan mendapat ridha Allah SWT.
Mari kita terus mencari ilmu dengan penuh adab dan menghormati para ulama agar ilmu tersebut membawa manfaat di dunia dan akhirat.
Oleh. Dr. Nasrul Syarif, M.Si. (Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo)