TintaSiyasi.id-- Membentuk keluarga sakinah mawaddah warahmah (SAMAWA) adalah tujuan yang diidamkan dalam keluarga Islam, yang berarti menciptakan rumah tangga yang penuh ketenangan (sakinah), kasih sayang (mawaddah), dan keberkahan serta rahmat dari Allah (warahmah). Untuk mewujudkan keluarga SAMAWA, diperlukan kesadaran dan usaha bersama dari setiap anggota keluarga.
Berikut adalah beberapa langkah penting untuk mencapai tujuan ini:
1. Membangun Landasan Iman dan Takwa
Landasan utama dalam membentuk keluarga SAMAWA adalah iman dan takwa kepada Allah. Pasangan suami istri perlu memiliki pemahaman agama yang kuat, mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari, dan mengajarkan nilai-nilai agama kepada anak-anak. Iman dan takwa akan membimbing mereka dalam menjalani peran masing-masing dengan tanggung jawab dan ikhlas.
2. Menjaga Komunikasi yang Baik dan Terbuka
Komunikasi yang baik adalah kunci keharmonisan. Suami istri perlu terbiasa saling berkomunikasi dengan jujur dan terbuka, tanpa rasa takut atau malu. Dengan komunikasi yang terbuka, kesalahpahaman dapat diminimalisir, dan perasaan serta kebutuhan masing-masing dapat dipahami dengan baik. Ini juga akan memberikan contoh positif bagi anak-anak.
3. Menjalin Kasih Sayang dan Penghargaan Satu Sama Lain
Mawaddah berarti kasih sayang, dan dalam keluarga SAMAWA, setiap anggota keluarga sebaiknya mengekspresikan rasa kasih sayang dan saling menghargai. Suami istri yang menunjukkan rasa cinta dan hormat akan menciptakan lingkungan rumah yang nyaman. Orang tua juga perlu menunjukkan kasih sayang pada anak-anak, sehingga mereka merasa dicintai dan dihargai.
4. Saling Mendukung dalam Segala Kondisi
Pasangan suami istri hendaknya saling mendukung, baik dalam suka maupun duka, dan menanamkan sikap sabar dalam menghadapi kesulitan. Dukungan dan pengertian satu sama lain memperkuat ikatan keluarga dan membuat setiap anggota merasa didampingi.
5. Menjaga Amanah dan Tanggung Jawab
Dalam keluarga SAMAWA, setiap anggota keluarga memahami perannya masing-masing. Suami sebagai kepala keluarga bertanggung jawab atas nafkah, dan istri sebagai pendamping suami bertanggung jawab dalam mengelola rumah tangga. Dengan menjalankan amanah ini, keluarga akan merasa terlindungi dan saling mendukung.
6. Mengajarkan Nilai Agama dan Akhlak pada Anak
Orang tua adalah pendidik utama bagi anak-anak. Mengajarkan anak tentang nilai agama, akhlak yang baik, serta nilai kasih sayang akan membentuk karakter mereka sebagai individu yang berbakti dan bermoral. Anak-anak yang tumbuh dalam suasana SAMAWA akan lebih mudah membangun karakter yang kuat dan islami.
7. Memperbanyak Doa dan Memohon Pertolongan Allah
Keluarga yang SAMAWA adalah keluarga yang senantiasa berdoa dan memohon pertolongan Allah untuk kebaikan, keselamatan, dan keberkahan rumah tangga. Suami istri dianjurkan untuk berdoa bersama, salat berjamaah, dan memohon perlindungan serta rahmat Allah agar keluarga mereka selalu dalam lindungan-Nya.
8. Mengelola Konflik dengan Bijak
Setiap keluarga pasti mengalami tantangan dan konflik. Namun, dalam keluarga SAMAWA, konflik dihadapi dengan kepala dingin dan sikap saling menghargai. Tidak ada yang merasa paling benar atau menang sendiri. Konflik dihadapi sebagai masalah bersama yang membutuhkan solusi bersama pula.
9. Melakukan Aktivitas Bersama untuk Mempererat Kebersamaan
Aktivitas bersama, seperti makan bersama, liburan, atau olahraga, bisa membantu membangun kedekatan dan kebersamaan. Ini menciptakan suasana positif dan memperkuat hubungan emosional dalam keluarga.
