TintaSiyasi.id --Uang Kuliah Tunggal (UKT) Sastra Arab Universitas Sumatera Utara (USU) mencapai 8,5 juta per semester, Calon Mahasiswa Naffa Muthmainnah tidak bisa membayar UKT dan memilih mengundurkan diri saja.
“Kalau bisa diturunkan tarif UKT nya, kakak saya sanggup membayar, tapi kalau tidak bisa turun, lebih baik mundur saja,” paparnya dalam diskusi UKT Mahal, Calon Mahasiswa Baru USU Pilih Mundur: 'Cita-cita saya ingin kuliah, tapi tidak terkabul' di kanal YouTube BBC News Indonesia, Jumat (24-05-2024).
Nampaknya Naffa harus mengubur impiannya untuk bisa kuliah, hal ini bertolak belakang dengan apa yang disampaikan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim (Mendikbudristek) dalam Raker Komisi X dan Kemendikbudristek pada Selasa (22-04-2024) bahwa seharusnya tidak ada mahasiswa yang gagal kuliah.
“[UKT] yang mungkin akan terdampak adalah untuk mahasiswa dengan keluarga yang tingkat ekonominya tertinggi, memang itu ada tujuannya. Sekali lagi, tidak ada mahasiswa yang seharusnya gagal kuliah, atau tiba-tiba harus membayar lebih banyak akibat kebijakan ini,” paparnya.
Faktanya menurut Naffa, UKT yang harus dibayar besarnya tiga kali lipat dari uang yang sudah disiapkan keluarganya.
Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia, Ubaid Matraji ikut menanggapi dimana dalam penjelasan Mas Menteri (Nadiem Makarim) tidak mengulas tentang Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) 2 tahun 2024 yang menjadi rujukan perguruan tinggi.
“Mas Menteri tidak mengulas tentang permendikbud ristek 2 tahun 2024, artinya keinginan untuk dicabut tidak dipenuhi, padahal plafon, angka, yang dijadikan rujukan kampus-kampus yang tinggi itu adalah sumbernya permendikbud itu. Jadi kalau bilang akan menurunkan, akan menormalkan, la wong plafonnya aja yang bermasalah nggak dicabut gitu,” pungkasnya. [] Nabila Sinatrya