TintaSiyasi.id -- Menanggapi isu solusi dua negara yang ditawarkan terhadap masalah penjajahan Zionis Israel atas wilayah Palestina, Kiai Zainulloh Muslim mengatakan harus ditolak karena itu akan menjadi pembenaran Zionis Israel untuk terus menguasai Palestina.
"Kita menolak solusi dua negara karena ini tidak hanya membenarkan pembantaian dan penjajahan Israel, tetapi juga memperkuat hegemoninya di Timur Tengah dengan menguasai sebagian besar wilayah Palestina," ungkapnya dalam Aksi Bela Palestina yang diselenggarakan oleh Aliansi Muslim Bela Palestina di depan Gedung Grahadi Surabaya, Ahad (6/10) lalu.
Di tengah aksi yang diramaikan oleh ratusan masyarakat Surabaya dan sekitarnya Kiai Zainulloh menjelaskan bahwa ada tiga alasan untuk menolak solusi dua negara. Pertama, solusi tersebut mengaburkan fakta sejarah.
"Palestina adalah tanah milik kaum Muslim Palestina. Sehingga kalau dibagi dua secara otomatis ini akan melegalkan sekaligus membenarkan tindakan Zionis yang telah menjajah puluhan tahun itu. Tentu kita tidak rela tentu kita tidak setuju," tuturnya.
Ia juga menceritakan sejarah bahwa sebelumnya ternyata Palestina juga pernah dipaksa berbagi wilayah negara dengan Zionis. Kaum Zionis yang awalnya hanya diberi wilayah kecil di tanah Palestina, kini merampas hampir seluruh wilayah tersebut.
"Wilayah telah dirampas oleh Israel awalnya 15 persen Israel dan Palestina 85 persen. Namun sekarang berbalik Palestina mungkin kurang dari 15 persen, sebagian besar dikuasai oleh Zionis Israel. Kalau dibagi dua tentu Palestina akan selalu mendapatkan bagian yang kecil," jelasnya.
Kedua, menurut pria yang pernah viral dengan sebutan Kiai Sepuh tersebut, solusi dua negara tidak mungkin akan membawa perdamaian sejati. Justru ini memungkinkan Israel untuk melanjutkan penjajahannya secara lebih halus.
"Dengan solusi ini Israel tetap mempertahankan kontrol atas keamanan perbatasan serta sumber daya alam daripada wilayah Palestina," jelasnya.
Alasan ketiga yaitu bahwa solusi dua negara mengabaikan salah satu masalah utama yaitu hak pengungsi Palestina untuk kembali ke tanah air mereka yang telah dirampas. Ia menyimpulkan bahwa solusi ini tidak memberikan jaminan pemulihan hak-hak mereka.
"Jutaan pengungsi Palestina di seluruh dunia terpaksa hidup dalam pengasingan tanpa kejelasan nasib. Rencana ini malah semakin menindas hak asasi mereka sebagai manusia," pungkasnya.[]Nurichsan