10. Menjaga Sikap Sabar dan Ikhlas
Warahmah mencerminkan sikap penuh rahmat, di mana setiap anggota keluarga saling memaafkan dan ikhlas menerima kekurangan satu sama lain. Dengan sikap sabar dan ikhlas, keluarga SAMAWA akan menjadi keluarga yang tangguh dan penuh keberkahan dalam menghadapi berbagai situasi.
Dengan mengikuti prinsip-prinsip ini, keluarga SAMAWA tidak hanya menjadi dambaan, tetapi juga menjadi kenyataan yang memberikan ketenangan, kasih sayang, dan berkah bagi setiap anggotanya.
Dengan persiapan dan perencanaan yang matang, impian keluarga untuk membentuk kehidupan yang tenang, penuh berkah, dan mendekatkan diri kepada Allah di Tanah Haromain bukanlah hal yang mustahil. InsyaAllah, dengan niat yang ikhlas dan usaha yang sungguh-sungguh, Allah akan memudahkan jalan dan melimpahkan rahmat-Nya untuk merealisasikan cita-cita mulia ini.
Mendesaian Proposal hidup dan Impian Keluarga saat ibadah Umrah.
Merancang proposal hidup dan impian keluarga saat melaksanakan ibadah umrah adalah kesempatan yang luar biasa untuk memperkuat niat, menumbuhkan rasa kebersamaan dalam keluarga, dan menyusun tujuan yang lebih mendalam. Momen ibadah umrah juga memberi lingkungan spiritual yang mendorong kita untuk lebih jernih dalam merencanakan kehidupan.
Berikut adalah langkah-langkah untuk mendesain proposal hidup dan menetapkan impian keluarga selama ibadah umrah:
1. Menetapkan Niat Bersama dan Merumuskan Visi Keluarga
Pertama, bicarakan secara terbuka dengan semua anggota keluarga tentang niat utama dari ibadah umrah ini, yaitu mendekatkan diri kepada Allah dan meningkatkan kualitas hidup dalam bingkai iman. Tentukan visi keluarga yang ingin diwujudkan, misalnya "Keluarga yang taat, penuh kasih, dan bermanfaat bagi sesama." Ini bisa menjadi visi utama yang membimbing setiap anggota keluarga dalam mewujudkan impian bersama.
2. Menetapkan Tujuan Spiritual dalam Ibadah Umrah
Manfaatkan waktu selama umrah untuk menetapkan tujuan spiritual yang ingin dicapai keluarga, misalnya:
• Meningkatkan kecintaan pada Al-Qur’an dan menjadikannya pedoman utama keluarga.
• Melatih kesabaran, ketulusan, dan saling pengertian di antara anggota keluarga.
• Membiasakan diri untuk berdoa bersama dan beribadah secara rutin, tidak hanya selama umrah tetapi juga setelah kembali ke tanah air.
3. Menetapkan Impian dan Target yang Ingin Dicapai Bersama
Diskusikan target yang ingin dicapai keluarga, baik secara individu maupun bersama. Sebagai contoh:
• Menyelesaikan hafalan beberapa surat dalam Al-Qur'an bersama anak-anak.
• Menghadiri lebih banyak majelis ilmu setelah pulang, agar keluarga semakin kokoh dalam ilmu agama.
• Menyusun jadwal rutin keluarga untuk beribadah bersama, seperti salat berjamaah dan membaca Al-Qur’an.
4. Mengidentifikasi dan Meningkatkan Kualitas Diri dan Hubungan Keluarga
Setiap anggota keluarga dapat menetapkan satu atau dua kualitas diri yang ingin diperbaiki atau dikembangkan, seperti:
• Memperbaiki sikap sabar dan toleransi.
• Menumbuhkan empati dengan cara lebih peduli terhadap kebutuhan dan perasaan anggota keluarga.
• Melatih keterampilan komunikasi agar dapat saling mendengarkan dan memahami.
5. Merencanakan Pendidikan Agama dan Akhlak Anak
Umrah adalah waktu yang tepat untuk memulai perencanaan pendidikan agama bagi anak-anak. Tentukan target-target spiritual untuk anak-anak yang dapat diupayakan sepulang umrah, misalnya:
• Melatih anak-anak untuk mencintai dan memahami Al-Qur'an.
• Mengajarkan dan membiasakan doa harian serta ibadah wajib.
• Menjadi contoh keteladanan dalam akhlak, seperti hormat kepada orang tua dan ramah kepada sesama.
