TintaSiyasi.id -- Di tengah perjanjian gencatan senjata. Gaza kembali berdarah diserang para penjajah yang sadis menghujani warga sipil dengan bom yang membakar di malam hari. Israel kembali melancarkan serangan pada Selasa (18/3), melanggar kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas yang berlaku sejak 19 Januari lalu.
Tel Aviv menegaskan Israel kini akan bertindak dengan "kekuatan militer yang lebih besar" terhadap Hamas. Terungkap pula bahwa, pengkhianatan ini ternyata didukung teroris besar Amerika yang bermarkas di gedung putih.
Pemimpin Hamas Sami Abu Zuhri kepada TV Al-Arabiya menyatakan:
Israel mencoba memaksakan perjanjian penyerahan diri kepada rakyat Palestina, dan ini tidak akan berhasil.
Pembebasan tawanan penjajah hanya akan dilakukan melalui perundingan. Namun Netanyahu tidak ingin melaksanakan perjanjian tersebut dan hanya ingin melanjutkan perang.
Tangan pemerintahan Israel dan AS ternoda oleh darah anak-anak dan wanita di Gaza. Presiden Trumpt dan Netanyahu ingin mendapatkan tahanan tanpa komitmen untuk menghentikan agresi perang
Pemerintahan Trump mengadopsi posisi Netanyahu, yang mencoba menghancurkan gencatan senjata. Netanyahu dan Trump harus menyadari Hamas tidak dalam posisi lemah dan tidak akan menyerah.
Pejabat Senior Hamas Taher Al-Nono menyatakan kami telah menyetujui usulan Adam Boehler dan Steve Witkoff; tidak diperlukan perjanjian baru jika perjanjian yang sudah ditandatangani sudah ada.
Padahal di sisi lain sekitar 50.000 warga Israel berdemonstrasi malam sebelumnya di Tel Aviv untuk menuntut dimulainya kembali perundingan pertukaran tahanan.
Sejak awal Israel tidak bermaksud menghentikan penjajahan agresi militer, tindakannya sudah direncanakan sebelumnya. Jika Netanyahu serius, kesepakatan bisa saja dicapai dalam hitungan jam.
Juru bicara militer Brigade Al-Quds, syahid Abu Hamza pernah menyampaikan: Aib yang sangat besar bagi negara-negara Arab dan Islam kita, rezim-rezim dan rakyat mereka. Apa yang akan kamu katakan kepada Allah SWT pada Hari Pengadilan?
Bulan suci mulia dikotori dengan pengkhianatan yang dilakukan Israel. Pelanggaran gencatan senjata yang dilakukan Israel sudah terjadi sejak awal. Berbagai dukungan sesama saudara Muslim muncul. Mereka menyuarakan solusi tuntas Palestina dengan jihad dan khilafah.
Penjajahan di Palestina yang tidak kunjung usai, ulama aswaja K.H. Muhammad Shiddiq al-Jawi menyampaikan, kondisi Palestina makin parah dan makin dijajah. "Hal Ini karena penguasa negeri-negeri muslim hari ini jadi proksi atau agen negara kafir Zion*s, penjajah asing. Mereka malah loyal pada negara kafir penjajah daripada umat Islam di Palestina. Umat membutuhkan Khilafah untuk melaksanakan jihad membebaskan Palestina,” ujarnya dalam acara Aksi Bela Palestina: "Puluhan Ribu Massa di Depan Kedubes AS di YouTube One Ummah TV.
Penguasa-penguasa negeri Muslim melakukan dua kesalahan. Pertama, bagaimana penguasa itu memperlakukan rakyatnya. Seharusnya tidak mempersekusi terhadap kaum Muslim yang melakukan pembelaan terhadap Palestina karena justru rakyat itu sedang menjalankan ajaran Islam.
Ajaran Islam, memerintahkan umatnya untuk peduli terhadap kaum muslim yang lain. Jadi, kaum muslim di Arab Saudi yang peduli dengan Palestina tidak boleh dipersekusi. Kesalahan yang kedua, yaitu penguasa negeri-negeri muslim menjadi proksi negara-negara Barat. Mengapa mereka tidak melepaskan diri sebagai agen dari Amerika. Ini bertentangan dengan Islam dan ini tidak wala' (berloyalitas) kaum Muslim.
