Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Motivasi Perilaku dalam Psikologi Islam

Selasa, 25 Maret 2025 | 04:42 WIB Last Updated 2025-03-24T21:43:31Z
TintaSiyasi.id-- Dalam psikologi Islam, motivasi perilaku seseorang tidak hanya dipahami dari perspektif psikologi umum tetapi juga dikaitkan dengan nilai-nilai Islam, seperti iman, niat, dan tujuan hidup. Berikut adalah beberapa faktor utama yang memotivasi perilaku menurut Psikologi Islam:

1. Tauhid sebagai Landasan Motivasi
• Dalam Islam, keimanan kepada Allah (Tauhid) menjadi sumber utama motivasi manusia. Keyakinan bahwa setiap perbuatan akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah mendorong seseorang untuk bertindak sesuai dengan nilai-nilai Islam.

2. Niat (Al-Niyyah)
• Niat yang tulus karena Allah (ikhlas) adalah faktor utama dalam motivasi perilaku. Dalam hadis Rasulullah SAW disebutkan:
"Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya..." (HR. Bukhari & Muslim).
Artinya, motivasi yang benar harus didasarkan pada niat yang baik dan sesuai dengan ajaran Islam.

3. Motivasi Akhirat dan Dunia
• Islam mengajarkan keseimbangan antara motivasi duniawi (karir, keluarga, harta) dan motivasi ukhrawi (pahala, surga, ridha Allah). Seorang Muslim terdorong untuk bekerja keras bukan hanya demi materi tetapi juga sebagai bentuk ibadah.

4. Konsep Tazkiyah An-Nafs (Penyucian Jiwa)
• Dalam Psikologi Islam, manusia terdorong untuk terus meningkatkan kualitas diri (tazkiyah an-nafs) agar lebih dekat kepada Allah. Ini termasuk menghindari sifat negatif seperti malas, iri, dan sombong, serta mengembangkan sifat seperti sabar dan syukur.

5. Harapan akan Ridha dan Rahmat Allah
• Motivasi dalam Islam juga didasarkan pada harapan akan kasih sayang dan ampunan Allah. Seseorang yang memiliki dosa tetap termotivasi untuk berbuat baik karena yakin bahwa Allah Maha Pengampun.

6. Konsep Ujian dan Kesabaran
• Dalam Islam, ujian dan kesulitan dipandang sebagai bagian dari kehidupan yang menguji keimanan. Motivasi seseorang untuk tetap berusaha dan bersabar muncul dari keyakinan bahwa setiap kesulitan akan diganjar pahala oleh Allah (QS. Al-Baqarah: 286).

Kesimpulan
Motivasi perilaku dalam Psikologi Islam tidak hanya didasarkan pada dorongan biologis atau psikologis, tetapi juga pada nilai-nilai spiritual dan keyakinan kepada Allah. Dengan memahami faktor-faktor di atas, seseorang bisa lebih termotivasi untuk menjalani kehidupan yang lebih bermakna dan selaras dengan ajaran Islam.

Perilaku manusia merupakan perilaku Motivasi.

Ya, benar! Perilaku manusia merupakan perilaku yang dimotivasi oleh berbagai faktor yang mendorong seseorang untuk bertindak. Dalam Psikologi Islam, motivasi perilaku manusia tidak hanya berasal dari kebutuhan biologis atau sosial tetapi juga dari aspek spiritual.

Mengapa Perilaku Manusia Didorong oleh Motivasi?

Motivasi adalah dorongan internal yang menggerakkan seseorang untuk bertindak guna mencapai tujuan tertentu. Semua perilaku manusia, baik yang disadari maupun tidak, berakar pada motivasi yang melatarbelakanginya.
Dalam Islam, motivasi perilaku dikategorikan menjadi tiga aspek utama:

1. Motivasi Fitrah (Dorongan Naluriah)
o Manusia memiliki fitrah dasar yang Allah tanamkan, seperti kebutuhan untuk makan, tidur, dan berkembang biak.
o QS. Ar-Rum: 30 → "Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam), sesuai dengan fitrah Allah yang telah menciptakan manusia atas fitrah itu..."

2. Motivasi Duniawi (Dorongan Psikologis & Sosial)
o Manusia memiliki dorongan untuk sukses, dihargai, dan merasa aman.
o Contoh: Seseorang bekerja keras untuk memperoleh penghasilan demi kehidupan yang lebih baik.

3. Motivasi Ukhrawi (Dorongan Spiritual & Keimanan)
o Dalam Islam, motivasi tertinggi adalah mencari ridha Allah.
o Contoh: Berinfak bukan hanya untuk membantu orang lain, tetapi juga karena keyakinan bahwa Allah akan membalasnya (QS. Al-Baqarah: 261).

Bagaimana Motivasi Mempengaruhi Perilaku?
• Jika motivasi positif: Seseorang akan cenderung melakukan perilaku baik (misalnya, bekerja dengan jujur, membantu sesama).
• Jika motivasi negatif: Seseorang bisa terdorong ke arah perilaku destruktif (misalnya, korupsi karena keinginan duniawi yang berlebihan).

Kesimpulan
Setiap perilaku manusia pasti memiliki motivasi di baliknya. Dalam Psikologi Islam, motivasi yang paling utama adalah niat yang baik dan kesadaran bahwa setiap tindakan akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Oleh karena itu, Islam mengajarkan agar motivasi kita selalu selaras dengan nilai-nilai kebaikan dan ketakwaan.

Definisi Motivasi dan kebutuhan.

Definisi Motivasi
Motivasi adalah dorongan internal yang menggerakkan, mengarahkan, dan mempertahankan perilaku seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam Psikologi Islam, motivasi bukan hanya berasal dari dorongan biologis atau psikologis, tetapi juga dari aspek spiritual dan keimanan.