6. Menyusun Komitmen Keuangan yang Sesuai dengan Nilai Agama
Manfaatkan momen ini untuk menyusun rencana keuangan keluarga yang selaras dengan prinsip syariah, seperti:
• Menetapkan anggaran untuk sedekah dan kegiatan sosial secara rutin.
• Membuat komitmen untuk mengelola pengeluaran dengan lebih bijak dan menghindari hal-hal yang berlebihan.
• Menyusun rencana investasi syariah atau dana pendidikan yang bisa menunjang kebutuhan masa depan keluarga.
7. Merancang Kegiatan Rutin yang Menguatkan Ikatan Keluarga
Sepulang dari umrah, tetapkan kegiatan rutin yang akan dilakukan bersama, misalnya:
• Salat berjamaah di rumah sebagai rutinitas harian.
• Melakukan sesi refleksi atau diskusi mingguan, misalnya dengan tema ajaran Islam yang ringan tetapi bermanfaat.
• Mengadakan acara kecil seperti "Malam Al-Qur’an Keluarga" setiap minggu untuk mempererat hubungan dengan cara yang menyenangkan.
8. Membuat Agenda Sosial untuk Berkontribusi di Lingkungan
Sepulang umrah, keluarga dapat memiliki rencana untuk memberikan manfaat bagi lingkungan, misalnya:
• Menjadi penggerak kegiatan sosial atau pengajian di lingkungan sekitar.
• Menetapkan komitmen untuk aktif dalam kegiatan sosial, seperti bakti sosial atau donasi, agar bisa berkontribusi secara positif kepada masyarakat.
• Mengajarkan kepada anak-anak nilai-nilai kebaikan, seperti sedekah dan kepedulian sosial.
9. Menetapkan Resolusi dan Komitmen Pasca-Umrah
Buat resolusi bersama tentang bagaimana menjaga keteguhan dalam beribadah setelah umrah, misalnya:
• Komitmen untuk tetap melanjutkan kebiasaan baik yang dibangun selama di Tanah Suci, seperti bangun pagi untuk salat tahajud atau memperbanyak zikir.
• Memperbanyak waktu berkualitas dengan anggota keluarga tanpa distraksi gadget.
• Menyusun jadwal mingguan yang mencakup waktu ibadah, belajar agama, dan waktu untuk kegiatan yang mempererat kekompakan keluarga.
10. Menulis Proposal Hidup Keluarga dan Doa Bersama
Tulis proposal ini sebagai panduan hidup keluarga setelah umrah, yang mencakup visi, misi, tujuan, dan komitmen masing-masing anggota keluarga. Sampaikan proposal ini dalam doa bersama selama ibadah di Tanah Suci, meminta Allah untuk membimbing dan meridhai setiap langkah yang direncanakan.
Contoh Kerangka Proposal Hidup Keluarga SAMAWA Pasca-Umrah:
A. Visi dan Misi
• Visi: Menjadi keluarga yang penuh dengan cinta, taat kepada Allah, dan bermanfaat bagi sesama.
• Misi:
o Meningkatkan kualitas ibadah harian.
o Menanamkan akhlak islami dalam setiap anggota keluarga.
o Membangun rasa saling mendukung dan berbagi manfaat dengan masyarakat sekitar.
B. Sasaran Spiritual
• Meningkatkan hafalan Al-Qur'an keluarga.
• Menjalankan salat berjamaah secara konsisten.
• Membiasakan berdoa dan saling mendoakan dalam keluarga.
C. Sasaran Pengembangan Diri dan Sosial
• Mengembangkan keterampilan komunikasi dan pemahaman antaranggota.
• Menyusun agenda sosial untuk berkontribusi pada lingkungan sekitar.
• Menumbuhkan sifat sabar, ikhlas, dan penuh kasih dalam kehidupan sehari-hari.
D. Kegiatan Rutin Keluarga
• Salat berjamaah setiap hari.
• Kajian mingguan bersama keluarga.
• Aktivitas kebersamaan dan rekreasi yang mendekatkan hubungan keluarga.
Penutup
Dengan menetapkan impian ini selama umrah, keluarga akan memiliki arah yang jelas, sehingga pengalaman spiritual di Tanah Suci tidak hanya menjadi kenangan, tetapi juga awal dari perjalanan baru yang lebih bermakna. Mendoakan proposal ini di tempat yang penuh keberkahan adalah upaya spiritual agar rencana hidup ini mendapat bimbingan dan kemudahan dari Allah.
Oleh. Dr. Nasrul Syarif, M.Si. (Pembimbing Umrah SAMARA Chatour. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo)