Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Trump Janji Akhiri Perang Rusia-Ukraina Hingga Palestina, Pengamat: Itu Daya Jual dalam Kampanye

Jumat, 22 November 2024 | 13:52 WIB Last Updated 2024-11-22T06:52:53Z
TintaSiyasi.id -- Merespons pernyataan Trump yang berjanji akan menuntaskan dua isu utama, isu perang Ukraina dan Rusia dan isu Palestina dalam waktu satu hari setelah menjabat, Pengamat Hubungan Internasional Budi Mulyana mengatakan pernyataan itu hanyalah daya jual Trump saat kampanye. 

"Itu memang yang menjadi daya jual dia dalam kampanye," ungkapnya dalam program Kabar Petang: Trump Akhiri Perang Rusia- Ukraina dalam 1 Hari, Janji Kosong? di kanal YouTube Khilafah News, Rabu (20/11/2024). 

Ia memandang, apapun yang akan dilakukan presiden Amerika Serikat (AS), pastilah dalam berupaya mempertahankan status quo sebagai negara adidaya dan berusaha melemahkan negara-negara pesaingnya, Rusia salah satu pesaing AS secara global.

Begitupun dengan isu Palestina, terangnya, pada periode awal Trump menjabat (2017-2021) senantiasa mensupport dan berupaya menjaga, memperjelas eksistensi Zionis Yahudi di mata dunia agar seolah-olah legal mendapatkan justifikasi politik dengan pembukaan hubungan diplomatik dengan normalisasi. 

"Trump itu menunjukkan keberpihakkan yang sangat kental terhadap Zionist Yahudi," cetusnya.

Menurutnya, meski dunia internasional menilai Trump telah berprestasi dalam menormalisasi hubungan Zionis dengan negeri-negeri Arab, sebenarnya dalam perspektif Islam adalah kerugian besar untuk umat Islam. Tidak hanya AS namun negara manapun bisa memiliki peranan penting sampai ke level global, termasuk negeri-negeri kaum Muslim. 

"Umat Islam kalau ingin punya pengaruh dalam kontestasi politik secara global. Ya tentu, kita harus membangun level up politik dari negeri muslim," ujarnya.  

Ia juga menyeru, supaya umat Islam terus membangun kesadaran untuk berjuang menaikkan level negeri-negeri Islam agar punya kapabilitas layaknya negara adidaya.  

"Kapabilitas negaranya itu harus dinaikkan, mulai dari kapabilitas ideologi, kekuatan militer, kemandirian alutsista, indepemdensinya di dalam bersikap di dunia internasional, banyak hal. Dan tentu ini bukan perkara yang sederhana, bukan perkara yang mudah, tetapi membangun kesadaran itu harus terus didorong gitu," jelasnya. 

Apalagi umat Islam punya sejarah yang gemilang di masa lalu,ungkapnya, Islam pernah diterapkan dalam sebuah negara yang menjadikan negara tersebut menjadi adidaya di level global. 

"Sedangkan masalahnya setelah masa kemunduran dan umat Islam seolah-olah kehilangan arah meninggalkan ideologinya. Maka politik dunia Islam itu makin terpuruk, makin rendah, bahkan ini sama-sama kita saksikan bagaimana tidak berdayanya umat Islam untuk bisa membela saudaranya sendiri di Palestina," tandasnya. []Tenira

Opini

×
Berita Terbaru Update