Menurut Psikologi Umum:
• Motivasi adalah proses yang memberi energi, mengarahkan, dan mempertahankan perilaku seseorang untuk mencapai tujuan tertentu (Santrock, 2011).
• Menurut Abraham Maslow, motivasi muncul karena adanya kebutuhan yang harus dipenuhi, baik kebutuhan dasar maupun kebutuhan aktualisasi diri.

Menurut Islam:
• Motivasi adalah dorongan hati untuk melakukan suatu perbuatan dengan niat yang baik karena Allah.
• Motivasi tertinggi dalam Islam adalah mencari ridha Allah (ikhlas).
Contoh Motivasi:
• Seseorang belajar giat karena ingin mendapatkan ilmu (motivasi intrinsik).
• Seorang Muslim menunaikan shalat bukan hanya karena kebiasaan, tetapi karena ingin dekat dengan Allah (motivasi spiritual).

Definisi Kebutuhan

Kebutuhan adalah sesuatu yang harus dipenuhi oleh individu untuk mempertahankan kehidupan, kesejahteraan, dan kebahagiaan.

Menurut Psikologi Umum:
• Maslow mengategorikan kebutuhan dalam hierarki kebutuhan: 
1. Fisiologis (makan, minum, tidur)
2. Keamanan (rasa aman, stabilitas)
3. Sosial (kasih sayang, diterima)
4. Penghargaan (harga diri, status)
5. Aktualisasi diri (mencapai potensi penuh)

Menurut Islam:
• Imam Al-Ghazali membagi kebutuhan manusia dalam tingkatan maqashid syariah: 
1. Dharuriyat (kebutuhan pokok: agama, jiwa, akal, keturunan, harta)
2. Hajiyat (kebutuhan sekunder: kenyamanan hidup, pekerjaan)
3. Tahsiniyat (kebutuhan tersier: estetika, kemewahan yang mendukung kehidupan)
Contoh Kebutuhan:
• Kebutuhan makan dan minum adalah kebutuhan fisiologis.
• Kebutuhan ilmu dan ibadah adalah kebutuhan spiritual dalam Islam.

Kesimpulan:
Motivasi adalah dorongan untuk memenuhi kebutuhan, sedangkan kebutuhan adalah sesuatu yang harus dipenuhi agar seseorang bisa hidup dengan baik. Dalam Islam, motivasi yang benar adalah yang sejalan dengan tujuan hidup sebagai hamba Allah.

Motivasi terbagi dua: Motivasi Naluriah dan Motivasi Kognitif
Ya, benar! Motivasi dalam psikologi dapat dibagi menjadi Motivasi Naluriah dan Motivasi Kognitif. Dalam Psikologi Islam, kedua jenis motivasi ini juga ada, tetapi dibingkai dalam perspektif spiritual dan nilai-nilai Islam.

1. Motivasi Naluriah (Instinctive Motivation)
Motivasi naluriah adalah dorongan alami yang bersifat biologis atau fitrah manusia. Ini adalah motivasi yang muncul secara otomatis tanpa perlu dipelajari, seperti rasa lapar, haus, atau keinginan untuk bertahan hidup.

Contoh Motivasi Naluriah:
• Makan dan Minum → Dorongan alami untuk memenuhi kebutuhan energi.
• Tidur → Naluri tubuh untuk beristirahat agar tetap sehat.
• Kasih Sayang → Naluri seorang ibu untuk melindungi anaknya.
• Berkembang Biak → Naluri manusia untuk melanjutkan keturunan.

Dalam Islam:
Islam mengakui bahwa manusia memiliki naluri, tetapi Islam juga memberikan batasan dan panduan agar naluri ini digunakan dengan benar.
Contoh dalam Islam:
• Naluri makan diatur dengan konsep halal dan thayyib (QS. Al-Baqarah: 168).
• Naluri seksual diatur dalam pernikahan agar tidak jatuh pada zina (QS. Al-Isra: 32).

2. Motivasi Kognitif (Cognitive Motivation)
Motivasi kognitif adalah dorongan yang muncul dari pemikiran, kesadaran, dan pertimbangan rasional seseorang. Ini melibatkan proses berpikir, belajar, dan mengambil keputusan berdasarkan pengalaman atau tujuan tertentu.
Contoh Motivasi Kognitif:
• Belajar dengan giat karena ingin meraih ilmu dan kesuksesan.
• Bekerja keras untuk mendapatkan karier yang lebih baik.
• Membantu orang lain karena memahami nilai kepedulian sosial.

Dalam Islam:
Islam sangat mendorong motivasi kognitif karena manusia diberi akal untuk berpikir dan memilih yang terbaik.
Contoh dalam Islam:
• Berilmu lebih tinggi daripada sekadar mengikuti naluri. Nabi SAW bersabda: "Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim" (HR. Ibnu Majah).
• Motivasi untuk berbuat baik dan beramal shalih. Allah berfirman: "Barang siapa mengerjakan kebaikan sebesar zarrah, niscaya dia akan melihat (balasannya)" (QS. Az-Zalzalah: 7).

Kesimpulan
Motivasi Naluriah: Dorongan alami yang bersifat biologis dan muncul secara otomatis. Motivasi Kognitif: Dorongan yang berasal dari akal, kesadaran, dan pertimbangan logis.

Dalam Islam, motivasi manusia harus seimbang: Naluri tidak boleh dibiarkan liar, tetapi harus dikendalikan dengan ilmu dan iman. Motivasi kognitif harus diarahkan kepada tujuan yang baik dan sesuai dengan syariat Islam.

Oleh. Dr. Nasrul Syarif, M.Si. (Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo)

Opini

×
Berita Terbaru Update