Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Sekularisme Hakikatnya Meniadakan Eksistensi Allah Swt

Minggu, 29 September 2024 | 07:59 WIB Last Updated 2024-09-29T00:59:43Z
TintaSiyasi.id -- Pakar Sejarah Klasik DR. Yakoob Ahmed menyatakan bahwa hakikatnya dalam pandangan sekularisme, eksistensi Allah Swt. ditiadakan.  

“Dalam pandangan sekularisme, hakikatnya tidak mengizinkan adanya eksistnesi Allah Swt. Namun, ada apa dan kenapa banyak manusia yang tidak menyadarinya?” ujarnya dalam Podcats Live Discussion di kanal YouTube The Thinking Muslim, bertema What We Get Wrong About Studying Muslim History With DR. Yakoob Ahmed, Sabtu (07/09/2024). 

Namun katanya, banyak umat Islam hari ini yang tidak peka dengan serangan sekularisme. Sehingga meskipun menyandang status sebagai Muslim, akan tetapi telah terkondisikan menjadi agen-agen sekularisme.

“Allah Swt. berfiman dalam Surat Al-‘Alaq, Iqra bismirabbikalladzi kholaq dan seterusnya. Itu artinya apa? Ketika Allah mengatakan bahwa kita manusia diciptakan dari sesuatu yang disebut menggumpal, maka harusnya kita adalah makhluk yang merendah di hadapan-Nya,” lugasnya.

Menurut Pakar Sejarah sekaligus dosen di Univesitas Istanbul tersebut,  jika manusia mengingat asal penciptaannya, maka akan muncul kecenderungan untuk berifkir secara benar. Sebab Allah Swt. adalah Sang Pencipta dan telah mengangkat derajat manusia dari satu keadaan menuju keadaan lain. Dengan kata lain, dari makhluk yang tidak mengetahui sesuatu apa pun menjadi manusia yang berfirik dengan anugerah ilmu pengetahuan.  

Sudah selayaknya sebut DR. Yakoob, manusia menenpatkan Allah Swt. sebagai prioritas zikirnya. Karena Allah Swt. adalah Zat Maha Pemberi Inspirasi (Ilmu Pengetahuan). 

“Jika Anda mengingat dari mana Anda diciptakan. Misalnya, saya yang meninggikan Anda dengan pengetuhuan, saya mengangkat Anda dari sini ke sini dengan terma meninggikan, saya seharusnya menjadi nama yang setiap saat Anda ingat, saya yang satu-satunya memberikan Anda inspirasi, karena saya Anda bisa berfikir. Logikanya begitu kan?” terangnya lagi. 

Oleh karena itu katanya, manusia khususnya seorang Muslim seharusnya berfikir siapa yang memberikan ilmu pengetahuan dan menjadikan pikirannya berfungsi, bahkan telah memberikan kehidupan. 

Tidak seperi paham sekuler saat ini, ketika mengingat Sang Pencipta dan keberadaannya (eksitensi), dianggap sebagai penghambat berkembangnya ilmu pengetahuan. Itulah yang mengesalkan kata DR. Yakoob dari ajaran sekulerisme. 

Secara total lanjutnya, ilmu pengetahuan sekularisme tidak berpijak pada dasar atau komponen utama yang seharusnya dimiliki oleh seorang Muslim. Dan itulah yang telah hilang tanpa disadari secara alami, baik secara fisik maupun secara tertulis dalam dunia pengetahuan. 

“Secara total, pengetahun yang dilahirkan atau dihasilkan tanpa komponen dasar atau pusat, ini yang ini dimaksud adalah menjadi seorang Muslim telah hilang dalam kapasitas intelektual dan bahkan dalam jiwa Anda, Allah ta’ala menjadi tak terlihat, dan jika Ia terlihat hanya dalam kertas Anda, dan kemudian ini tidak terlihat untuk orang masa kini. Di mana Dia Anda letakkan?” pungkasnya. []M. Siregar

Opini

×
Berita Terbaru Update