Banyak sekali ayat-ayat yang melarang kaum muslim untuk tidak berwala' terhadap non-Muslim seperti dalam surah Al-Maidah ayat 51 yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin. Sebagian mereka menjadi teman setia bagi sebagian yang lain. Siapa di antara kamu yang menjadikan mereka teman setia, maka sesungguhnya ia termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.”
Jihad dan Khilafah
Umat Islam wajib berjihad membebaskan Palestina. Kewajiban umat Islam adalah berjihad. Namanya berjihad fisabilillah. Dalam kitab-kitab fikih diterangkan, ketika kaum kafir menyerang sebuah negeri Islam, maka fardu ain hukumnya bagi kaum Muslim di negeri tersebut untuk berjihad melawan orang kafir yang menyerang.
Solusi untuk membebaskan Palestina dari penjajahan harus ada yang memimpin seluruh kaum Muslim untuk berjihad membebaskan Palestina. Tidak bisa, berharap pada penguasa-penguasa negeri muslim yang sekarang menjadi agen Zion*s sehingga umat harus bersatu dalam satu naungan institusi Khilafah Islamiah.
Kaum Muslim bisa bersatu dengan ikatan akidah. Ikatan akidah ini kita dipersatukan dengan saudara-saudara di Palestina. Gaza adalah kita, tubuh mereka adalah tubuh kita, penderitaan mereka adalah penderitaan kita
Maka sudah seharusnya, umat Islam sedunia harus merasa pilu. Persatuaan kaum Muslim hari ini tidak lagi tampak di tengah-tengah kita karena telah terkoyak. Kita harusnya bersatu seperti yang diperintahkan Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
“Nyaris orang-orang kafir menyerbu dan membinasakan kalian, seperti halnya orang-orang yang menyerbu makanan di atas piring.” Seseorang berkata, “Apakah karena sedikitnya kami waktu itu?” Beliau bersabda, “Bahkan kalian waktu itu banyak sekali, tetapi kamu seperti buih di atas air. Dan Allah mencabut rasa takut musuh-musuhmu terhadap kalian serta menjangkitkan di dalam hatimu penyakit wahn. Seseorang bertanya, “Apakah wahn itu?” Beliau menjawab, “Cinta dunia dan takut mati” (HR. Ahmad)
Tiga seruan untuk umat Islam:
Pertama, mengetuk siapa pun yang masih memiliki keimanan di dadanya untuk merapatkan barisan membela Palestina.
Kedua, mengutuk siapa pun dari umat Islam termasuk para penguasa Muslim yang berdiam diri terhadap kejadian di Palestina.
Ketiga, menyeru para penguasa Muslim yang memiliki kekuasaan melakukan pembelaan dengan mengirimkan pasukannya karena hakikatnya kezaliman di Palestina hanya bisa dihilangkan dengan kekuatan militer.
Persatuan umat Islam akan menghadirkan segera tegaknya khilafah yang akan membela Palestina. Sebagaimana pembebasan Palestina yang berhasil dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab ra, melindungi Palestina harus dilakukan oleh institusi negara. Satukan barisan menjadi satu kekuatan yang akan membuat gentar musuh-musuh Islam.
Umat Islam harus membangun optimisme bahwa Khilafah akan kembali. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surah An-Nur ayat 55 yang artinya:
“Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan yang mengerjakan kebajikan bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa.”
Umat harus optimis karena adanya dukungan dari umat yang mulai sadar, mulai paham. Umat Islam ini sekarang sudah mulai banyak yang sadar, mulai banyak yang paham bahwa Khilafah itu adalah bagian dari ajaran Islam, yang selama ini mungkin khilafah ini dianggap ajaran asing.
Kebutuhan akan khilafah untuk melaksanakan jihad adalah darurat. Jihad itu akan melakukan pembebasan kepada saudara- saudara kita yang tertindas di muka bumi, termasuk Palestina. Ramadan bulan persatuan, rapatkan barisan berjuang demi pembebasan Palestina. Allahu Akbar. []
Oleh: Imanda Amalia, S.KM, M.PH
(Dosen, Founder @rumahsyariahinstitute)