TintaSiyasi.id -- Pengamat Hubungan Internasional Budi Mulyana mengatakan, ternyata yang menopang penjajahan entitas Yahudi di tanah Palestina itu tidak hanya Barat ternyata penguasa-penguasa Muslim.
"Ternyata yang menopang penjajahan entitas Yahudi di tanah Palestina itu tidak hanya Barat, ternyata penguasa-penguasa muslim di sekitar sana termasuk juga di negeri muslim lain itu juga, secara wacana mungkin mereka bicara membela, tetapi secara faktual mereka mensupport penjajahan," ungkapnya dalam Live 2601, Puluhan Ribu Massa Di Depan Kedubes AS! Ahad (26/1/2025) di kanal YouTube One Ummah TV.
Ia memberikan contoh. "Mesir misalkan yang sebelahan dengan Palestina, sebenarnya kan tinggal membuka perbatasan untuk mempersilahkan saudara Muslim yang di Palestina itu mendapatkan keluasan hidup, mereka (Mesir) tutup perbatasan, apalagi kalau mau membantu jihad kan tidak dilakukan karena memang sudah di cocok hidungnya dengan bantuan militer Amerika yang sedemikian luar biasa besarnya terhadap Mesir," jelasnya.
"Demikian juga misalkane Yordan yang juga berbatasan bahkan Yordan menjadi negeri Muslim kedua yang menormalisasi hubungan dengan Zionis Yahudi gitu, punya kedutaan di sana bahkan menjadi pintu gerbang untuk umat Islam itu masuk gitu melaksanakan ziarah, padahal di situ adalah semestinya kan mereka melakukan pembelaan," tambahnya.
Sehingga tidak mengherankan ada perbedaan aksi pembelaan Palestina di Barat dan di negeri-negeri Muslim.
"Ada perbedaan aksi yang dilakukan di negeri-negeri barat yang termasuk di Amerika Serikat dalam pembelaan atau respon terhadap apa yang terjadi Palestina dengan apa yang kemudian dilakukan di negeri-negeri muslim, di Barat bahwa bentuk respon terhadap kekejaman yang luar biasa, genosida melewati batas-batas kemanusiaan yang mereka sendiri kan berharap itu jadi nilai universal yang mereka usung, ternyata mereka kangkangngi gitu ya oleh teman mereka sendiri, makanya mereka berusaha kemudian untuk memberikan respon seperti itu gitu," paparnya.
"Tetapi kalau di negeri muslim tadi sudah disebutkan juga bahwa semestinya kan pembelaan kita itu dilandasi oleh landasan akidah saudara seiman, termasuk juga tentang posisi bahwa itulah tanahnya kaum muslimin termasuk kalau kita kaitkan dengan itu adalah tempatnya Masjid al-aqsa tempat sucinya umat Islam, cuman masalahnya kenapa kok di negeri-negeri muslim seolah-olah tidak sedemikian kuat upaya pembelaan itu memang ada beberapa sebab salah satunya adalah represifnya penguasa-penguasa muslim, sehingga jangankan tadi didorong melakukan jihad pergi ke sana membantu mengangkat senjata gitu ya, untuk memberikan respon aksi saja muncul ketakutan," tegasnya.
Ia mengungkapkan alasan aksi bela Palestina di negeri muslim tidak sebesar di Barat.
"Pertama, faktor penguasanya yang sedemikian takut dan khawatir gitu ya, kemudian yang kedua, saya melihat juga khawatirnya ada kebosanan, kok masalah Palestina ini enggak selesai-selesai, seolah menjadi sebuah aksi yang berulang berulang berulang lama-lama menjadi kebal ya umat Islam," urainya.
Sehingga aksi bela Palestina menjadi penting jika dikaitkan dengan momentum yang terkait erat misalnya Isra Mikraj, pembelaan Al-Aqsha, sehingga umat Islam itu diingatkan lagi bahwa ada hubungan keimanan ada hubungan persaudaraan, ada hubungan tempat suci di sana gitu, dan ini belum selesai PR umat Islam. [] Alfia Purwanti