×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Orang yang Lupa, Padahal Dia Tak Pernah Dilupakan: Renungan Tentang Kematian dan Lupa yang Membinasakan

Sabtu, 02 Agustus 2025 | 02:52 WIB Last Updated 2025-08-01T19:52:52Z

Tintasiyasi.ID-- Pendahuluan

Di tengah hiruk-pikuk dunia, manusia sering kali larut dalam ambisi dan kenikmatan yang bersifat fana. Ia berjuang keras untuk memenuhi keinginan, memperbesar pengaruh, dan menimbun harta, seolah-olah ia akan hidup selamanya. Padahal, ada satu kepastian yang terus mengintai, satu janji Ilahi yang tak pernah ingkar — kematian.

Ungkapan:

"Orang yang lupa, padahal dia tidak pernah dilupakan."
adalah cermin bagi jiwa-jiwa yang lalai. Lupa pada kematian, lupa pada hari pertemuan dengan Rabb-nya, lupa bahwa hidup ini hanyalah persinggahan, namun ia tak pernah dilupakan oleh Malaikat pencatat amal, oleh ajal yang terus mendekat, dan oleh Tuhan yang Maha Mengetahui.

Kematian: Janji yang Pasti, Namun Selalu Terlupakan

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

"Setiap jiwa pasti akan merasakan kematian."
(QS. Ali ‘Imran: 185)

Ayat ini bukan hanya peringatan, tapi juga kenyataan yang pasti. Namun, mengapa manusia melupakannya? Karena hati yang terhijab oleh dunia, karena nafsu yang dibiarkan berkuasa.

Manusia takut miskin, takut gagal, takut tak dihormati… tapi tidak takut mati, karena ia melupakan kematian. Dan lebih tragis lagi, ia melupakan Allah, padahal Allah tidak pernah melupakannya. Malaikat mencatat setiap lintasan niat, ucapan, dan perbuatan. Tak ada satu detik pun yang tak terhitung.

Kehidupan yang Menipu

Allah mengingatkan kita:

"Janganlah kehidupan dunia memperdayakanmu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu tentang Allah."
(QS. Luqman: 33)

Dunia adalah ladang ujian. Ia menawarkan keindahan semu yang menipu. Ketika dunia dikejar tanpa akhirat, maka ia menjadi racun. Orang yang melupakan akhirat demi dunia, sebenarnya sedang menyiapkan kehancurannya sendiri.

"Dunia itu fana, dan yang kekal hanyalah amalan yang dilakukan karena Allah."
(Imam Hasan al-Bashri)

Orang yang Lupa

Orang yang lupa kepada Allah, kepada kematian, dan kepada akhirat, adalah orang yang jiwanya sedang tertidur dalam kelalaian. Rasulullah ﷺ bersabda:

"Orang yang paling cerdas adalah yang paling banyak mengingat kematian, dan paling siap menghadapinya."
(HR. Ibnu Majah)

Melupakan kematian bukan hanya berarti tidak menyebutnya, tapi juga tidak mempersiapkan bekalnya. Tidak bertaubat, tidak memperbaiki amal, tidak memperdalam ilmu, tidak menghapus dosa.

Padahal Ia Tak Pernah Dilupakan

Setiap manusia memiliki malaikat pencatat amal yang setia, sebagaimana dalam firman Allah:

"(Yaitu) ketika dua malaikat mencatat amal perbuatannya, yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri. Tiada suatu kata pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir."
(QS. Qaf: 17–18)

Ia tidak pernah dilupakan. Waktunya terus berjalan, ajal terus mendekat. Bahkan dalam tidur lelapnya, detik kematian tetap berdetak. Allah berfirman:

"Sesungguhnya ketetapan Allah apabila ajal telah tiba, tidak akan bisa diundur atau dipercepat."
(QS. Al-A’raf: 34)

Menghidupkan Kesadaran: Ingat Mati, Ingat Tujuan

Mengingat mati bukanlah untuk menakut-nakuti, tapi untuk menyadarkan. Kematian adalah guru terbaik. Ia mengajarkan ketulusan, kesungguhan, dan keikhlasan.

“Cukuplah kematian sebagai penasihat.”
— Nabi Muhammad ﷺ

Orang yang sering mengingat mati akan:

Lebih sedikit dosanya.

Lebih lurus lisannya.

Lebih ringan amalnya.

Lebih tulus doanya.

Lebih cepat taubatnya.

Mati Itu Dekat, dan Bekal Itu Harus Disiapkan

Kematian bukan musuh, tapi pintu menuju kehidupan sejati. Yang menakutkan adalah mati dalam keadaan belum siap.

Maka, tugas kita bukan menolak kematian, tapi memperbanyak bekal:
Taubat yang sungguh-sungguh
Amal shalih yang ikhlas
Dzikir yang menghidupkan hati
Ilmu yang bermanfaat
Shadaqah yang terus mengalir

Penutup: Bangunlah dari Kelalaian

Wahai jiwa yang lalai, bangunlah sebelum nyawa sampai di kerongkongan.
Wahai hati yang terlena, sadarlah sebelum engkau menyesal dalam penantian yang abadi.

Janganlah menjadi orang yang melupakan Allah, sebab Allah tidak pernah melupakanmu.
Janganlah melalaikan kematian, sebab ia pasti datang, dan tak akan menunda walau satu detik.

Doa Renungan

"Ya Allah, jangan biarkan kami lupa pada-Mu saat Engkau selalu mengingat kami.
Jangan biarkan kami lalai, sementara kematian telah dekat.
Lembutkan hati kami dengan dzikir dan taubat.
Jadikan kami hamba-Mu yang siap pulang kapan pun Engkau panggil."
Aamiin ya Rabbal ‘Alamin.

Oleh. Dr. Nasrul Syarif, M.Si. (Penulis Buku Gizi Spiritual dan Dosen Pascasarjana  UIT Lirboyo)

Opini

×
Berita Terbaru Update